Horizzon

Ingat, IKN Masih di Kaltim!

Ketika berbicara tentang IKN, saya memang selalu mengatakan bahwa IKN adalah sebuah proyek besar yang dikelilingi tembok.

Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Syaiful Syafar
DOK TRIBUNKALTIM.CO
Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim. 

Oleh: Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim

SEORANG kawan, yang kebetulan adalah jurnalis senior dari Jakarta, Sabtu (5/10/2024) malam tiba-tiba mengirimi saya sejumlah video tentang suasana Ibu Kota Nusantara (IKN), lengkap dengan taburan cahaya yang membuat kawasan IKN tampak megah. 

Rasa takjub akan kemegahan IKN juga tergambar dari narasi yang disampaikan dalam video tersebut.

Dalam video tersebut, ia bercerita bahwa posisinya tepat berada di depan Istana Garuda yang bertaburan cahaya. 

Tak lupa ia juga menggeserkan kamera ke arah kanan yang kemudian muncul visual gedung perkantoran yang kemudian dijelaskan bahwa yang muncul di dalam video adalah bangunan kantor Kementerian Koordinator I-IV. 

Jurnalis senior yang memang pernah bertugas di Kalimantan Timur ini sengaja datang untuk mengikuti event Fun Run yang digelar di IKN, Minggu (6/10/2024).

Baca juga: Belajar dari Tangis Goenawan Mohamad

Saya sebenarnya berharap, usai mengikuti event tersebut, ia berkenan singgah barang semalam di Balikpapan untuk bertukar kisah, ya setidaknya melanjutkan 'debat' tentang masa depan IKN usai pergantian pucuk pimpinan di Republik ini 20 Oktober nanti. 

Sayangnya, harapan untuk bisa berdiskusi panjang mengeja nasib IKN selepas lengsernya Jokowi ini tak terwujud setelah ia mengirim pesan bahwa ia pamit langsung kembali ke Jakarta dan tak sempat singgah ke Balikpapan. 

Kecewa dengan itu, spontan saya juga menjawabnya dengan sedikit satire, "Ya itulah IKN. Orang Jakarta didatangkan untuk dipertontonkan sebuah proyek Bandung Bondowoso yang megah, tapi seolah tidak pernah mengajak mereka singgah ke Kalimantan Timur. Bahkan mungkin IKN lupa bahwa posisinya ada di Kalimantan Timur." 

Ketika berbicara tentang IKN, saya memang selalu mengatakan bahwa IKN adalah sebuah proyek besar yang dikelilingi tembok.

IKN membangun dirinya sendiri secara massif tanpa pernah peduli bagaimana Kalimantan Timur, lokus tempat mereka dibangun, diakselerasi untuk tumbuh bersama, dan siap apabila ibu kota benar-benar dipindahkan. 

Baca juga: Epilog Kekuasaan dalam Upacara 17-an di IKN

Membangun IKN seolah hanya membuat bangunan megah yang dikelilingi tembok pembatas antara bangunan itu dengan kawasan sekitarnya yang masih tertatih.

IKN lupa, bahwa provinsi tempatnya berada masih memiliki Kabupaten Mahakam Ulu, kabupaten paling ujung di Kalimantan Timur yang sampai saat ini tak memiliki akses jalan darat yang representatif. 

Proyek IKN juga seakan tuli dengan kondisi Balikpapan yang sebenarnya boleh dibilang mengalami krisis air dan berpotensi mengalami problem perkotaan, utamanya lalu lintas ketika dibiarkan begitu saja. 

IKN tak pernah paham bahwa hujan di Balikpapan berarti menjamin ketersediaan air baku untuk sekira sejuta penduduk Balikpapan yang barangkali sudah semakin bertambah dengan proyek IKN.

Terakhir, jumlah penduduk Balikpapan pada Juni 2023 tercatat sebesar 733.396 jiwa. 

Baca juga: Membaca Arah Pemikiran Rocky Gerung

IKN juga seolah tak peduli dengan problem kemacetan yang semakin terasa belakangan ini.

Setahun lalu, satu jam berangkat ke bandara dari kisaran Balikpapan Baru masih bisa mengejar jadwal penerbangan. Namun kali ini, kita butuh dua jam untuk mengamankan jadwal penerbangan, apalagi jika itu pagi hari atau jam pulang kerja. 

Itulah alasan kenapa saya selalu pesimis bahwa IKN akan benar-benar dibangun untuk memindahkan Ibu Kota Negara.

Di kepala saya, memindahkan Ibu Kota Negara bukan sekadar membuat bangunan, tapi juga membangun landasan ekonomi, sosio politik sekaligus budaya. 

Kita paham, mayoritas masyarakat Kalimantan Timur sangat berharap IKN akan benar-benar menjadi jilid ketiga pondasi ekonomi di Kalimantan Timur.

Namun jika sikap kritis terkait prosesnya tak terus disuarakan, maka IKN akan benar-benar menjadi proyek di dalam tembok yang tak pernah peduli dengan Kalimantan Timur. 

Baca juga: Benarkah Kaltim jadi Tuan Rumah IKN?

Harus diakui, klimaks dari proyek IKN tahun ini adalah keriuhan terkait dengan Upacara HUT ke-79 Republik Indonesia yang digelar di IKN.

Saat itu dengan segala keterbatasannya, upacara sukses digelar untuk pertama kalinya di IKN

Venue dan kawasan perkantoran, saat itu sudah tertata dengan baik dengan aspal yang mulus, meski tak bisa disembunyikan di kawasan tersebut masih didominasi jalan tanah dan berdebu serta becek saat hujan. 

Saya pernah berpikir, bahwa upacara di IKN adalah klimaks dari narasi membangun IKN. Namun rupanya, pemerintah pusat dengan segala keterbatasan anggaran yang dimiliki masih memberikan asa kepada Kalimantan Timur

Selain masih tetap mempublish segala kegiatan yang bersifat ground breaking tematik, IKN yang sebelumnya tertutup justru dibuka dan bisa dikunjungi oleh publik.

Baca juga: 3 Kebohongan Paling Epic

Tak terkecuali event lari yang digelar di IKN pada Minggu (6/10/2024), juga bagian dari memelihara asa akan masa depan IKN

Faktanya, pucuk pimpinan di negeri ini akan berganti pada 20 Oktober 2024 mendatang.

Apa pun narasi yang akan melabeli IKN, baik menjadi lokasi wisata, monumen atau benar-benar menjadi Ibu Kota Negara, maka pemerintah pusat harus melibatkan, mendorong sekaligus mengakselerasi Kalimantan Timur untuk tetap bisa menjadi tuan rumah bagi IKN. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved