Berita Kaltim Terkini

Diapresiasi WHO, Pemprov Kaltim Jadi Pelopor Vaksin DBD Pertama di Dunia

Program vaksinasi yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur ini memang sudah dijalankan sejak 2023 lalu

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Nur Pratama
Tribunkaltim.co/Nevrianto HP
Kegiatan Vaksinasi DBD di Kota Samarinda. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menobatkan Provinsi Kalimantan Timur sebagai pelopor vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama di dunia.

Apresiasi secara resmi itu bahkan dipublikasikan secara internasional oleh media global BBC London.

Program vaksinasi yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur ini memang sudah dijalankan sejak 2023 lalu.

"Vaksin DBD ini bukan uji coba, tapi pilot project yang sudah membuktikan hasil nyata.

Dari 10.000 anak yang divaksinasi, tidak ada satu pun yang harus dirawat atau terinfeksi DBD setelahnya," ungkap Kepala Dinkes Kaltim, dr. Jaya Mualimin.

Baca juga: Pemrov Kaltim Dalam 2 Tahun Telah Bangun 321 Rumah Layak Huni Gratis Bagi Masyarakat Kurang Mampu

Pemprov Kaltim semakin berbangga sebab selain mendapat apresiasi World Health Organization (WHO), sejumlah negara dan provinsi di Indonesia mulai menunjukkan ketertarikan untuk mempelajari penerapan program ini.

"Yang pertama datang adalah delegasi dari Kerajaan Selangor, Malaysia. Mereka akan berkunjung ke Kalimantan Timur pada 15-18 Desember 2024 untuk mempelajari langsung proses pelaksanaan vaksinasi ini," jelas dr. Jaya. 

Delegasi Selangor akan diajak mengunjungi sekolah dasar, rumah sakit dan berbagai lokasi pelaksanaan vaksinasi lainnya.

Meski belum masuk program nasional, namun ungkapnya beberapa provinsi di Indonesia seperti Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan juga mulai merasakan manfaat program vaksin DBD.

"Untuk menjadi program nasional memang perlu pembahasan lebih lanjut di DPR RI dan alokasi anggaran yang besar," ujarnya.

Selain vaksinasi DBD, lanjutnya, peningkatan cakupan vaksinasi untuk penyakit lainnya tak kalah pentingnya.

Seperti rotavirus untuk diare pada bayi dan balita, vaksin bronkopneumonia untuk paru-paru basah serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks.

"Khusus untuk vaksin HPV, cakupannya masih rendah karena masih banyak masyarakat yang belum memahami manfaatnya. Vaksin ini penting untuk mencegah kanker serviks, bukan untuk tujuan lain," tegasnya.

Meski mencatat banyak keberhasilan, dr. Jaya mengakui adanya tantangan dalam pelaksanaan program vaksinasi.

Salah satunya adalah rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi dan keterbatasan jumlah agen vaksin yang hanya mencapai 14 unit di Kalimantan Timur.

"Kami berharap program vaksinasi ini bisa menjadi model nasional agar lebih banyak masyarakat yang mendapatkan perlindungan kesehatan," harap dr. Jaya.

Pemerintah daerah berharap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk meningkatkan upaya pencegahan penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat.(*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved