Berita Nasional Terkini

Kebijakan Beli Gas Elpiji 3 Kg di Pangkalan Sulitkan Rakyat, Warga Beralih Gunakan Kayu Bakar

Kebijakan pemerintah yang melarang pengecer menjual gas elpiji 3 Kg, dinilai semakin menyusahkan masyarakat.

TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO
GAS ELPIJI 3 KG - Antrean masyarakat membeli tabung gas elpiji 3 Kg isi ulang di SPBU Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (4/6/2024). Kebijakan pemerintah yang melarang pengecer menjual gas elpiji 3 Kg, dinilai semakin menyusahkan masyarakat. (TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO) 

TRIBUNKALTIM.CO - Kebijakan pemerintah yang melarang pengecer menjual gas elpiji (LPG) 3 Kg, dinilai semakin menyusahkan masyarakat.

"Kebijakan blunder lantaran mematikan pengusaha akar rumput, menyusahkan konsumen," ujar Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhli.

Menurutnya, pengecer selama ini merupakan pengusaha akar rumput dan warung kecil untuk mencari pendapatan dari berjualan elpiji 3 kg.

Karena itu, Fahmy menyebutkan kebijakan baru ini mematikan usaha mereka.

Baca juga: Benarkah Gas Elpiji 3 Kg Langka dan Sulit Dicari? Ini Jawaban Pemerintah Soal Kabar Gas Melon Langka

Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg Langka, Bahlil Lahadalia: Satu Orang Jangan Beli Banyak-banyak Dong!

"Mustahil bagi pengusaha akar rumput untuk mengubah menjadi pangkalan atau pengecer resmi Pertamina karena dibutuhkan modal yang tidak kecil untuk membayar pembelian LPG 3 dalam jumlah besar," jelas dia.

"Kebijakan Bahlil juga menyusahkan bagi konsumen, yang kebanyakan rakyat miskin, untuk membeli kebutuhan LPG 3 kg di pangkalan yang jauh dari tempat tinggalnya," sambungnya.  

Ia menuturkan, pembelian elpiji 3 kg langsung ke pangkalan juga tidak sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto.

Untuk itu, Fahmy berharap agar pemerintah membatalkan kebijakan pembelian elpiji 3 kg ke pangkalan.

Baca juga: Cara Daftar Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg via OSS atau kemitraan.pertamina.com dan Syarat Dokumen

"Kebijakan pemerintah melarang pengecer menjual LPG 3 kg harus dibatalkan. Prabowo harus menegur Bahlil atas kebijakan blunder tersebut agar kebijakan serupa tidak terulang kembali," kata Fahmy.

Sejumlah warga pun mengeluhkan kebijakan ini karena harus menempuh perjalanan lebih jauh untuk bisa mendapatkan elpiji 3 kg.

Keluhan ini salah satunya disampaikan oleh Saepudin, warga Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Dia harus menempuh jarak 15 km dari tempat tinggalnya untuk membeli gas elpiji 3 kg.

Baca juga: Cara Daftar Pangkalan Resmi Gas 3 Kg dan Mencari Pangkalan Elpiji Melon Terdekat secara Online

Apalagi, angkutan umum di daerahnya sangat terbatas.

"Apa pemerintah tidak memikirkan kami yang di pelosok? Untuk makan saja sulit, sekarang makin dipersulit dengan harus membeli gas ke tempat yang jauh," ujarnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (3/2/2025).

Sementara itu, warga Jalan Mendawai III, Kecamatan Jekan Raya, Palangkaraya, Kalimantan Tengah bernama Masiatul Aisyah (40) mengaku kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg dalam sepekan terakhir.

"Harga beli di eceran Rp 38.000 biasanya, ada dua lokasi di lingkungan kompleks kami. Akhir-akhir ini susah mencari elpiji 3 kilo di warung-warung," kata dia, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Mulai 1 Februari 2025 Pemerintah Melarang Pengecer Menjual Gas Elpiji 3 Kg

Aisyah juga mengeluhkan syarat pembelian elpiji 3 kilogram yang dinilainya tidak praktis sehingga menimbulkan antrean.

Lahadalia mengatakan, pemerintah akan membuat aturan untuk membantu pengecer elpiji 3 kg naik kelas menjadi agen resmi.

"Ya memang kalau pengecer-pengecer yang jauh, saya lagi membuat aturan agar mereka statusnya dinaikkan, menjadi pangkalan. Tidak menjadi pengecer," ujarnya.

Menurutnya, aturan ini akan memungkinkan pengecer bisa berubah menjadi pangkalan resmi penjual elpiji 3 kg.

Baca juga: Gas 3 Kg Langka di Pengecer, Ini Cara Mencari Pangkalan Resmi Elpiji Melon Terdekat Secara Online

Kendati demikian, aturan tersebut masih dalam tahap perumusan.

Dia memastikan, pemerintah akan tetap memberikan prioritas terhadap pedagang UMKM untuk memakai gas elpiji 3 kg.

Ketua Umum Partai Golkar ini juga membantah adanya kelangkaan elpiji 3 kg di masyarakat.

"Enggak ada (kelangkaan elpiji 3 kg). Kenapa? Karena semua kebutuhan dari tahun 2024 ke 2025, volumenya sama dan kami siapkan sekarang," kata Bahlil.

Baca juga: Terjawab Sudah Kenapa Elpiji 3 Kg Tak Lagi Dijual di Pengecer, jadi Penyebab Gas LPG 3 Kg langka?

Pakai Kayu Bakar

Warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, beralih ke kayu bakar untuk memasak kebutuhan sehari-hari.

Ini terjadi setelah warga kesulitan mencari tabung gas elpiji 3 kilogram (kg).

Diketahui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan kebijakan larangan warung pengecer berjualan gas LPG atau elpiji sejak 1 Februari 2025.

Baca juga: Terjawab Sudah Kenapa Elpiji 3 Kg Tak Lagi Dijual di Pengecer, jadi Penyebab Gas LPG 3 Kg langka?

Salah satu warga yang beralih ke kayu bakar adalah Barkah (41), warga Kampung Cipasung, Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung, Lebak.

Barkah bercerita bahwa dia sudah menggunakan kayu bakar sejak Minggu (2/2/2025) karena tidak mendapatkan gas elpiji walaupun sudah berkeliling ke sejumlah warung.

"Dari kemarin jalan ke beberapa warung, tetapi habis semua," kata Barkah saat ditemui di rumahnya, Senin (3/2/2025).

Untuk mencari gas elpiji 3 kg, Barkah mengaku mendatangi satu per satu warung.

Baca juga: Berlaku Mulai Hari Ini! Pengecer Gas Elpiji 3 Kg Wajib Daftar jadi Pangkalan, Ini Caranya

Dia sudah mengunjungi sekitar lima warung, mungkin sudah satu kilometer dia berjalan kaki.

Barkah tidak punya kendaraan sehingga tidak mencari gas ke pangkalan atau agen yang lebih besar karena lokasinya yang jauh.

Karena hal itu, dia akhirnya beralih menggunakan kayu bakar untuk memasak.

"Kalau kayu tinggal cari di kebun sekitar rumah, saya memang punya tungku yang bisa digunakan untuk keadaan darurat sekarang," ujarnya.

Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg Langka, Bahlil Lahadalia: Satu Orang Jangan Beli Banyak-banyak Dong!

Menurut Barkah, bisa saja dia bertahan menggunakan kayu bakar untuk memasak selama gas masih sulit didapat.

Namun, hal ini akan merepotkan karena proses memasak yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan gas.

"Repot kalau pagi buru-buru harus siapkan sarapan untuk anak sekolah, kalau gas kan tinggal cekrek-cekrek saja," kata dia. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Warga Beralih ke Kayu Bakar karena Sangat Sulit Dapatkan Elpiji 3 Kg... "

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dinilai Sulitkan Warga, Pemerintah Diminta Batalkan Skema Baru Pembelian Elpiji 3 Kg"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved