Berita Nasional Terkini

Klaim Hasan Nasbi setelah Pernyataan Kontroversinya Tuai Kecaman, Kini Akui Dukung Kebebasan Pers

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi kini mengklaim bahwa dirinya mendukung kebebasan pers usai pernyataan kontroversinya terkait teror

Kompas.com/Fika Nurul Ulya
HASAN NASBI - Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025). Hasan kini mengklaim bahwa dirinya mendukung kebebasan pers usai pernyataan kontroversinya terkait teror yang dialami kantor Tempo. (Kompas.com/Fika Nurul Ulya) 

TRIBUNKALTIM.CO - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi kini mengklaim bahwa dirinya mendukung kebebasan pers usai pernyataan kontroversinya terkait teror yang dialami kantor Tempo.

Sebagai informasi, setelah sebelumnya mendapatkan kiriman teror berupa kepala babi yang ditujukan kepada jurnalis Tempo, Francisca Christy alias Cica, Rabu (19/3/2025). Kini kantor pemberitaan tersebut kembali mendapatkan kiriman bangkai tikus dengan kepala terpenggal dalam sebuah kardus pada Sabtu (22/3/2025).

Ketika kabar mengenai teror kepala babi tersebut disoroti sebagai ancaman pembungkaman terhadap kebebasan pers, Hasan justru merespons santai dengan pernyataan yang tidak diduga.

“Sudah dimasak aja, kepala babi dimasak aja, saya lihat di media sosialnya Fransisca justru dia minta dikirimin daging babi. Artinya dia tidak terancam kan, buktinya dia bisa bercanda,” ujarnya berkelakar, ketika ditemui di kompleks Istana, Jakarta, Jumat (21/3/2025), seperti dikutip dari Kompas.com.

Pernyataan ini kemudian menuai kritik dan kecaman dari berbagai pihak, seperti Koalisi Masyarakat Sipil yang menganggap bahwa Hasan Nasbi dinilai nirempati dan mengabaikan prinsisp kebebasan pers. 

Baca juga: Host Siniar Bocor Alus Diteror Kiriman Kepala Babi, Tempo tak Tinggal Diam, Siapkan Balasan

Selain itu, pernyataan Hasan dianggap tak pantas untuk diucapkan terutama karena dirinya merupakan pejabat negara.

“Selain tidak berempati, juga melanggar prinsip kebebasan pers,” ujar perwakilan Koalisi dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/3/2025).

"Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden." 

Koalisi meminta Presiden Prabowo Subianto agar tak mendiamkan pernyataan tersebut. 

Mereka menyebut bahwa pernyataan Hasan berpotensi mengandung unsur kebencian terhadap jurnalis atau media yang kritis terhadap masalah negara. 

“Terlepas dari sikap dan posisi media untuk kritis terhadap situasi yang ada, ungkapan yang menyepelekan teror ini mengusik hak rasa aman seseorang, terutama jurnalis dalam kerja-kerja jurnalistiknya,” tulis pernyataan tersebut. 

Klarifikasi Hasan Nasbi: Bukan Mengecilkan Kebebasan Pers

Atas pernyataannya tersebut, ia menyebutkan bahwa kata "dimasak saja" ditujukan kepada pihak yang mengirimkan kepala babi tersebut dengan maksud "mengecilkan" sang peneror.

"Jadi, saya bukan mengecilkan kebebasan pers, tapi justru kita harus mengecilkan si peneror," ungkap Hasan, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (22/3/2025).

Dirinya bermaksud agar membuat pelaku tidak mencapai tujuannya, yakni menebarkan teror.

"Menurut saya, kalau benar dimasak, bisa jedot-jedotin kepala itu si peneror. Gagal deh, kata dia, begitu kan," lanjut Hasan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved