Berita Nasional Terkini

4 Statement Menkes yang Kontroversial, Budi Gunadi Sadikin Dicurigai Incar Kursi Wapres, Responsnya?

Statement Menkes Budi Gunadi Sadikin itu menjadi kontroversi lantaran dianggap terlalu menyederhanakan isu kesehatan.

Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
STATEMENT MENKES KONTROVERSIAL - Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat berbincang dengan Tribun Network di kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (18/11/2024). Terbaru, Menkes menuai kritik gara-gara statementnya yang kontroversial. (TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA) 

"Kalau masih banyak yang minimal Rp 15 juta, itu artinya belum negara maju. Sekarang tantangannya gimana kita naikan dari Rp 5 juta ke Rp 15 juta di 2045," kata dia.

Sebagai Menkes, Budi mengatakan bahwa tugasnya adalah menjaga masyarakat agar tetap sehat.

Ia menyatakan bahwa Menkes bertugas tidak seperti dokter yang mengobati masyarakat saat sakit.

"Tugas Menteri Kesehatan adalah menjaga jangan sampai sakit, menjaga tetap sehat, itu sebabnya namanya Menteri Kesehatan, bukan Menteri Kesakitan," sambungnya.

3. Singgung obesitas dan harapan hidup 

Pada acara yang sama, Budi juga menyoroti dampak obesitas terhadap harapan hidup.

Ia menyebut, obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti darah tinggi dan diabetes, yang jika tidak segera ditangani dapat berujung pada stroke dan penyakit jantung.

"Obesitas itu bisa darah tinggi dan gula. Darah tinggi dan gula, 5 tahun didiamkan, (kena) stroke sama jantung, wafat kita enggak sampai 74 tahun," ujar Budi.

Budi menyebut, penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di Indonesia adalah stroke.

Stroke, kata dia, merupakan pembunuh nomor satu yakni sebanyak 300.000 orang per tahun.

Kemudian kedua, ada penyakit jantung dengan total membunuh 250.000 orang per tahun.

"Nomor tiga itu kanker, nomor empat itu ginjal," ungkapnya.

Budi mengatakan, empat penyakit tersebut merupakan penyakit kronis di Indonesia yang menyebabkan kematian dalam waktu lima tahun jika tidak diobati.

"Jadi kita bukan kena hari ini, besoknya meninggal, enggak. Rusaknya itu empat atau lima tahun, baru meninggal," ujarnya.

Tingginya angka kematian penyakit kronis tersebut semakin parah karena penderitanya tidak rutin mengecek kesehatan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved