Berita Nasional Terkini

4 Statement Menkes yang Kontroversial, Budi Gunadi Sadikin Dicurigai Incar Kursi Wapres, Responsnya?

Statement Menkes Budi Gunadi Sadikin itu menjadi kontroversi lantaran dianggap terlalu menyederhanakan isu kesehatan.

Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
STATEMENT MENKES KONTROVERSIAL - Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat berbincang dengan Tribun Network di kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (18/11/2024). Terbaru, Menkes menuai kritik gara-gara statementnya yang kontroversial. (TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA) 

Untuk itu, Budi mengingatkan masyarakat untuk ikut program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

"Itu sebabnya dilakukan cek kesehatan gratis Pak Prabowo, karena orang Indonesia harus cek kesehatan yang sudah dimulai 10 Februari," tuturnya.

4. Izinkan dokter umum lakukan operasi caesar

Menkes Budi Gunadi Sadikin juga mewacanakan akan membuka izin bagi dokter umum untuk melakukan operasi caesar, terutama di wilayah yang tidak memiliki dokter spesialis kandungan.

Kebijakan ini ditujukan untuk menjawab tantangan keterbatasan tenaga medis di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). 

Pernyataan tersebut disampaikan Menkes Budi di Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Ia menyebutkan bahwa kebijakan ini akan disertai pelatihan khusus bagi dokter umum yang nantinya akan melakukan tindakan bedah persalinan.

"Langkah ini kami ambil karena di banyak daerah 3T tidak tersedia dokter spesialis kandungan. Dokter umum akan mendapatkan pelatihan pembedahan persalinan terlebih dahulu," ujar Budi seperti dikutip dari Kompas.com

Tak berselang lama, statement Menkes tersebut mendapat tanggapan keras dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). 

Ketua Umum POGI, Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.O.G., Subsp.Onk., DMAS, M.Kes., menilai kebijakan tersebut berbahaya dan menurunkan standar kompetensi medis secara signifikan.

"Penurunan level kompetensi tindakan medis ke dokter umum ini merupakan wacana yang sangat membahayakan," kata Yudi dalam pernyataan resminya, Rabu (14/5/2025).

Menurut POGI, setiap tindakan medis, apalagi yang bersifat bedah seperti seksio sesarea (operasi caesar), harus dilakukan oleh tenaga medis yang telah mendapatkan pelatihan dan memiliki kompetensi spesifik.

Operasi caesar merupakan prosedur invasif yang kompleks dan berisiko tinggi.

"Tindakan tersebut juga bertentangan dengan standar kompetensi global yang diakui oleh WHO, WFME, RCOG, dan ACOG," tegas Yudi.

Diprotes Guru Besar Kedokteran UI

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved