Lifestyle

7 Tanda di Tubuh yang Menunjukkan Kamu Kelebihan Gula, Waspadai Sebelum Terlambat!

Waspadai ini 7 tanda tubuh kelebihan gula, bila asupannya berlebihan gula justru bisa menjadi ancaman bagi kesehatan.

Editor: Yara Tahnia
Bisnis Tempo.co
PENYEBAB KELEBIHAN GULA - Inilah perbedaan sukrosa, glukosa dan fruktosa. Waspadai ini 7 tanda tubuh kelebihan gula, bila asupannya berlebihan gula justru bisa menjadi ancaman bagi kesehatan. (Bisnis Tempo.co) 

TRIBUNKALTIM.CO - Waspadai ini 7 tanda tubuh kelebihan gula, bila asupannya berlebihan gula justru bisa menjadi ancaman bagi kesehatan.

Karena gula merupakan zat yang penting bagi tubuh karena berperan sebagai sumber energi utama, namun manfaatnya hanya akan optimal jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Secara alami, gula terdapat dalam berbagai makanan, seperti buah-buahan segar namun, gula juga kerap ditambahkan ke dalam makanan dan minuman olahan.

Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsinya agar tidak berdampak buruk pada tubuh.

Bagaimana Gula Diproses dalam Tubuh?

Mengutip dari Kompas.com dan Harvard Health Publishing, setelah dikonsumsi, sebagian besar gula dicerna dan diserap oleh usus kecil.

Tubuh menggunakan enzim khusus untuk memecah molekul gula kompleks menjadi tiga bentuk sederhana: glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

Baca juga: Diet Tanpa Gula: Pilihan Sehat untuk Turunkan Berat Badan dan Kurangi Risiko Penyakit

Sehingga glukosa kemudian disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen, yang dapat digunakan kembali saat tubuh membutuhkan energi.

Namun, saat kadar glukosa dalam darah meningkat, pankreas akan mengeluarkan hormon insulin untuk mengantarkan glukosa ke sel-sel tubuh sebagai bahan bakar.

Masalah muncul ketika asupan gula terus-menerus berlebihan.

Dalam jangka panjang, tubuh bisa mengalami resistensi terhadap insulin.

Hal ini meningkatkan risiko terjadinya peradangan kronis, diabetes tipe 2, dan berbagai penyakit serius lainnya.

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi gula tambahan yang berlebihan berhubungan dengan peningkatan berat badan, obesitas, gangguan jantung, perlemakan hati nonalkohol (fatty liver), hingga risiko kanker.

Tak hanya fisik, kelebihan gula juga dapat memengaruhi kondisi psikologis, seperti memicu suasana hati yang buruk atau perubahan mood yang tidak stabil.

Lantas, apa tanda tubuh kelebihan gula? Simak penjelasan di bawah ini.

Tanda tubuh kelebihan gula

Inilah perbedaan sukrosa, glukosa dan fruktosa
PENYEBAB KELEBIHAN GULA - Inilah perbedaan sukrosa, glukosa dan fruktosa. Waspadai ini 7 tanda tubuh kelebihan gula, bila asupannya berlebihan gula justru bisa menjadi ancaman bagi kesehatan. (Bisnis Tempo.co)

Masih dilansir dari sumber yang sama Kompas.com, berikut beberapa tanda tubuh kelebihan gula yang jarang diketahui:

1. Mudah lapar

Jika Anda mengonsumsi terlalu banyak kalori melalui tambahan gula, salah satu tanda utama yang mungkin akan dialami oleh tubuh adalah rasa lapar yang terus menerus.

Tanpa protein, serat, dan lemak sehat, yang tidak dimiliki sebagian besar makanan tinggi gula, tubuh akan membakar gula dengan cepat dan meningkatkan rasa lapar.

Pada akhirnya, kondisi ini dapat menyebabkan tubuh terus mengemil yang dapat memicu pertambahan berat badan.

2. Gampang marah

Perasaan murung, mudah tersinggung, gelisah, atau mudah marah bisa menjadi tanda tubuh kelebihan gula.

Sebuah penelitian menunjukkan, mengonsumsi gula tambahan dapat meningkatkan peradangan, memperburuk suasana hati, dan menyebabkan gejala depresi.

Makanan atau camilan tinggi gula tanpa protein dan lemak dengan cepat meningkatkan gula darah, tetapi saat tubuh terburu-buru memproses semuanya, tingkat energi akan menurun dan membuat Anda merasa lesu dan mudah tersinggung.

Selain itu, ketika glukosa dalam aliran darah rendah karena kadar insulin melonjak setelah mengonsumsi banyak gula tambahan, kadar glukosa darah di otak juga menurun.

Untuk diketahui, otak kita juga sangat bergantung pada tingkat gula darah yang normal sebagai bahan bakarnya.

Baca juga: Daging Kepiting Punya Manfaat Baik untuk Tubuh, Dipercaya Kurangi Risiko Penyakit Alzheimer

3. Mudah lelah

Gula mudah diserap dan dicerna oleh tubuh jadi, jika tubuh merasa mudah lelah, ini mungkin disebabkan oleh banyaknya gula yang Anda konsumsi.

Diketahui, gula adalah sumber energi yang sangat cepat, jadi berapa pun banyak yang Anda makan, dalam 30 menit tubuh akan mengirimkan sinyal lapar, Anda akan merasa lapar lagi dan merasakan kekurangan energi.

Perubahan besar gula darah dan insulin juga dapat menyebabkan tingkat energi menurun dan memengaruhi tingkat energi Anda secara keseluruhan.

4. Tekanan darah naik

Terlalu banyak mengonsumsi gula juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada seseorang.

Menurut penelitian, mengonsumsi minuman manis memiliki hubungan yang signifikan dengan tekanan darah tinggi dan tingginya kejadian hipertensi.

Namun ahli memperingatkan bahwa hubungan sebab-akibat langsung belum ditemukan.

Meski demikian, yang diketahui para ilmuwan adalah kadar glukosa yang tinggi dapat merusak lapisan pembuluh darah kita, sehingga memudahkan lipid seperti kolesterol menempel pada dinding pembuluh darah.

Jika hal itu terjadi, maka pembuluh darah akan mengeras.

Ketika pembuluh darah mengeras, tekanan darah Anda naik.

5. Kulit berjerawat dan lebih cepat keriput

American Academy of Dermatology menyarankan untuk mereka yang sedang berusaha menyembuhkan jerawat untuk mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi gula, terutama gula tambahan.

Baca juga: Rahasia Kulit Bersih dan Sehat: Manfaat Buah Pepaya untuk Meredakan Jerawat Meradang

“Kontrol glikemik memainkan peran penting dalam kesehatan kulit dan jerawat,” kata Cording.

Misalnya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa resistensi insulin dapat mempengaruhi perkembangan jerawat.

Kerutan mungkin merupakan tanda lain bahwa Anda mengonsumsi terlalu banyak gula.

Produk akhir glikasi lanjutan, yang merupakan produk gula berlebih, mendorong penuaan kulit.

6. Nyeri sendi

Nyeri pada persendian tak selalun disebabkan karena faktor usia saja.

Namun, nyeri sendi juga bisa dipicu karena konsumsi gula berlebih.

Menurut sebuah survei, di antara 24 persen responden yang menderita rheumatoid arthritis (RA) dan mengatakan makanan mempengaruhi gejalanya, soda dan makanan penutup adalah yang paling sering disebutkan.

Penelitian telah menunjukkan, mengonsumsi soda manis secara teratur dikaitkan dengan peningkatan risiko RA pada beberapa wanita, termasuk mereka yang menderita RA stadium lanjut.

"Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan peradangan sistemik, yang dapat menyebabkan nyeri sendi," kata Cording.

7. Masalah tidur

Tanda tubuh terlalu banyak konsumsi gula selanjutnya yakni dapat menyebabkan masalah tidur pada sebagian orang.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 300 mahasiswa menunjukan, kualitas tidur yang buruk berhubungan secara signifikan dengan konsumsi gula tambahan yang lebih tinggi.

Sebab, siklus tidur dan kualitas tidur tubuh diatur oleh cahaya dan suhu ruangan, serta kontrol glikemik.

“Bagi seseorang yang secara kronis mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah berlebihan, hal ini dapat mengganggu siklus tidur dan kualitas tidurnya,” kata Cording.

Berapa batas konsumsi gula yang dianjurkan?

Baca juga: 9 Manfaat Buah Nanas yang Jarang Diketahui, Menjaga Kesehatan Jantung hingga Mengurangi Peradangan

Batas konsumsi gula untuk masing-masing individu berbeda.

Menurut Kementerian Kesehatan, anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10 persen dari total energi.

Untuk orang dewasa dengan tingkat aktivitas sedang, batas konsumsi gula per hari yang dianjurkan maksimal 4 sendok makan atau 50 gram.

Pedoman diet yang diterbitkan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS dan Departemen Pertanian AS, juga merekomendasikan untuk membatasi kalori dari tambahan gula tidak lebih dari 10 persen setiap hari.

Untuk seseorang yang mengonsumsi 2.000 kalori sehari, jumlah tersebut setara dengan maksimal 12 sendok teh.

Namun, American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk membatasi jumlah gula tambahan harian tidak lebih dari 100 kalori untuk wanita dan 150 kalori untuk pria.

Selain itu, AHA merekomendasikan bahwa anak-anak berusia dua tahun ke atas juga tidak boleh mengonsumsi gula tambahan lebih dari 100 kalori sehari.

Artinya sekitar 6 sendok teh untuk wanita dan anak-anak dan 9 sendok teh untuk pria.

Sementara itu, keduanya sepakat bahwa balita dan bayi di bawah usia 2 tahun tidak boleh mengonsumsi gula tambahan apa pun.

Selain memperhatikan tanda tubuh kelebihan gula di atas, cermati juga batas aman konsumsinya agar tidak sampai berlebihan. (*)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved