OPINI
Sekali lagi Kritik tentang Pengelolaan Rest Area Tol Balikpapan-Samarinda: Mampir karena Terpaksa!
Tulisan saya mewakili suara keluh kesah pelanggan jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang menggunakan fasilitas Rest Area.
Padahal kalau rest area ini benar-benar bisa menjadi tempat istirahat yang nyaman dan ramah, mereka mungkin lebih lama lagi mau istirahat dan tidak segan-segan merogoh kocek untuk menikmati kuliner dan berbagai kebutuhan yang lain.
Ada lagi mantan Penjabat (Pj.) Sekda Provinsi Kalimantan Timur, Meiliana, yang mengingatkan kita semua, bahwa kontribusi Pemprov Kaltim dalam mewujudkan pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda tidaklah sedikit.
Ia bercerita sempat didatangi para pemilik lahan untuk pembayaran ganti rugi, termasuk pembangunan Jembatan Pulau Balang.
Penulis jadi teringat waktu mendapatkan amanah sebagai Camat Penajam 27 tahun yang lalu (1988-1999), di mana Kecamatan Sepaku baru satu tahun dimekarkan dari wilayah Kecamatan Penajam dan masih wasuk wilayah Kabupaten Paser.
Penelitian tentang rencana pembangunan Jembatan Pulau Balang sudah dilakukan, karena penulis selaku Camat Penajam selalu mendapatkan tembusan laporan progress rencana pembangunan Jembatan Pulau Balang.
Baca juga: Viral! Kilo 6 Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Ditutup Warga dengan Tanah dan Ranting
Seorang pengguna jalan tol, mau berkumur dan berwudhu saja sampai ketakutan, karena warna airnya kecoklatan dan bau.
Wanita yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) ini, takut kalau airnya najis.
Kisah-kisah horor ini bukan bermaksud untuk memperkeruh atau menjelek-jelekkan manajemen BPJT, tapi para pengguna fasilitas rest area ingin segera ada perbaikan, khususnya untuk perbaikan toilet di rest area.
Belum lagi kita bicara tentang kemulusan jalan tol. Jalan Tol Balikpapan-Samarinda hampir semua ruas jalannya belum ada yang diaspal.
Dari panjang jalan sekitar 99 km, mungkin baru 5 - 8 km yang sudah diaspal. Itu pun yang diaspal hanya spot-spot pendek, kecuali yang melintasi jembatan yang melintasi hulu Sungai Manggar, sepanjang 613 meter di km 13.
Ruas jalan tol yang telah diaspal dengan yang belum diaspal, tentu berbeda rasanya.
Suara kendaraan menjadi lebih rendah, karena gesekan roda mobil dengan ruas jalan yang sudah diaspal menjadi lebih rendah.
Baca juga: Keresahan Pengguna Rest Area di Tol Balikpapan-Samarinda
Ini dapat berakibat terhadap masa pakai ban mobil menjadi lebih panjang, dibandingkan dengan ruas jalan yang belum diaspal.
Begitu juga masih banyak ruas jalan tol yang bergelombang, dengan tingkat penurunan maupun maupun kenaikan jalan yang tajam/curam.
Akibatnya bagi pengemudi jalan tol yang belum tahu kondisi tersebut, serta dengan kecepatan yang tinggi, dapat mengakibatkan goncangan yang dahsyat serta bisa menimbulkan kecelakaan.
Pembelajaran Mendalam di SMK, Implementasi Teaching Factory |
![]() |
---|
Paradigma Baru Ekonomi Pariwisata: Perspektif Kelembagaan |
![]() |
---|
Keresahan Pengguna Rest Area di Tol Balikpapan-Samarinda |
![]() |
---|
Awas!, Jangan Salah Memilihkan Jurusan Anak di SMK, Ini Dampaknya! |
![]() |
---|
100 Hari Kinerja Gubernur Kaltim, Saatnya Bicara Data Bukan Prasangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.