Sosok

Dokter Gigi Syahril Samad Sukses Operasi TMJ Langka, Buka Mulut Pasien Setelah 10 Tahun

Pasien perempuan berusia 44 tahun akhirnya bisa kembali membuka mulut setelah lebih dari satu dekade mengalami rahang yang terkunci total. 

|
HO/drg. SYAHRIL SAMAD
MENYELAMATKAN RAHANG - Operasi menyelamatkan fungsi sendi rahang tersebut dilakukan oleh drg. Syahril Samad, Sp.B.M.M., Subsp.T.M.T.M.J.(K), pada Kamis (17/7/2025) di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie (RSUD AWS), Samarinda. (HO/drg. SYAHRIL SAMAD) 

Untuk rekonstruksi, drg. Syahril Samad menggunakan bagian tubuh pasien sendiri.

Baca juga: Dokter Umum RS Pertamina Balikpapan dr. Rony Kharisma Beber Pemicu Sakit saat Musim Pancaroba 

Tulang rusuk diambil untuk menggantikan kepala sendi yang dipotong, dan jaringan lemak dari perut digunakan untuk membungkus area rekonstruksi agar lebih stabil.

“Jadi saya ambil juga dari lemak perut. Jadi saya ambil, saya potong sendinya, terus saya ambil penggantinya dari tulang rusuknya, gantikan sendinya, kemudian saya bungkus dipasang permanen situ, tapi dari lemak perut.” ucapnya.

Selain kompleksnya tindakan pembedahan, tantangan lain adalah proses anestesi.

Karena pasien tidak dapat membuka mulut, maka teknik bius umum melalui jalur mulut tidak memungkinkan. 

Baca juga: Mengenal Mery Enjelica Cristin, Dokter Masa Depan dari Mahakam Ulu Sabet 3 Penghargaan

Tim anestesi yang terdiri dari dr. Mulyono Sp.An-KMN, dr. Tias Diah Setiari Sp.An-KIC, dan dr. Teddy Ferdinand Sp.An-KAKV menggunakan metode fiber optic yaitu alat khusus yang dimasukkan lewat hidung untuk memudahkan pemasangan alat bantu pernapasan.

“Sekarang anestesi sudah banyak yang hebat di rumah sakit ini kan. Jadi lewat fiber optic namanya. Itu tim anestesinya hebat, jadi bisa terbius pasien. Jadi selangnya dari aman. Jadi kita bisa operasi dengan baik.” katanya.

Operasi berlangsung selama kurang lebih 6 jam.

Tindakan ini tergolong sangat berisiko karena area TMJ dikelilingi oleh banyak saraf penting di wajah. 

Baca juga: Burnout Bisa Picu Penyakit Fisik Serius, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Siloam Hospital Balikpapan

Jika salah satu saraf tersebut terkena, dapat mengakibatkan kelumpuhan sebagian wajah seperti tidak bisa mengangkat alis atau menutup mata.

Namun, pascaoperasi, kondisi pasien stabil dan tidak menunjukkan gejala kerusakan saraf.

“Jarang yang bisa mengerjakan karena banyak saraf-saraf wajah yang bisa fatal kalau rusak. Jadi bisa tidak bisa buka mata atau alisnya bisa tidak sinkron. Tapi ini dua hari kita cek semua normal, aman semua.” tambahnya.

Kini pasien telah berhasil membuka mulut kembali setelah 10 tahun lamanya.

Baca juga: Program Gratispol Kesehatan Khusus Siapkan Dokter Spesialis untuk Kalimantan Timur

Proses pemulihan masih terus berlangsung.

Pasien akan menjalani fisioterapi untuk melatih kembali fungsi otot rahang. 

Perawatan lanjutan seperti pembersihan karang gigi juga direncanakan, namun baru akan dilakukan sebulan setelah operasi untuk memastikan tidak ada infeksi pada area graft.

“Tapi itu setelah 1 bulan. Kita tidak lakukan cepat karena kita ada graf, kita harus lindungi graf itu dari kontaminasi-kontaminasi. Baru bisa kita evaluasi lagi.” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved