Berita Balikpapan Terkini
Harga Eceran Tinggi jadi Kendala Distribusi Beras Premium di Balikpapan
Kelangkaan beras premium di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur menjadi keluhan masyarakat
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kelangkaan beras premium di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur menjadi keluhan masyarakat.
Direktur Utama Perumda Manuntung Sukses, Andi Sangkuru, menjelaskan ketersediaan beras premium terhambat karena harga dari pabrik sudah lebih tinggi dibandingkan HET yang dipatok Badan Pangan Nasional.
Kondisi ini membuat distributor dan pedagang kesulitan menetapkan harga jual yang sesuai di pasaran.
Ada kendala di mana HET itu sudah dipatok oleh pemerintah melalui Badan Pangan Nasional.
Baca juga: Polresta Balikpapan Kawal Gerakan Pangan Murah, Beras SPHP Dijual Sesuai HET
"Nah, itu yang menjadi kendala sekarang," beber Andi Sangkuru, Selasa (12/8/2025) di Balikpapan.
Menurut Andi, masalah tersebut tidak hanya menghambat distribusi, tetapi juga berpotensi mengganggu stabilitas pasokan.
Ia menilai, diperlukan langkah cepat agar dampaknya tidak semakin luas bagi masyarakat.
"Yang jelas, pemerintah harus ikut ambil bagian, harus turun tangan, karena ini sudah di level kebijakan, sudah di level aturan," tegasnya.
Kesalahan Pelabelan Kualitas
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Budiono, mengungkapkan, penyebab kelangkaan beras adalah kesalahan pelabelan kualitas oleh distributor.
Pasalnya, berdasarkan temuan di lapangan, ada beras kualitas medium yang justru diberi label premium dan dijual dengan harga lebih tinggi.
Akibatnya, distributor menahan pasokan karena tidak sesuai standar.
"Sebaiknya saya sarankan distributor untuk mengembalikan yang medium tetap dijual medium," ujarnya, Senin (11/8/2025).
Baca juga: Stok Beras Premium di Balikpapan Hanya Cukup Seminggu, Walikota Rahmad Masud Sidak Sejumlah Tempat
Menurut Budiono, langkah ini penting agar pasokan kembali beredar dan kelangkaan dapat diatasi.
Ia menambahkan, pedagang enggan menjual beras yang salah label karena takut merugi, mengingat harga medium yang dipatok setara premium membuat penjualan sulit dilakukan.
Budiono juga menilai masyarakat lebih memilih beras berkualitas baik dengan harga terjangkau.
Untuk itu, ia mendorong agar pemerintah hanya menetapkan dua kategori beras di pasaran, yakni beras Bulog dan beras biasa, tanpa membedakan medium atau premium.
"Ayo tolong dikembalikan itu, agar kelangkaan itu tidak ada," pungkasnya. (*)
Parkir Sembarangan Hambat Penyelesaian Jalan di Balikpapan Baru |
![]() |
---|
5 Fakta Truk yang Parkir Liar di Sekitar RS Balikpapan Baru, Keluhan Warga dan Kendala Dishub |
![]() |
---|
Dugaan Pencemaran Limbah Unggas di Pesisir Pasar Baru Balikpapan, DLH Telusuri Drainase |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah Balikpapan, 50 Sak Beras SPHP Ludes Terjual di Karang Joang |
![]() |
---|
Ratusan Pemuda Kumpulkan 1,5 Ton Sampah dalam Aksi Bersih-bersih di Balikpapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.