Berita Pemkot Bontang

Membangun Fasilitas Biodigester TPA Bontang Lestari, Ubah Sampah jadi Energi Ramah Lingkungan

Pemkot Bontang segera memiliki fasilitas pengolahan sampah organik berbasis energi ramah lingkungan di Kota Bontang

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
PENGOLAHAN SAMPAH BONTANG - Walikota Bontang Neni Moerniaeni saat memaparkan program di hadapan tim KOICA Indonesian Office, Pemerintah Jeju, dan Kementerian Lingkungan Hidup di Kantor Wali Kota Bontang, Selasa (4/11/2025). Proyek ini akan membawa Bontang naik kelas, dari kota bersih menjadi kota energi hijau. (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN) 

Ringkasan Berita:
  • Pemkot Bontang akan membangun fasilitas biodigester di lahan seluas 1,5 hektare;
  • Mengubah sampah organik menjadi energi gas metana untuk rumah tangga;
  • Bangun biodigester dari proyek hibah bernilai Rp155,9 miliar;
  • Mencakup pembangunan 30 Rumah Bersih di empat kecamatan.

 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Pemkot Bontang segera memiliki fasilitas pengolahan sampah organik berbasis energi ramah lingkungan di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur.

Pemerintah Kota Bontang akan membangun biodigester di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bontang Lestari seluas 1,5 hektare melalui proyek kerja sama dengan KOICA, Pemerintah Provinsi Jeju Korea Selatan, dan Kementerian Lingkungan Hidup RI.

Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, mengatakan proyek hibah senilai Rp155,9 miliar ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya mewujudkan Bontang sebagai kota berkelanjutan berbasis teknologi hijau.

“Fasilitas biodigester di TPA Bontang Lestari akan mengubah sampah organik menjadi energi gas metan yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga,” ujar Neni, saat memaparkan program di hadapan tim KOICA Indonesian Office, Pemerintah Jeju, dan Kementerian Lingkungan Hidup di Kantor Wali Kota Bontang, Selasa (4/11/2025).

Baca juga: DLHK Berau Berencana Ubah TPA Bujangga Jadi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

Selain fasilitas utama, proyek ini juga mencakup pembangunan 30 Rumah Bersih di empat kecamatan. 

Tiap rumah akan dilengkapi dengan sarana pemilahan dan pengemasan sampah daur ulang.

Tak hanya infrastruktur, kerja sama ini juga akan menyentuh aspek sosial melalui pelatihan dan kampanye edukasi pengelolaan sampah berkelanjutan.

“Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga upaya mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan,” tuturnya.

Dalam skema kerja sama tersebut, KLHK bertindak sebagai penerima hibah dan pelaksana proyek, KOICA sebagai pengelola dana, Jeju sebagai mitra promotor, dan Pemkot Bontang sebagai pelaksana teknis di lapangan.

Baca juga: 2 Strategi Pengolahan Sampah pada Penyangga IKN Nusantara di Kaltim

“Kami sudah siapkan lahan clean and clear agar proyek bisa langsung berjalan,” tegas Neni.

Ia menambahkan, inisiatif ini merupakan kelanjutan dari berbagai capaian Bontang di bidang lingkungan, termasuk sembilan kali penghargaan Adipura dan tiga kali Adipura Kencana.

Dengan adanya fasilitas biodigester, Bontang diharapkan tidak hanya dikenal sebagai kota bersih, tetapi juga kota energi hijau yang mendukung pengurangan emisi karbon.

“Proyek ini akan membawa Bontang naik kelas, dari kota bersih menjadi kota energi hijau,” kata Neni.

Lebih jauh, ia menyebut proyek ini menjadi bagian dari strategi besar Pemkot untuk menjadikan Bontang sebagai mitra Ibu Kota Nusantara (IKN) yang maju dan ramah lingkungan. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved