Berita Nasional Terkini

Penipuan Online Ancaman bagi Ekonomi Digital Indonesia, Pelaku Paling Sering Lewat SMS

GASA meuncurkan laporan ‘State of Scams in Indonesia 2025’ untuk memerangi penipuan digital dan memperkuat ketahanan siber Nasional.

|
Editor: Sumarsono
Tangkap Layar GRAFIS GASA-INDOSAT
LANSKAP PENIPUAN DIGITAL - Grafis hasil penelitian terungkap aksi penipuan digital atau secara online menjadi ancaman bagi Ekonomi Digital di Indonesia, 66 persen orang jadi korban. 

Aileen menambahkan, pendekatan Mastercard berfokus pada kolaborasi—berbagi intelijen, berinvestasi dalam inovasi, dan membangun hubungan untuk memperkuat ketahanan siber bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Laporan ini menegaskan luasnya dampak penipuan digital dan perlunya respons terpadu lintas sektor.

Sebagai Wakil Ketua GASA Indonesia Chapter, Mastercard berkomitmen mengubah rekomendasi laporan ini menjadi langkah nyata demi membangun ekonomi digital yang lebih aman, tepercaya, dan inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Putri Alam, Government Affairs and Public Policy Director Google Indonesia, mengatakan, Google berkomitmen untuk membangun ekosistem internet yang lebih aman.

“Pendekatan kami berfokus pada penerapan fitur keamanan berbasis AI yang tertanam langsung di produk utama kami yang didesain dengan prinsip private by default dan secure by design.”

“Contohnya, AI pada perangkat kami memungkinkan deteksi penipuan secara real-time di Google Messages dan memperkuat fitur Safe Browsing di Chrome untuk melindungi pengguna dari situs phishing,” jelasnya.

Upaya ini, bersama program perlindungan lanjutan seperti Priority Flagger Program dan intelijen penipuan proaktif.

“Seperti yang dijelaskan lebih detail pada panduan terbaru kami tentang penipuan dan kejahatan siber, menunjukkan bahwa tidak ada satu pihak pun yang dapat menyelesaikan tantangan ini sendirian.

Kami bangga dapat bekerja bersama GASA dalam mempercepat aksi lintas sektor, dan sebagai pimpinan Komite Edukasi dan Kesadaran, kami berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat Indonesia agar dapat menjelajahi dunia digital dengan aman dan percaya diri,” tuturnya.

Brian D. Hanley, GASA APAC Director, menegaskan, setiap kasus penipuan di Indonesia memiliki wajah manusia di baliknya—orang tua yang kehilangan tabungan, mahasiswa yang takut melaporkan kejahatan, atau pelaku UMKM yang tidak bisa bangkit kembali.

“Penipuan tidak hanya mengambil uang, tetapi juga kepercayaan antar manusia. Karena itu, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil harus bersatu untuk membangun kembali kepercayaan digital bersama,” tandasnya.

Baca juga: Sahabat-AI Diluncurkan, Indosat dan GoTo Kini Dapat Gunakan Bahasa Jawa, Sunda, Bali dan Batak

Rekomendasi dari Laporan

Laporan ini merumuskan 10 rekomendasi utama untuk mengatasi ancaman penipuan, yang terbagi dalam tiga area tindakan:

  • Memberdayakan konsumen melalui edukasi berkelanjutan, layanan bantuan nasional, dan dukungan terpadu bagi korban penipuan.
  • Mewujudkan internet yang lebih aman dengan pemblokiran penipuan di tingkat jaringan serta peningkatan kemampuan penelusuran transaksi penipuan di berbagai platform dan sistem pembayaran.
  • Memperkuat kerja sama lintas sektor melalui pembentukan jaringan pusat anti-penipuan, kejelasan tanggung jawab penyedia layanan, langkah pencegahan yang lebih kuat, serta kolaborasi global dalam investigasi dan penegakan hukum.
  • Rekomendasi ini akan menjadi panduan bagi misi GASA Indonesia Chapter dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, melalui upaya membangun kepercayaan digital dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan ketahanan siber kolektif melalui berbagi pengetahuan, laporan ini menyediakan wawasan dasar yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat upaya nasional dalam edukasi publik, kampanye yang terarah, serta pengembangan kebijakan di bidang keamanan digital.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui survei daring terhadap 1.000 responden berusia 18 tahun ke atas di seluruh Indonesia, antara 26 Februari hingga 14 Maret 2025.

Sampel disesuaikan agar mewakili populasi nasional orang dewasa di Indonesia.

Studi ini meneliti paparan terhadap penipuan, tingkat korban, serta persepsi masyarakat terhadap tanggung jawab pencegahan penipuan digital. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved