OPINI

Kaltim Berkelanjutan: Menambang Nilai, Bukan Bumi

Di era transisi menuju ekonomi hijau, Kaltim dihadapkan pada pilihan yakni melanjutkan pola lama mengekstraksi alam atau menemukan jalan baru.

HO
Syahrul Karim, Dosen Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Balikpapan 

Tak ada keberlanjutan ekonomi tanpa keberlanjutan lingkungan. Alam adalah fondasi dari semua kegiatan manusia. 

Ketika rusak, semua sistem lain akan goyah. Oleh sebab itu, pariwisata berkelanjutan harus menempatkan ekologi sebagai roh pembangunan. 

Ekowisata memberi ruang bagi alam untuk bernafas kembali. Ia mengubah cara kita memandang alam  dari objek eksploitasi menjadi subjek kehidupan. 

Di Balikpapan misalnya, pengelolaan Kawasan Mangrove Center Graha Indah membuktikan bahwa wisata dan konservasi bisa berjalan seiring. 

Masyarakat memperoleh pendapatan dari tiket dan edukasi, sembari menanam kembali mangrove yang menjadi benteng alami pesisir. 

Bayangkan jika setiap kunjungan wisatawan ke Kaltim turut menanam pohon, jika setiap perjalanan ke pantai membawa pesan kebersihan, atau jika setiap pengalaman wisata menjadi sarana belajar tentang pentingnya konservasi. 

Maka setiap langkah wisata akan menjadi doa kecil bagi bumi.

Pariwisata berkelanjutan tidak akan tumbuh jika hanya menjadi jargon dan seremoni. 

Ia membutuhkan kesadaran kolektif dan komitmen lintas sektor dari pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, media, hingga masyarakat itu sendiri. 

Pemerintah daerah harus berani menempatkan pariwisata sebagai poros pembangunan daerah. 

Bukan sektor pelengkap, melainkan sektor strategis yang menopang ekonomi hijau dan mengurangi ketergantungan pada industri ekstraktif.

Kebijakan yang berpihak pada kelestarian seperti insentif bagi desa wisata hijau, pengelolaan kawasan konservasi terintegrasi, dan pelatihan SDM pariwisata berkelanjutan perlu diperkuat. 

Dunia pendidikan dan media memiliki peran membangun narasi baru,  pariwisata bukan sekadar hiburan, melainkan jalan menuju peradaban yang lebih bijak terhadap bumi. 

Yang paling, masyarakat Kaltim arus memulai dari diri sendiri. 

Menjadi wisatawan yang bertanggung jawab, pelaku yang menghormati alam, dan warga yang bangga dengan kearifan lokalnya.

Ini sejalan dengan tema hari Pariwisata Dunia 27 September 2025 - “Pariwisata dan Transformasi Berkelanjutan”. 

Menggambarkan arah baru pengembangan pariwisata global yang tidak lagi berfokus hanya pada pertumbuhan ekonomi dan jumlah wisatawan, tetapi juga pada perubahan sistemik menuju praktik yang adil, inklusif, dan berwawasan lingkungan. 

Seruan untuk kembali menata harmoni antara manusia, alam, dan ekonomi. 

Bagi Kalimantan Timur, momentum ini terasa seperti panggilan moral dan ekonomi sekaligus. 

Baca juga: Politeknik Balikpapan Berkontribusi Pasang Tenaga Surya Solar Cell dan Teknologi Photocell

Sebab sudah terlalu lama, perekonomian provinsi ini berdiri di atas kaki yang rapuh, sumber daya yang digali tanpa henti, dan cadangan alam yang menipis tanpa sempat pulih.

Pada akhirnya, keberlanjutan bukan tentang berapa banyak yang kita hasilkan hari ini, tapi berapa lama bumi masih bisa menampung kehidupan kita besok. 

Pariwisata berkelanjutan mengajarkan bahwa keindahan sejati bukan untuk dikonsumsi, tapi untuk dirawat. 

Kesejahteraan bukan tentang menaklukkan alam, tapi hidup selaras dengannya. 

Kalimantan Timur memiliki kesempatan emas untuk menulis bab baru dalam sejarahnya, bab tentang transisi dari ekstraktif menuju atraktif, dari “menambang bumi” menuju “menumbuhkan kehidupan”. 

Kini, saatnya kita semua, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha menjadikan pariwisata berkelanjutan sebagai kompas moral pembangunan Kaltim. 

Karena di balik setiap destinasi indah, tersimpan harapan, bumi ini akan tetap hijau, manusia tetap hidup berdampingan, dan masa depan tetap punya tempat untuk kita semua. 

Bumi tidak membutuhkan kita untuk bertahan, kitalah yang membutuhkan bumi untuk hidup. 

Lewat pariwisata yang berkelanjutan, kita bisa belajar mencintai bumi dengan cara yang lebih benar. (*)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Kaltim Bisa Menggugat!

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved