Berita Samarinda Terkini

DP3A Kaltim Gandeng Ojok Online Cegah Kekerasan Anak dan Perempuan

170 pengemudi ojek online hadir mengikuti pembinaan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
PENCEGAHAN KEKERASAN - Foto bersama para peserta bersama Dinas-dinas terkait dalam agenda pembinaan driver ojol berlian di Bina Bangsa Kesbang Pol Kaltim. (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kalimantan Timur menggandeng ojek online bersama Lindungi Anak (OJOL BERLIAN) untuk memperkuat perlindungan terhadap anak dan perempuan dari berbagai bentuk kekerasan.

Sekitar 170 pengemudi ojek online yang tergabung dari berbagai platform seperti Maxim, Grab, dan Gojek hadir mengikuti pembinaan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan di Ruang Bina Bangsa Kesbang Pol Kaltim. Selasa (7/10/2025).

Baca juga: WhatsApp jadi Sarana Teror, Mantan Suami Ancam Nyawa Istri dan Keluarga di Samarinda

Kepala DP3A Kaltim, Noryani Sorayalita, menjelaskan bahwa para pengemudi ojek online yang telah bergabung dalam OJOL BERLIAN diharapkan dapat menjadi contoh bagi rekan-rekan pengemudi lainnya. 

"Ojek yang tergabung dalam ojol berlian ini bisa menjadi role model ya bagi ojek lainnya," ujar Noryani.

Ia berharap seluruh pengemudi ojek online di Kaltim dapat bergabung dalam OJOL BERLIAN. Melalui wadah ini, para pengemudi diharapkan tidak hanya sekadar mengantarkan penumpang, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam memastikan keamanan, khususnya bagi anak-anak dan perempuan.

Noryani menegaskan bahwa peran utama para pengemudi ojol adalah sebagai pelopor pencegahan kekerasan. 

Mereka diharapkan dapat menjadi mata dan telinga di lapangan yang peka terhadap indikasi kekerasan, baik di lingkungan sekitar maupun dalam komunitas ojek online itu sendiri.

"Jadi tentunya harapan kami ojol yang tergabung bukan sebagai pelaku tapi bagaimana mereka menjadi pelopor jika mengetahui kekerasan," tegasnya.

Meskipun hanya sekitar 170 pengemudi yang hadir dalam pembinaan kali ini, Noryani mendorong agar informasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan disebarkan kepada rekan-rekan pengemudi lainnya. 

Mengingat setiap aplikasi memiliki banyak komunitas, para peserta pembinaan diharapkan dapat menjadi juru penerang bagi komunitas mereka masing-masing.

"Nah tentunya nanti mereka yang hadir ini juga bisa memberikan informasi-informasi kepada rekan-rekannya," kata Noryani.

Dalam kegiatan pembinaan tersebut, DP3A menghadirkan dua narasumber penting. Narasumber pertama memberikan edukasi tentang penanganan yang tepat terhadap pelaku maupun korban kekerasan jika terjadi insiden. 

Sementara narasumber kedua dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK hadir untuk memberikan pemahaman tentang pendampingan hukum terhadap korban kekerasan.

Noryani menambahkan bahwa perlindungan tidak hanya difokuskan pada anak-anak, tetapi juga perempuan yang menggunakan layanan ojek online

Kegiatan ini juga dirancang agar penumpang merasa aman tanpa harus memilih-milih berdasarkan gender pengemudi. 

Baik pengemudi laki-laki maupun perempuan harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang perlindungan diri dan pencegahan kekerasan.

"Jadi bukan hanya mereka sebagai pelopor atau pelapor kekerasan tapi juga bagaimana mereka tidak menjadi korban kekerasan," pungkas Noryani. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved