Berita Balikpapan Terkini

Kisah RM Torani, Dari Lapak Festival di Mal Fantasy ke Pusat Kuliner Seafood Ternama di Balikpapan

Bandeng tanpa duri menu legendaris yang menjadi ikon rumah makan ini terlihat baru saja diangkat dari panggangan, kulitnya keemasan dan menggoda

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/Kendri, Mahasiswi FKIP-BSI Uniba
KULINER - Rumah makan Torani menjadi salah satu bukti keberanian menantang resiko dalam persaingan dunia kuliner di Balikpapan, Jumat (31/10). Perjalan RM Torani dari lapal Festival kini menjadi salah satu pusat kuliner seafood ternama di kota Balikpapan. (TRIBUNKALTIM.CO/Kendri, Mahasiswi FKIP-BSI Uniba). 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - Siang itu, aroma gurih khas seafood menyeruak dari dapur RM Torani di Jalan Jenderal Sudirman. Di balik kepulan uap yang menari di atas wajan, para juru masak tampak sigap mengolah pesanan pelanggan yang tak henti berdatangan.

Bandeng tanpa duri menu legendaris yang menjadi ikon rumah makan ini terlihat baru saja diangkat dari panggangan, kulitnya keemasan dan menggoda selera.

Siapa sangka, kesuksesan besar RM Torani yang kini dikenal sebagai Pusat Kuliner Seafood Balikpapan itu berawal dari sebuah tenda kecil di acara Food Festival di Mall Fantasy pada 2006.

Kala itu, nama Torani bahkan belum lahir. Mereka masih bernama Taranifood sebuah usaha kecil dengan semangat besar untuk memperkenalkan bandeng tanpa duri kepada warga Balikpapan.

“Waktu itu kami cuma jual dua menu, Bandeng Tanpa Duri dan Pepes Kepiting,” kenang Supervisor RM Torani, Erwen Alexa Chandra kepada Tribunkaltim.co, Jumat (31/10/2025).

Baca juga: Dari Tenda ke Istana, Cerita Restoran Torani Balikpapan Sukses Layani Konsumsi Pejabat Negara di IKN

Dia menyebutkan, dalam semalam bisa laku sampai 90 kilogram bandeng. Banyak pelanggan yang minta kami buka tempat makan tetap.

Permintaan yang terus melonjak membuat tim kecil itu berpikir lebih besar. Akhirnya, pada 5 April 2006, mereka memberanikan diri membuka gerai pertama di Jalan Jenderal Sudirman Komplek Lapas No. 73 kawasan yang akrab disebut Stal Kuda.

Dari situlah nama Torani mulai dikenal.

Dari awal yang sederhana, RM Torani berkembang pesat. Hanya bermodal 12 karyawan, kini mereka memiliki ratusan staf dan beberapa cabang di Balikpapan dan Samarinda. Jalan MT Haryono, Jalan Juanda, hingga gerai besar di kawasan Sudirman menjadi saksi perjalanan panjang sebuah cita rasa yang tak pernah pudar.

Namun, di balik lezatnya setiap suapan bandeng bakar atau pepes kepiting yang tersaji di meja pelanggan, ada dedikasi dan disiplin tinggi dalam menjaga kualitas.

“Bandeng kami disimpan dalam box es bersuhu terkontrol dengan lapisan es yang cukup,” jelasnya.

Proses pengolahan pun kata dia dijaga higienitasnya agar kesegarannya tetap terjamin. Tak hanya itu, standarisasi rasa juga menjadi kunci konsistensi Torani.

Semua resep dibakukan, bumbu dan rempah diukur dengan teliti, dan setiap staf mendapat pelatihan rutin agar pelanggan merasakan cita rasa yang sama di mana pun mereka menikmati hidangan Torani.

Ida, salah satu karyawan yang sudah lama bekerja di sana, membenarkan hal itu.

“Kalau jam makan siang atau malam, pasti ramai banget. Tapi kami sudah terbiasa. Di sini kerjasamanya bagus, suasananya enak, dan fasilitasnya lengkap. Jadi walau capek, tetap semangat,” ujarnya dengan tawa ringan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved