Berita Kaltim Terkini

5 Daerah di Kalimantan Timur dengan Tenaga Kefarmasian Paling Minim

Tenaga Kefarmasian termasuk Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian di Provinsi Kalimantan Timur hanya mencapai 2.958 orang.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
Canva AI
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN - Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Kamis (20/11/2025), menunjukkan gambar seorang tenaga kesehatan. Tenaga Kefarmasian termasuk Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian di Provinsi Kalimantan Timur hanya mencapai 2.958 orang. (Canva AI) 

TRIBUNKALTIM.CO - Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2024 menunjukkan bahwa total Tenaga Kefarmasian termasuk Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian di seluruh provinsi hanya mencapai 2.958 orang.

Angka ini menunjukkan adanya konsentrasi yang sangat tinggi di kota-kota besar, menciptakan kesenjangan akses layanan obat dan farmasi di wilayah lain. 

Sebaran Tenaga Kefarmasian di Kaltim sangat tidak merata, dengan dua kota metropolitan, Kota Samarinda dan Kota Balikpapan, menjadi pusat utama:

1. Kota Samarinda: 92931,48 persen

Baca juga: 5 Daerah di Kalimantan Timur dengan Jumlah Bidan Paling Minim

2. Kota Balikpapan: 64321,74 persen

3. Kabupaten Kutai Kartanegara: 31810,75 persen

4. Kabupaten Kutai Timur: 2117,13 persen

5. Kota Bontang: 2036,86 persen

Baca juga: 10 Daerah di Kaltim dengan Jumlah Gereja Terbanyak dan Paling Sedikit

Secara akumulatif, Kota Samarinda dengan (929) dan Kota Balikpapan (643) menyumbang 1.572 orang atau sekitar 53,13 persen dari total seluruh Tenaga Kefarmasian di Kaltim.  

Kesenjangan paling tajam terlihat di wilayah kabupaten yang terletak jauh dari pusat kota.

1. Mahakam Ulu (Mahulu): Wilayah paling terpencil di Kaltim ini hanya memiliki 42 Tenaga Kefarmasian, menjadikannya daerah dengan rasio terendah.

2. Kutai Barat: Berada di peringkat kesembilan dengan hanya 131 orang.

Baca juga: Top 5 Daerah dengan Jumlah Pekerja Seks Komersial Terbanyak di Kalimantan Timur

3. Penajam Paser Utara (PPU): Calon penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) ini berada di peringkat kedelapan dengan 136 orang.

Minimnya tenaga farmasi di daerah pedalaman ini berpotensi menghambat program pemerintah dalam penyediaan dan pengawasan obat-obatan, serta meningkatkan risiko penggunaan obat yang tidak tepat. 

Meskipun Tenaga Kefarmasian (2.958) lebih banyak dari Tenaga Gizi (503) dan Tenaga Kesehatan Lingkungan (378), jumlahnya masih jauh tertinggal dibandingkan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved