Boleh Dibaca Siang Hari, Ini Niat Puasa Muharram atau Puasa Asyura yang Benar

"Tetapi kalau seseorang berniat puasa lain di waktu-waktu tersebut, maka ia telah mendapat keutamaan sunah puasa rawatib tersebut."

Editor: Amalia Husnul A
tribunstyle.com
Ilustrasi puasa asyura 

TRIBUNKALTIM.CO - Niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya.

Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa segala sesuatu itu bergantung pada niat.

Saat niat di dalam hati seseorang menyatakan maksudnya, dalam hal ini berpuasa (qashad).

Di samping qashad, seseorang juga menyebutkan hukum wajib atau sunah perihal ibadah yang akan dilakukan.

Hal ini disebut ta’arrudh.

Baca: Edisi Pertama Playboy yang Populerkan Hugh Hefner, Foto Telanjang Artis Ini Dijual di Dapur Kantor

Baca: Pose Luna Maya Telentang di Atas Ranjang Ingatkan Netizen pada Kasus Lama

Baca: Jauh Lebih Muda, Marc Marquez Berhasil Kalahkan Rekor Valentino Rossi

Sedangkan hal lain yang mesti diingat saat niat adalah penyebutan nama ibadahnya (ta’yin).

Dalam konteks puasa sunah Tasu‘a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram), ulama berbeda pendapat perihal ta‘yin.

Sebagian ulama menyatakan bahwa seseorang harus mengingat ‘puasa sunah Asyura’ saat niat di dalam batinnya.

Baca: Mengenal 2 Tersangka Lain di Balik Kasus Rita Widyasari, Rekam Jejaknya Mencengangkan!

Baca: Performa Tim Tak Penuhi Ekspektasi, Carlo Ancelotti Akhirnya Dipecat Bayern Muenchen

Baca: Charly Setia Band Maju Bakal Berlaga di Pilkada Cirebon?

Sedangkan sebagian ulama lain menyatakan bahwa tidak wajib ta’yin.

Hal ini dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami sebagai berikut.

وْلُهُ نَعَمْ بَحَثَ إلَخْ ) عِبَارَةُ الْمُغْنِي وَالنِّهَايَةِ وَالْأَسْنَى فَإِنْ قِيلَ قَالَ فِي الْمَجْمُوعِ هَكَذَا أَطْلَقَهُ الْأَصْحَابُ وَيَنْبَغِي اشْتِرَاطُ التَّعْيِينِ فِي الصَّوْمِ الرَّاتِبِ كَعَرَفَةَ وَعَاشُورَاءَ وَأَيَّامِ الْبِيضِ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ كَرَوَاتِبِ الصَّلَاةِ أُجِيبُ بِأَنَّ الصَّوْمَ فِي الْأَيَّامِ الْمَذْكُورَةِ مُنْصَرِفٌ إلَيْهَا بَلْ لَوْ نَوَى بِهِ غَيْرَهَا حَصَلَ أَيْضًا كَتَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ ؛ لِأَنَّ الْمَقْصُودَ وُجُودُ صَوْمٍ فِيهَا ا هـ زَادَ شَيْخُنَا وَبِهَذَا فَارَقَتْ رَوَاتِبَ الصَّلَوَاتِ ا ه

Terjemahannya, “Perkataan ‘Tetapi mencari…’ merupakan ungkapan yang digunakan di Mughni, Nihayah, dan Asna.

Baca: Terlalu Bergantung pada Batubara, Kinerja Ekonomi Kabupaten Menurun

Baca: Panja Panggil Lagi KPC Pekan Depan

Baca: Jual Sabu ke Petugas, Mutia Langsung Masuk Sel

Bila ditanya, Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘, ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyyah."

"Semestinya disyaratkan ta’yin (penyebutan nama puasa di niat) dalam puasa rawatib seperti puasa ‘Arafah, puasa Asyura, puasa bidh (13,14, 15 setiap bulan Hijriyah), dan puasa enam hari Syawwal seperti ta’yin dalam salat rawatib’."

"Jawabnya, puasa pada hari-hari tersebut sudah diatur berdasarkan waktunya."

Baca: Hampir Sebulan Tinggal di Negeri Jiran, Laudya Cynthia Bella Bawa Kabar Bahagia . . .

Baca: Disangka Terima Suap Rp 6 Miliar, Bupati Rita Sebut Ini Jual Beli Emas

Baca: Pemkab Minta Tambahan Kuota Elpiji 12 Kg

"Tetapi kalau seseorang berniat puasa lain di waktu-waktu tersebut, maka ia telah mendapat keutamaan sunah puasa rawatib tersebut."

"Hal ini serupa dengan shalat tahiyyatul masjid. Karena tujuan dari perintah puasa rawatib itu adalah pelaksanaan puasanya itu sendiri terlepas apapun niat puasanya."

"Guru kami menambahkan, di sinilah bedanya puasa rawatib dan salat rawatib,” (Lihat Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj)

Niat puasa Asyura
Niat puasa Asyura (Twitter)

Untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niatnya.

Berikut ini contoh lafal niat puasa Tasu‘a.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

(Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.)

Baca: PNS Terlibat Peredaran PCC Bisa Dipecat

Baca: VIDEO - Waduh, Pemuda Ini Tega Habisi Nyawa Ibu Kandungnya, Alasannya Sungguh Sepele

Baca: Obama Curhat Sulit Tahan Tangis di Depan Paspampres Usai Antar Putrinya Kuliah

Terjemahannya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”

Sedangkan contoh lafal niat puasa sunah Asyura sebagai berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

(Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.)

Terjemahannya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Baca: Pemadaman Listrik Kerap Terjadi Tiba-tiba di Luar Jadwal

Baca: Amir Minta DPRD Segera Tetapkan RZWP3K, 31 Kementerian/Lembaga Sudah Setuju

Baca: Dinonaktifkan, Siapa Sosok yang Tepat Gantikan Setya Novanto Pimpin Partai Beringin?

Orang yang mendadak pada pagi hari ingin mengamalkan sunah puasa Tasu’a atau Asyura diperbolehkan berniat sejak ia berkehendak puasa sunah.

Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib (menurut madzhab Syafi’i).

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan pada siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Tasu’a atau Asyura pada siang hari.

Baca: Rita Widyasari Tersangka - Ini 2 Nama yang Terseret Kasus Dugaan Suap dan Gratifikasi Bupati Cantik

Baca: 72 Peserta Kirab Pemuda Sambangi Kabupaten Bulungan

Baca: Panitia Titipkan Undangan untuk Rita, Hasdam, dan Makmur di Sekretariat Partai Golkar‎

Berikut ini lafalnya.

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

(Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â awil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ)

Terjamahannya, “Aku berniat puasa sunah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT.”

Wallahu a’lam.(nu.or.id)

Artikel ini disalin dari laman Nu.or.id berjudul 'Lafal Niat Puasa Tasu‘a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharam)'

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved