DLHK Berau Susun Regulasi Pembatasan Kantong Plastik, Ini Dua Usaha Tidak Sediakan Kantong Plastik
DLHK Berau Susun Regulasi Pembatasan Kantong Plastik, Ini Dua Usaha Tidak Sediakan Kantong Plastik
dan Kebersihan ( DLHK ) Berau, Junaidi mengatakan,
pihaknya sudah kerap memberi imbauan kepada masyarakat agar tak membuang sampah di sembarang tempat.
Junaidi menegaskan, menjaga kebersihan bukan semata-mata mengejar piala Adipura,
namun juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pola hidup bersih dan sehat.
Sampah yang dibuang ke sembarang tempat, kata Junaidi, bisa menjadi sarang penyakit yang mungkin saja
menular dan merebak di tengah-tengah masyarakat.
“Kami sudah menyediakan banyak TPS ( Tempat Pembuangan Sampah Sementara ),
setiap hari kami angkut. Yang penting masyarakat membuang pada tempatnya dan sesuai dengan waktunya.
Supaya sampah tidak menumpuk di TPS,” tegasnya.
Pemkab Berau sebenarnya sudah memiliki peraturan daerah nomor 1 tahun 2017,
tentang pengolahan sampah.
Namun penerapan peraturan ini tampaknya masih lemah.
Junaidi mengatakan, pihaknya akan memperkuat peraturan daerah ini dengan peraturan bupati.
Dan diharapkan menjadi solusi, mengatasi kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah
sembarangan.
“Kita sudah punya peraturan daerah nomor 1 tahun 2017 tentang pengolahan sampah.
Perda ini akan menjadi acuan.
Nanti akan diperkuat dengan Peraturan Bupati (Perbup), sehingga masyarakat tidak lagi membuang
sampah sembarangan,” katanya lagi.
Dijelaskannya, peraturan bupati ini menjadi penegasan kembali sanksi dan denda yang akan diberlakukan.
“Sanksi dan denda akan disesuaikan dan bergantung pada jenis sampah yang dibuang.
Hal ini dilakukan agar denda dan sanksi dianggap wajar dan tidak terkesan berlebihan.
Bisa jadi sidang dan bayar denda di tempat,” ujarnya.
Junaidi mengatakan, peraturan daerah tentang pengelolaan sampah,
memang tidak mengatur secara rinci tentang sanksi dan denda bagi oknum warga yang buang sampah sembarangan.
“Makanya perlu diperkuat dengan peraturan bupati,” tandasnya.
Beberapa waktu lalu diberitakan, produksi air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirta Segah,
Kabupaten Berau juga menurun akibat kemarau yang sudah dimulai sejak bulan Juli 2019 lalu.
PDAM Tirta Segah memiliki Instalasi Pengolahan Air ( IPA ) Raja Alam yang sumber air bakunya berasal dari aliran Sungai Segah.
Namun selama musim kemarau, debit air Sungai Segah juga mengalami penurunan.
“Sumber air baku kita dari Sungai Segah. Memang ada kendala karena intake ( pipa saluran air baku ) kita
agak ke pnggir ( tepi sungai yang lebih dangkal ), kalau surut, debit air yang biasanya 220 liter per detik,
turun sampai 180 liter per detik, jadi jauh sekali penurunannya,” ungkap Direktur PDAM Tirta Segah, Saipul Rahman.
Itu sebabnya, kata Saipul, ada sebagian pelanggan yang mengalami penurunan debit air. “Ya karena suplai
air baku memang kurang, sehingga berpengaruh terhadap kuantitas air bersih yang kami produksi,” imbuhnya.
Saipul mengatakan, bagi para pelanggan PDAM yang tidak teraliri air bersih, dapat menghubungi pihaknya.
Namun Saipul memastikan, meski debit air menurun, distribusi ke pelanggannya tetap lancar.
“Dalam waktu dekat ini kami akan operasikan IPA baru,
masih dalam uji coba IPA yang berkapasitas 400 liter per detik.
Itu intake-nya agak ke tengah sungai, jadi ke depan tidak akan ada masalah walaupun musim kemarau.
Karena sungai Segah tidak pernah kering,” tegasnya.
IPA Raja Alam memang sedang menambah kapasitas produksinya.
IPA yang beroperasi saat ini mampu memproduksi 200 liter per detik.
Sementara IPA yang baru berkapasitas 600 liter per detik.
Jika berfungsi penuh, IPA Raja Alam mampu memproduksi 600 liter per detik.
“Akhir agustus ini mestinya sudah uji coba. Kalau hasil uji cobanya bagus, bisa kita salurkan ke masyarakat,” kata Saipul.
Selain IPA Raja Alam, IPA di Kampung Semurut, Talisayan dan Suaran juga dilaporkan mengalami
penurunan jumlah produksi.
Ketiga kampung tersebut, menurut Saipul sangat bergantung pada air hujan maupun maupun bendungan sungai.
“Seperti di Semurut yang debit airnya bergantung curah hujan, memang ada kerawanan di IPA yang
bergantung pada curah hujan.
Talisayan, menurun debit air Sungai Bakil, Semurut, Suaran juga menurun.
Kalau kekeruhan tidak ada masalah, bisa dijernihkan.
Yang jadi perhatian adalah volume air bakunya.
Mudah-mudahan kemaraunya tidak berkepanjangan,” tandas Saipul.
Sementara itu, musim kemarau tidak hanya memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan
di Kabupaten Berau.
Para petani terancam gagal panen, dan pasokan air bersih untuk warga di sejumlah kampung makin meluas.
Penyebabnya, masih banyak warga yang memamg belum mendapat layanan Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Berau.
Selama ini mereka mengandalkan aliran anak Sungai Segah yang bercabang hingga ke kampung-kampung.
Namun di musim kemarau, anak sungai mengering.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau,
Thamrin mengatakan, selama ini pihaknya memang telah berupaya menyediakan air untuk
kebutuhan sehari-hari warga di Kecamatan Biatan, Kampung Bukit Makmur Jaya, dan
Kelurahan Gunung Tabur serta Kampung Maluang yang mengalami kekeringan.
Namun Thamrin mengungkap, air yang dikirimkan ke warga dengan menggunakan truk tangki itu adalah
air sungai, yang tidak layak minum.
"Kami atasi dengan mengirim pasokan air dan kami akan koordinasi bersama PDAM Berau.
Karena selama ini kami hanya ambil air dari sungai untuk mandi dan cuci,
sementara air minum, kami berharap PDAM Berau bisa membantu masyarakat," kata Thamrin.
Bupati Berau Muharram meminta agar BPBD dan PDAM saling berkoordinasi untuk
mengatasi kekeringan yang dialami warga.
"Termasuk menjaga pasokan air untuk mengatasi kekeringan,
agar masyarakat bisa tetap mendapat air bersih.
Karena air bersih ini kan kebutuhan dasar," tegas Bupati Berau Muharram.
Menanggapi hal ini, Direktur PDAM Tirta Segah Saipul Rahman, kepada Tribunkaltim.co membenarkan,
sebagian warga di Kecamatan Biatan, Kampung Bukit Makmur Jaya, dan Kelurahan Gunung Tabur serta
Kampung Maluang belum terlayani oleh PDAM Berau.
“Dan kami sudah berkoordinasi dengan BPBD, kami suplai air bersih untuk warga di kampung-kampung
yang mengalami kekeringan, terutama untuk keperluan air minum,”
kata Direktur PDAM Tirta Segah Saipul Rahman, Kamis (29/8/2019).
Direktur PDAM Tirta Segah Saipul Rahman mengungkapkan, pihaknya telah membantu menyediakan
air bersih dan pihak kecamatan menyediakan truk tangki air bersama BPBD.
Namun persoalan lain, tidak banyak warga yang memiliki tempat penampungan air.
“Hanya sebagian yang memiliki tempat penampungan air seperti tandon,
sisanya mereka hanya menggunakan drum atau bak mandi saja, sehingga daya tampungnya sedikit,” ujar
Direktur PDAM Tirta Segah Saipul Rahman.
Direktur PDAM Tirta Segah Saipul Rahman yang saat itu tengah berada di Bali untuk melakukan
pertemuan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengungkapkan,
pihaknya juga akan mengajukan penambahan Instalasi Pengolahan Air ( IPA ), untuk warga yang belum
terjangkau pipa distribusi PDAM Berau.
“Untuk daerah remote area, kami akan bangun IPA skala kecil,
sumber airnya ya menggunakan sumber-sumber yang kami temukan di sekitar lokasinya.
Karena air ini kan kebutuhan, bagaimanapun kami punya kewajiban memenuhi kebutuhan air bersih untuk
masyarakat,” jelas Direktur PDAM Tirta Segah Saipul Rahman.
Karena wilayah Indonesia hanya ada dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau, mulai tahun ini
Pemkab Berau akan mengalokasi anggaran rutin untuk pencegahan dan penanganan kebakaran hutan
dan lahan, serta menganggarkan dana tanggap darurat.
Salah satunya untuk mengatasi masalah kekeringan yang dialami warga Berau seperti sekarang ini.
Termasuk anggaran tanggap darurat untuk mengatasi bencana saat musim hujan nanti. (*)
Baca Juga;
• Tidak Punya NIK, Banyak Murid SD di Berau Terancam Tidak Bisa Ikut Ujian Nasional, Ini Solusinya
• Berau Terima Opini WTP, Bupati: Jadi Motivasi Tingkatkan Kualitas Laporan Keuangan Tahun Berikutnya
• IDI Berau Sebut Ngelem Bisa Akibatkan Kematian Seketika, Ini Penjelasan Ilmiahnya
• PDAM Berau Batalkan Rencana Pemasangan SR Gratis untuk MBR, Ini Penjelasannya