Desa Sungai Payang Ditanami Pohon Daun Kelor di Bekas Tambang, Begini Maksud dan Tujuan Pemkab Kukar

Kali ini Desa Sungai Payang Ditanami pohon daun kelor di bekas tambang, Begini Maksud dan Tujuan Pemkab Kukar Kalimantan Timur

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Budi Susilo
Kompas.com
Kali ini Desa Sungai Payang Ditanami pohon daun kelor di bekas tambang, Begini Maksud dan Tujuan Pemkab Kukar Kalimantan Timur 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kali ini Desa Sungai Payang Ditanami pohon daun kelor di bekas tambang, Begini Maksud dan Tujuan Pemkab Kukar Kalimantan Timur.

Siapa yang tidak mengenal daun kelor.

Daun yang sering dicap sebagai daun mistis ini ternyata memiliki kandungan gizi bermanfaat bagi tubuh.

Bahkan daun kelor pun dipercaya dapat memperbaiki kualitas Kesehatan bagi seseorang yang mengkonsumsi daun tersebut.

Daun Kelor, Sayur Asli Indonesia yang Ampuh Mengobati Penyakit Ganas

8 Manfaat Konsumsi Daun Ubi Jalar Bagi Kesehatan, Penghilang Rasa Sakit hingga Kesehatan Jantung

Manfaatnya Buanyak, tak Selebar Daun Kelor, Mulai dari Obat hingga Tangkal Guna-guna

Kampung Tanjung Kelor Balikpapan Ditetapkan Darurat Bencana

Ban Bekas Metode Sementara Atasi Abrasi di Tanjung Kelor

Hal tersebut diutarakan oleh Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah selepas kegiatan Upacara Hari Kesehatan Nasional ke-55 di halaman Kantor Bupati, Selasa (12/11/2019).

Bahkan daun kelor pun ditanam di salah satu desa yaitu Sungai Payang kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Nah Edi Damansyah mengatakan penanaman pohon daun kelor akan diletakkan di beberapa titik yang ada di desa tersebut.

"Selama inj kita belum tahu. Karena hasil beberapa kajian sebetulnya didorong oleh teman-teman asosiasi gizi. Kita memilih salah satu desa yang berpotensi. Salah satunya desa sungai Payang," kata Edi.

Target awal hanya pengembangan dari rumah ke rumah.

Termasuk area eks tambang dijadikan lahan penanaman daun kelor.

"Ada beberapa titik yang kita coba khususnya eks tambang itu.

Memang ada kawasan-kawasan yang memang sudah diidentifikasi. Kita mulai dulu," ucapnya.

Berita sebelumnya Peringatan hari Kesehatan Nasional ke-55 pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara mengadakan upacara di halaman kantor Bupati, Selasa (12/11/2019).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh pejabat dari beberapa SKPD, perwakilan rumah sakit dan puskesmas dari 18 kecamatan di Kukar atau Kutai Kartanegara.

Dalam peringatan hari Kesehatan Nasional tersebut Bupati Kukar Edi Damansyah mengingatkan kepada semua instansi untuk memperhatikan masalah seputar Stunting.

"Saya menyampaikan terimakasih ke semua pihak khususnya dinas Kesehatan, rumah sakit dan puskesmas di 18 kecamatan Kutai Kartanegara.

"Semua pihak yang mendukung Kesehatan di Kutai Kartanegara," kata Edi dalam sambutan penutup upacara tersebut.

Menurutnya pemberantasan stunting menjadi tujuan utama dalam pemerintahannya kali ini.

Sebab stunting menurutnya menjadi pemicu berbagai masalah kesenjangan sosial.

"Dari stunting ini merupakan rumah besar pengentasan kemiskinan di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Setelah kualitas Kesehatan membaik bagaimana pemberdayaannya juga baik, ekonomi juga baik dan meningkat," ucap Edi.

Hamdam Resmikan Kampung KB Percontohan di Desa Api-api, Wabup: Harus Bebas Stunting

Buka Diskusi Forum Kabupaten Sehat, Bupati PPU Lanjutkan Dialog Gemar Ikan untuk Cegah Stunting

Dihadapkan Masalah Stunting, Pemkab Kubar Gelar Rembug Tanggulangi Anak Kurang Gizi Ini

Festival Seafood Babulu Laut, Budayakan Konsumsi Ikan Cegah Stunting

Dinkes Penajam Paser Utara Sebut Bukan Hanya Kemiskinan yang Bisa Sebabkan Stunting

Dari 18 kecamatan yang ada, kecamatan Loa Kulu merupakan kecamatan yang memiliki kasus stunting terbanyak di Kutai Kartanegara.

Sekitar 30 kasus terjadi di kecamatan tersebut.

Ia menargetkan tahun depan kasus stunting yang ada di Kutai Kartanegara tidak ada.

Setelah upacara selesai, kegiatan dilanjutkan dengan senam bersama dengan seluruh peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut.

Senam peregangan, bersama, senam cerdik dan beberapa senam lainnya dilakukan dalam kegiatan tersebut.

Ini Bupati Edi Damansyah dan Sultan Kutai XXI Adji Muhammad Arifin ikut dalam senam tersebut. 

Manfaat daun kelor Bagi Kesehatan

Ungkapan "dunia tidak selebar daun kelor" sudah kerap kita dengar.

Namun, seperti apa sosok tanaman kelor, barangkali tidak sedikit di antara kita yang belum pernah mengenalnya.

Apalagi menyinggung manfaat dan khasiat yang tersembunyi di balik daun kelor itu.

Di mata kita, kelor atau kilor memang belum dimasukkan dalam deretan tanaman bernilai ekonomi tinggi yang dibudidayakan secara masal.

Walau kabarnya, ada pengusaha Jepang berencana mengebunkan kelor di lahan seluas puluhan hektar di Sumatra Selatan.

Baca: Beli Jimat Rp 50 Juta dengan Harapan Usahanya Berkembang Pesat. Tragis, Ini yang Malah Terjadi

Baca: VIDEO – Begini Jadinya Bila Menggabungkan Fun Run dan Pameran Kuliner

Kalau benar, kelor bakal naik derajat dan makin bernilai ekonomi.

Daun dan bijinya dibutuhkan untuk bahan baku kosmetik, obat-obatan, sampai minyak pelumas.

Sesungguhnya tanaman bernama latin Moringa oleifera ini tergolong tanaman tahunan yang biasanya tumbuh liar.

Tumbuhan ini diduga asli dari kawasan barat pegunungan Himalaya dan India, kemudian menyebar hingga ke Benua Afrika dan Asia-Barat.

Di Jawa, kelor biasa dijumpai tumbuh sampai pada ketinggian 300 m di atas permukaan laut.

kelor daun KELOR
kelor daun KELOR (IST)

la sanggup tumbuh dengan baik di kawasan tropik yang lembap juga di daerah panas.

Bahkan, tanah kering-kerontang sekalipun tak ditampiknya.

Karena tidak rakus "makan" pupuk (unsur hara), kelor cocok sebagai tanaman "pioner" untuk penghijauan dan pemulihan tanah gersang.

Di lahan kebun, tanaman kelor biasa digunakan sebagai pagar hidup.

Sosok batang pokoknya tidak lurus betul, melainkan sedikit membengkok dan bercabang-cabang justru bermanfaat sebagai pohon pendukung untuk tanaman merambat, seperti sirih atau lada.

Acap kali juga sebagai rambatan tanaman gadung, uwi, atau brotowali.

ILUSTRASI : daun kelor
ILUSTRASI : daun kelor (NET)

Bongsor tapi getas

Hanya dengan menancapkan setekan batang atau menyemai bijinya yang sudah tua, akan tumbuh tanaman baru. Kelor tergolong cepat besar alias bongsor.

Dalam tempo sepuluh bulan, biji yang disemai bisa berkembang menjadi pohon kelor setinggi 3 m. Kalau ia dibiarkan bisa mencapai 8 - 12 m.

Sayangnya tanaman ini berbatang lunak dan getas.

Sering pula dijumpai batang pohon kelor keropos karena digerogoti larva serangga yang bersarang di dalamnya.

Getah yang keluar dari batang pohon yang digerogoti serangga mula-mula berwarna putih, lalu berubah kecokelatan setelah terkena udara.

Umur enam bulan, tanaman kelor sudah mulai belajar berbunga, sebelum berlanjut menjadi buah.

Malai bunganya sepanjang 10- 30 cm, berwarna putih kekuningan.

Tidak seperti tanaman lain, bunga kelor bisa muncul sepanjang tahun, nyaris tidak mengenal musim.

Bunga yang tidak telanjur rontok oleh angin atau hujan akan terus berkembang menjadi buah.

Buahnya yang mirip kacang polong, oleh sebagian masyarakat Jawa disebut klenthang, memiliki panjang 20 – 45 cm.

Di balik kulit buah yang keras, setiap polong buah kelor menyimpan 10-15 butir biji kelor. Berat setiap biji tanpa kulit ari rata-rata 2,5 g.

Daunnya berupa daun majemuk. Setiap tangkai daun sepanjang antara 20 - 60 cm terdapat sirip-sirip daun yang terdiri atas 8-10 pasang anak daun.

Anehnya masing-masing anak daun juga punya tangkai. Setiap lembar daun kelor berukuran kecil, panjang 1 - 3 cm.

Maka, tepat kalau ada pepatah berbunyi “dunia tak seluas daun kelor" karena daun kelor memang amat sangat sempit!

Daun berbentuk bulat telur kecil itu akan semakin kecil dan tipis saat tiba musim kering.

Yang menjadi ciri khasnya, bila daun itu diremas-remas segera menimbulkan bau langu.

Tanaman multiguna

Meskipun tidak terkenal, tanaman kelor masih menyimpan pamor di kalangan tertentu.

Hampir setiap bagian dari tanaman itu dapat dimanfaatkan, termasuk akarnya.

Antara lain, bisa sebagai bahan kertas, bahan kosmetik, bahan minyak pelumas, obat tradisional, dan sebagai sumber pangan.

Bunga kelor pun dapat dimasak, selain menyediakan nektar bagi lebah madu. Oleh sebagian masyarakat kita, daun, bunga, dan buah kelor muda biasa disayur bobor.

Meski kurang populer, menurut yang pernah mencicipi, rasanya sedap seperti asparagus. Namun, ada sedikit rasa pahitnya.

Siswa jurusan Teknik Kimia SMKN mengolah daun kelor menjadi mie.
Siswa jurusan Teknik Kimia SMKN mengolah daun kelor menjadi mie. (youtube)

Bahkan, di India, buah kelor dimasak kari dan diawetkan dalam kaleng untuk dijual di supermarket.

Apalagi kalau menilik nilai gizinya, tanaman kelor tidak bisa dipandang sebelah mata. Soalnya, daun kelor memiliki kadar vitamin A dan C cukup tinggi.

Demikian yang pernah dilaporkan Michael D. Benge, dari Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi AS, di Washington DC, pada tahun 1987.

Selain itu, daun kelor juga dikenal kaya kalsium (Ca) dan zat besi (Fe). Juga sebagai sumber fosfor yang baik.

Begitu pula buah mudanya bersifat sukulen (berkadar air tinggi) dan tinggi kandungan proteinnya.

Sementara, biji buahnya yang tua dan kering menyimpan kadar minyak (lemak) nabati 35 - 40%.

Baca: Pilgub Kian Dekat, Kabarnya Pecah Kongsi, 2 Walikota Justru Intensif Saling Telepon

Baca: Wow, Terjadi 100 Juta Transaksi Setiap Bulan, Gojek Bakal Fokus ke Layanan Pembayaran Digital

Komposisi asam lemaknya meliputi, asam oleat, asam linoleat, asam eikosanoat, asam palmitat, asam stearat, asam arakhidat, dan lainnya.

Kalau daun dan buah mudanya dapat langsung disayur, biji kelor tua bisa untuk bahan baku pembuatan obat dan kosmetika.

Begitu pun minyak pelumas yang biasa digunakan oleh tukang arloji, juga bisa diproduksi dari biji kelor.

Pemanfaatannya sebagai tanaman obat pun bukan hal baru. Daun kelor ditumbuk halus bisa ditorehkan pada luka untuk mempercepat penyembuhan.

Hal ini masuk akal karena kelor mengandung semacam zat antibiotik yang dikenal sebagai zat pencegah infeksi.

Demikian juga ketika digunakan sebagai obat kompres dapat menurunkan panas badan akibat demam.

Sebagai tanaman berkhasiat obat, bila dicampur bersama kulit akar pepaya dan kemudian dihaluskan, bisa untuk obat luar (bobok) penyakit beri-beri dan pembengkakan.

Daunnya ditambah kapur sirih, bisa untuk obat kulit, seperti kurap dan sejenisnya.

Baca: Menghilang, Nelayan Tinggalkan Ikan Busuk di Sarang Buaya

Baca: Yuhu. . . Coba Candlelight Yoga ala Meghan Markle Ini Biar Nggak Insomnia dan Lelap Tidur

Sedangkan sebagai obat dalam, air rebusan akarnya konon ampuh untuk obat rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, hingga obat kencing nanah.

Masih kabarnya juga, akarnya bagus untuk pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, dan juga menurunkan tekanan darah tinggi.

Demikian pula daunnya untuk penurun tekanan darah tinggi, diare, kencing manis, dan penyakit jantung.

Malahan ada kalangan masyarakat yang memanfaatkan daun kelor untuk mengobati mata ayam yang terluka sehabis bertarung.

Satu-dua tetes getah kelor akan mempercepat penyembuhan luka itu. Bahkan, mata kambing yang belekan dan rabun bisa normal setelah ditetesi getah kelor yang berwarna kuning itu.

(Tribunkaltim.co)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved