Pemprov Kaltim Tak Harapkan Keuntungan dari Jalan Tol Balsam, Sabani: Impas Saja Sudah Cukup

Penetapan tarif jalan tol Balikpapan-Samarinda atau Balsam, Pemprov Kaltim tidak mengharapkan keuntungan dari pengelola.

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ PURNOMO SUSANTO
Plt Sekdaprov Kaltim, HM Sabani 

Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas'ud kepada Tribun, Senin (5/1) mengungkapkan, nilai tarif tol Balsam yang ditawarkan memberatkan masyarakat pengguna jalan nantinya. Untuk itu, ia meminta agar nantinya tarif tersebut diturunkan.

"Kalau menurut saya, itu tarifnya kemahalan. Harusnya, untuk pertama ini semua tarif itu murah dulu," ujarnya saat diwawancarai melalui telepon selularnya.

"Ya minimal setengah harganya dulu lah. Kalau yang ditetapkan Rp 1.000 per km, untuk tahap awal Rp 500 per km.

Artinya, kalau yang seharusnya membayar Rp 100 ribu jadi hanya membayar Rp 50 ribu saja," lanjutnya.

 Minta Tarif Tol Balsam Rp 50 Ribu, Ketua Komisi III DPRD Kaltim: Itu Tarifnya Kemahalan

 Pemberlakukan Tarif Tol Balsam Belum Jelas, BPJT Belum Putuskan, Pemprov Kaltim Belum Diajak Bicara

 Tol Balikpapan-Samarinda Masih Gratis, Waktunya Sampai Ada Keputusan Tarif Tol dari Menteri PUPR

Dikemukakan, Hasanuddin, tarif yang ditetapkan Rp 1.000 hingga Rp 3.000 per km bisa berdampak pada keberatannya masyarakat Kaltim yang menggunakan tol. Karena dinilai cukup mahal.

Masalahnya ada jalan alternatif selain jalan tol. Masih ada jalan poros Samarinda-Balikpapan. Mungkin kebanyakan para pengguna jalan lebih memilih kembali ke jalan itu daripada melalui jalan tol.

Terlebih, lanjut Hasanuddin, landasan jalan Tol Balsam berupa cor beton membuat ban kendaraan lebih cepat terkikis. Kalau melalui jalan poros yang lama jalannya berupa aspal, ban mobil akan lebih terjaga.

Presiden Joko Widodo saat peresmian Jalan Tol Balikpapan – Samarinda di Gerbang Tol Samboja, Kabupaten Kutai Kartanehgara, Kaltim, Selasa (17/12/2019).
Presiden Joko Widodo saat peresmian Jalan Tol Balikpapan – Samarinda di Gerbang Tol Samboja, Kabupaten Kutai Kartanehgara, Kaltim, Selasa (17/12/2019). (HUMASPROV KALTIM/ADI SUSENO)

"Ya kalau mahal-mahal tarifnya, pengendara akan lebih milih lewat jalan lama yang aspal. Ketimbang lewat jalan tol. Sebab, ban kendaraan lebih awet lewat jalan aspal ketimbang lewat jalan cor beton di Tol Balsam," tegasnya.

Berbeda dengan Hasanudin, Wakil Ketua DPRD Kaltim Andi Harun mengatakan besaran tarif tol Balsam Rp 1000 per km sudah sesuai dengan biaya operasional jalan tol.

"Kalau sekarang wajar sih, karena pasti jalan tol butuh perawatan," ujar Andi Harun kepada wartawan saat ditemui, Senin (6/1).

AH -- sapaaan Andi Harun menambahkan, saat ini masyarakat diminta menahan diri terkait informasi tarif yang berkembang saat ini.

Besaran final tarif masih dirumuskan oleh pihak terkait. Tarif jalan tol merupakan keniscayaan ditetapkan, sebab pembiayaan perawatan tol tidak murah.

"Kita bertahap cara berpikirnya. Hari ini jalan tol kita masih memerlukan pemeliharaan, sehingga butuh anggaran yang tidak sedikit, tapi yang paling penting kita sudah punya jalan tol," ujar politisi Gerindra ini.

Lebih lanjut, ke depan Pemprov Kaltim bersama Kementerian Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat (PUPR) bakal duduk bersama untuk membahas besaran tarif yang ideal.

 Daftar Pemain Persebaya Surabaya Termasuk Rekrutan Anyar di Liga 1 2020, Tanpa Idola Bonek

 Semifinal Piala Carabao Manchester United vs Manchester City, Pep Waspadai Kecepatan Setan Merah

 Jenderal Top Tewas dalam Serangan AS, Iran Buka Sayembara Hadiah Rp 1,1 T untuk Bunuh Donald Trump

Apabila sumber pendanaan lain, tentunya tarif tol bakal turun. Namun, untuk sementara ini ia mengajak semua pihak agar bisa mengerti tarif yang dikenakan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved