Kunjungi Teluk Singkama Kutai Timur, Anggota DPR RI Asal Kutim Tinjau Realisasi Program P3TGAI
Yakni Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI). Menurut rencana, Kutim kebagian 32 lokasi P3TGAI yang dibagi dalam dua tahap.
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Berau, Tidak Ada Tambahan Kasus PDP, ODP, 9 Pasien Masih Dirawat
Juga ada Desa Mekar Jaya dan Tanah Datar di Kecamatan Sagatta Selatan, Desa Sepaso dan Sekerat di Kecamatan Bengalon dan Desa Kandolo di Kecamatan Teluk Pandan.
Senada, Kepala BWS Kalimantan III, Harya Muldianto mengatakan, untuk pembangunan peningkatan jaringan irigasi di Desa Teluk Sengkima, dilaksanakan sejak Maret 2020 dan saat ini telah selesai pengerjaannya, dengan total biaya pembangunan sebesar Rp 195 juta.
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Kutim, Pelaku Perjalanan Menambah Jumlah Pasien Positif Covid-19
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, 9 Pasien Dinyatakan Sembuh, Positif Baru Meluas ke Sektor ESDM
"Memang kita lihat di sini ada potensi yang masih bisa kita tingkatkan, supaya area yang dijangkau sistem ini bisa lebih menjangkau seluruh area persawahan. Karena potensi sawah di sini mencapai 30 hektare," kata Harya.
Terkait ketersedian air, pihaknya akan mempelajari adanya kemungkinan suplai air dari Sungai Singkama.
Jika memang debit airnya cukup dan sesuai dengan ketentuan, maka BWS Kalimantan III akan mencoba melakukan pengusulan pembangunan embung.
Baca Juga: BREAKING NEWS Miliki Komorbid Jantung, Satu Pasien Covid-19 di Balikpapan Meninggal Dunia
Sementara itu, Kepala Desa Teluk Singkama, Ansori mengungkapkan, dahulu pada tahun 1975, desanya menjadi lumbung padi yang memasok kebutuhan untuk Kota Bontang. Saat itu, Desa Teluk Singkama masih tergabung dalam Kabupaten Kutai Timur.
"Kami memiliki potensi lahan persawahan 1.300 hektar. Dari jumlah tersebut, lahan yang telah dikelola ada 300 hektar. Itu pun masih bergantung dengan musim hujan," katanya.

"Jadi dalam satu tahun maksimal petani kami hanya bisa dua kali panen, dengan hasil 100 ton beras," ujarnya.
Ia berharap, jika lahan seluas 1.300 hektar yang ada dapat dikelola kembali, sejarah swasembada beras Desa Teluk Singkama dapat terulang kembali. Yakni, menjadi lumbung padi untuk memasok kebutuhan di Kabupaten Kutai Timur.
( TribunKaltim.co )