Polemik Tambang Batu Bara di Geleo Asa Kubar, Setelah Didemo, Kini Muncul Barisan Pendukung

Puluhan masyarakat pemilik lahan yang masuk areal operasi PT Kencana Wilsa di Kampung Geleo Asa menggelar pertemuan, Minggu (16/8/2020).

Penulis: Febriawan | Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIAWAN
Puluhan masyarakat pemilik lahan yang masuk areal operasi PT Kencana Wilsa di Kampung Geleo Asa, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur menggelar pertemuan, Minggu (16/8/2020). Mereka menyatakan sikap mendukung operasional perusahaan tambang batu bara di wilayahnya. 

TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR - Jika sebelumnya ratusan masyarakat yang mengatasnamakan forum Sempekat Peduli Gunung Layung di Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur menolak kehadiran perusahaan batu bara di wilayahnya, kini sebaliknya, masyarakat lainnya malah menyatakan mendukung.

Puluhan masyarakat pemilik lahan yang masuk areal operasi PT Kencana Wilsa di Kampung Geleo Asa menggelar pertemuan, Minggu (16/8/2020).

Mereka menyatakan sikap mendukung kehadiran perusahaan tambang batu bara di daerah tersebut. 

Sebanyak 28 orang pemilik lahan yang masuk dalam areal Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Kencana Wilsa, menegaskan bahwa kehadiran perusahaan di daerah itu memberikan dampak postif.

"Kalau ada beberapa warga yang menolak atau tidak mendukung, itu wajar. Hak mereka. Tapi secara umum, masyaraķat di Geleo Asa mendukung kehadiran perusahaan," kata Idris, perwakilan masyarakat pemilik lahan di Kampung Geleo Asa yang pernah 10 tahun menjabat sebagai kepala kampung.

Tuntut Batalkan Tambang Batu Bara di Gunung Layung, Massa Datangi Kantor DLH Kubar

Lahan Pertanian Diserobot Perusahaan Tambang di Samarinda, Ratusan Massa Mengadu ke DPRD Kaltim

Kitadin di Embalut Akan Tutup, ITM Diminta Mulai Siapkan Masyarakat Setempat Pascatambang

Diungkapkan, masuknya perusahaan PT Gunung Kencana  yang akan melakukan penambangan batu bara sudah melalui berbagai proses.

"Termasuk jalan hauling ini dibangun sudah lama," kata Idris.

Berkaitan masalah lingkungan, Idris mengatakan, sepenuhnya diserahkan kepada instansi terkait.

"Kalau ada masalah lingkungan, kan ada dinas yang menangani. Kita serahkan saja, mereka yang lebih paham. Yang jelas masyarakat tidak dirugikan dengan kehadiran perusahaan ini," katanya.

Menurut Idris, semenjak masuknya perusahaan, masyarakat sangat terbantu.

Di samping dibangunkan jalan, perekonomian warga sekitar lokasi perusahaan juga lebih hidup.

"Dampak positif lainnya, anak-anak muda di kampung kami yang lulus sekolah dan mau kerja bisa kerja di perusahaan ini. Tidak perlu jauh-jauh keluar," katanya.

"Jadi pada intinya kami mendukung masuknya perusahaan di daerah kami. Karena sangat membantu masyarakat," tandasnya.

Warga di Desa Geleo Kubar Tolak Pertambangan, Martidin: Gunung Layung Titipan Nenek Moyang Kami

Tak Ingin Kawasan Hutan Kaki Gunung Layung Kubar Lenyap Berganti Batu Bara, 4 Desa Kompak Menolak

Gunung Layung Kubar Punya Gua Bernilai Historis, Dalam Sehari Desa Dapat Pemasukan Rp 3 Juta

Hal senada juga disampaikan Abirnius.

Ia mengatakan kehadiran perusahaan di kampung tersebut memberikan dampak positif kepada masyarakat. Khusunya dalam peningkatan perekonomian masyarakat.

"Memang ada dampak positif dan negatif. Untuk negatifnya mungkin seperti gangguan lingkungan, tapi kan positifnya juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan," tutupnya.

Dituduh Punya Tambang Ilegal di Medsos, Anggota DPRD Kukar Laporkan Rekannya di Polres

Terungkap Siapa Sebenarnya Sultan Jember yang Nyaris Tipu Anang-Ashanty, Mengaku Pengusaha Tambang

Penertiban Tambang Ilegal Bukan Ranah Pemda, Abu Helmi: Penegak Hukum Harus Bertindak!

Sebelumnya, ratusan masyarakat yang mengatasnamakan Forum Sempekat Peduli Gunung Layung melakukan aksi demo di halaman Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kubar, Jumat (14/08/2020).

Mereka menolak rencana PT Kencana Wilsa yang akan melakukan penambangan batu bara di Gunung Layung di Kampung Pepas Asa, Kecamatan Barong Tongkok.

Menurut Koordinator Demo, Kornelea Detang, warga yang ikut melakukan aksi ini berasal dari beberapa kampung, yakni Geleo Baru, Geleo Lama, Juaq Asa, Pepas Asa, serta Ongko Asa.

(TribunKaltim.co/Febriawan)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved