Virus Corona di Balikpapan
UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Satu Keluarga di Gunung Sari Ulu Positif Covid-19
Jumlah pasien yang terkonfirmasi positif virus Corona atau covid-19 di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur menurun setiap harinya.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Jumlah pasien yang terkonfirmasi positif virus Corona atau covid-19 di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur menurun setiap harinya.
Seperti misalnya hari ini catat 18 kasus baru, Senin (28/9/2020). "Hari ini yang positif 18 kasus. Lebih kecil dibanding kemarin. Saya kira ini baik," kata Walikota Balikpapan Rizal Effendi di Balai kota.
Namun begitu, ia tetap meminta masyarakat tetap waspada, sebab ada satu keluarga yang terpapar covid-19 di Kelurahan Kelurahan Gunung Sari Ulu (GSU) Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.
"Jadi, ada satu keluarga di Kelurahan Gunung Sari Ulu tercatat hari ini empat orang yang terkonfirmasi positif," ujar Rizal.
Baca Juga: DPRD PPU Sampaikan Pandangan Umum Fraksi Atas APBD Penajam Paser Utara Tahun 2020
Baca Juga: Jadwal Liga 1 2020, Live Indosiar, Ada Madura United vs Borneo FC, Barito Putera vs Persebaya
Walikota Balikpapan dua periode itu berujar, meningkatnya jumlah klaster bisa berpengaruh pada RO (R-naught atau rasio penularan) di kota minyak. Pun jumlahnya klaster keluarga kini mencapai 149 klaster.
Pun dari informasi yang didapat ke empat pasien tersebut saat ini melakukan isolasi mandiri. Mereka juga mendapat pengawasan ketat dari Puskesmas, Lurah serta RT setempat.
"Semua pasien yang melakukan isolasi mandiri dilakukan pendapingan pengawasan dari Puskesmas, Serta Lurah dan RT setempat," ungkap Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Waspada kluster keluarga di Balikpapan
Penyebaran virus Corona atau covid-19 di antara keluarga atau klaster keluarga juga menjadi kekhawatiran baru.
Dari data yang diumumkan Gugus Tugas covid-19 Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur, beberapa pekan terakhir hampir setiap harinya ada kasus transmisi antar anggota keluarga.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty membenarkan hal tersebut, ini menjadi perhatian pihaknya sekarang.
“Semakin ke sini, bahkan setiap hari kita mendapat data ada dari cluster keluarga. Yang penambahan hari ini pun ada,” katanya kepada TribunKaltim.co pada Rabu (16/9/2020).
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Berau, Pasien Covid-19 Kembali Bertambah 8, Didominasi Klaster Pertanahan
Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur Ditunda, Garap Masterplan dan Infrastruktur Dasar Saja
Wanita yang kerap disapa Dio ini mengatakan, setidaknya jumlah klaster keluarga di Kota Balikpapan sudah menyentuh angka 108.
Angka tersebut didapatkan Gugus Tugas covid-19 dari perhitungan dengan standart dua orang di dalam satu keluarga.
"Kalau sebelumnya, kami memakai standart cluster keluarga itu dengan empat orang. Ternyata setelah Rakor dengan Dinkes Provinsi, standartnya dua,” jelasnya.
Menurut Dio, terjadi peningkatan kasus kelompok usia balita 0-5 tahun di dalam penularan klaster keluarga.
Maka itu, ia mengimbau agar setiap kasus tanpa gejala tidak menjalani isolasi di rumah jika terdapat lansia, balita, dan ibu hamil. "Makanya sekarang orang tanpa gejala yang terkonfirmasi diarahkan untuk bisa menempati Embarkasi Haji. Masih banyak yang kosong," terangnya.
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pemakaman Bupati Berau Muharram di TPU Km 15 Balikpapan
Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pelepasan Sampai Penguburan Almarhum Bupati Berau Muharram di Balikpapan
Sebagai informasi, jumlah akumulatif kasus terkonfirmasi covid-19 di Kota Balikpapan terbaru mencapai 2.478 kasus.
Rincinya 319 pasien sedang mendapat perawatan, 480 pasien melakukan isolasi mandiri. Pun jumlah pasien sembuh 1.523 orang, dan 156 pasien meninggal dunia.
Masker Scuba Kurang Maksimal
Kabar ada yang mengatakan masker jenis buff dan masker scuba kurang maksimal dalam menangkal ganasnya penyebaran covid-19.
Melihat kondisi itu, Satgas Penanganan Corona angkat bicara, menjelaskan soal itu. Juru Bicara Satgas Penanganan covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan penggunaan masker scuba dan buff kurang ampuh untuk mencegah virus corona (covid-19).
Hal itu diungkapkan dalam konferensi pers perkembangan penanganan covid-19 secara virtual di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (15/9/2020).
Baca Juga: Pembatasan Aktivitas Jam Malam Lantaran Pandemi Covid-19, Begini Tanggapan PHRI Samarinda
Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara, Penajam Paser Utara Strategis, Jadi Bahan Penelitian Universitas Pertahanan
Ia mengatakan, masker scuba dan buff hanya memiliki satu lapisan dan bahan yang tipis.
Wiku pun menyarankan untuk menggunakan masker yang lebih berkualitas untuk mencegah covid-19.
"Masker scuba atau buff ini adalah satu lapis saja dan terlalu tipis."
"Sehingga kemungkinan untuk tembus, tidak bisa menyaring, itu lebih besar," ungkapnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa.
"Maka dari itu disarankan untuk menggunakan masker yang berkualitas untuk bisa menjaga," jelas dia.
"Masker scuba sering mudah untuk ditarik ke bawah di dagu. Sehingga fungsi masker jadi tidak ada," tambahnya.
Sehingga, Wiku menganjurkan untuk menggunakan masker yang menutup hidung hingga dagu.
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Berau, Pasien Covid-19 Kembali Bertambah 8, Didominasi Klaster Pertanahan
Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur Ditunda, Garap Masterplan dan Infrastruktur Dasar Saja
"Oleh sebab itu pakailah masker dengan tepat untuk bisa melindungi."
"Menutup area batang hidung sampai dengan mulut dan dagu, dan rapat di pipi," terangnya.
Ia menambahkan, masyarakat wajib menggunakan masker saat berinteraksi dengan orang lain.
Masker bedah dan kain, menjadi masker yang mempunyai kemampuan untuk menyaring partikel virus.
"Masker ini adalah salah satu cara pencegahan yang digunakan untuk mencegah covid-19."
"Kita pahami ini semua dengan baik, semua masyarakat yang di daerah publik yang berinteraksi dengan orang lain, harus menggunakan masker," katanya.
Masker bedah digunakan oleh orang yang sakit, dan orang yang sehat menggunakan masker kain.
"Masker yang baik adalah masker bedah, ini biasanya digunakan terutama oleh orang yang sakit, atau orang yang punya gejala."
Baca Juga: Percobaan Vaksin Covid-19 Sinovac, Diklaim Aman Digunakan oleh Kalangan Lansia
Baca Juga: 16 Kasus Baru Covid-19 di Yogyakarta, Berasal dari Klaster Warung Solo Sudah Meluas
"Bisa juga menggunakan masker kain bagi masyarakat yang sehat," papar Wiku.
Menurutnya, masker kain yang lebih baik mencegah covid-19 yakni mempunyai tiga lapisan.
"Masker kain yang bagus ini berbahan katun dan berlapis tiga."
"Karena kemampuan menyaring partikel virus itu akan lebih baik dengan jumlah lapisan yang lebih banyak."
"Dalam hal ini dalam tiga lapisan berbahan katun," imbuh Wiku Adisasmito.
(TribunKaltim.co/Miftah Aulia)