Natal dan Tahun Baru

Suplai BBM Langka di Krayan Nunukan Kaltara, Pertamina: Pasok 2 Kali Lipat di Natal dan Tahun Baru

General Manager (GM) Pertamina MOR VI, Freddy Anwar, menjawab kelangkaan BBM di wilayah Krayan, Kabupaten Nunukan.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
PENJELASAN - General Manager (GM) Pertamina MOR VI, Freddy Anwar, menjawab kelangkaan BBM di wilayah Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - General Manager (GM) Pertamina MOR VI, Freddy Anwar, menjawab kelangkaan BBM di wilayah Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara ( Kaltara ).

Menurutnya, Pertamina selama ini fokus memastikan pelayanan di kota, namun tetap berupaya maksimal memberi pelayanan di wilayah pelosok.

Permasalahannya sedang mencoba maksimal masuk ke lokasi, seperti di Krayan, Nunukan.

"Ini masalah yang diluar kendali kita," katanya, Selasa (22/12/2020).

Baca juga: BBM Langka di Krayan Nunukan, Ketua DPRD Kaltara akan Tindaklanjuti ke Dinas Terkait

Baca juga: Kisah Unik dari Nunukan Selain Mahalnya Harga BBM, Teras Rumah Warga di Indonesia, Dapur di Malaysia

Baca juga: Trending Topic, Profil Kabupaten Nunukan di Kaltara, Harga Gula bisa Capai Rp 40 Ribu Per Kg, BBM?

Sebagai informasi, suplai BBM langka di Krayan imbas dari tak beroperasinya pesawat angkut BBM, Air Tractor dari Kota Tarakan menuju Krayan.

Kabar mengenai kelangkaan bahan bakar minyak ( BBM ) dari ujung perbatasan, Republik Indonesia - Malaysia ini bahkan terjadi sejak satu bulan terakhir.

Freddy menjelaskan hanya ada dua lokasi SPBU di wilayah tersebut, yakni di daerah Krayan Kota dan Krayan selatan.

Adapun masalahnya berkaitan dengan kondisi curah hujan tinggi yang menyebabkan akses menjadi terkendala.

Baca juga: Belum Kelar Masalah Kelangkaan BBM, Warga Krayan Dirundung Gelap Gulita Akibat Listrik Padam Total

Baca juga: Semua Sulit! Jalanan Hancur, Sembako Mahal, BBM Langka, Nasib Warga Perbatasan RI-Malaysia di Krayan

Baca juga: Suplai BBM Terbatas, Warga Krayan Antre Demi Dapatkan 3 Liter per 3 Hari, Akses Jalan Disorot

"Satu lokasi masih jadi PR, bukan BBMnya tapi penghantarannya dari bandara ke Krayan Selatan. Ketika curah hujan tinggi akses tidak bisa tembus," ulasnya.

Saat ini, pasokan BBM untuk wilayah Krayan bahkan mendapat jatah dua kali lipat. BBM diangkut dengan dua pesawat yakni Air Tractor dan Cesna.

Selain itu, lima mobil berisi pasokan BBM 2.000 liter setiap tangkinya, bahkan sudah diangkut menuju Krayan. Kabarnya, pemerintah daerah wilayah setempat juga sudah menurunkan alat berat.

"Sudah tiga hari ini kita double angkutnya pakai dua pesawat. Semoga saja cuaca makin baik, jadi kita bisa tembus ke Krayan Selatan," tutur Freddy.

Melalui program 3T (tertinggal, terdepan, terluar), lanjutnya, Pertamina telah merealisasikan 49 titik SPBU di wilayah pedalaman sejak tahun 2018.

Menurutnya, ini merupakan salah sath upaya Pertamina agar bahan bakar minyak bisa masuk ke daerah yang sulit untuk dijangkau.

"Kita tetap beruoaya maksimal, sudah ada planning sampai 2023. Ini komitmen tidak hanya bicara untung, tapi memastikan pelayanan sampai lokasi terpencil," tukasnya.

DPRD Kaltara akan Tindaklanjuti

Antrean panjang penduduk saat membeli BBM, terjadi di Krayan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, akibat langkanya suplai BBM dari Pertamina.

Diberitakan sebelumnya di TribunKaltara.com, warga Krayan, Kabupaten Nunukan, hanya mendapatkan 3 liter bensin untuk jatah selama 3 hari.

Dihubungi via sambungan telepon oleh TribunKaltara.com, Ketua DPRD Kaltara, Norhayati Andris, mengaku.

Pihaknya akan menindaklanjutinya dengan dinas terkait, mengenai antrean panjang warga dan keterbatasan suplai BBM.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Polda Kaltara Gelar Apel Pasukan Operasi Lilin Kayan 2020

Baca juga: Mulai Hari Ini Operasi Lilin Krayan Digelar, Fokus Utama Penegakan Protokol Kesehatan

Baca juga: Trending Topic, Profil Kabupaten Nunukan di Kaltara, Harga Gula bisa Capai Rp 40 Ribu Per Kg, BBM?

"Kita tindaklanjuti, namanya pengawasan, jangan sampai ada trouble di lapangan, kami akan mem-pressure dinas terkait," ujar Ketua DPRD Kaltara, Norhayati Andris, Senin (21/12/2020).

Menurutnya, warga Krayan yang ada di perbatasan, adalah keluarga yang harus mendapatkan pelayanan yang baik dari negara.

Baca juga: Kesal BBM Langka di Daerah Kaya, Dokter 2 Anak Kirim Surat Terbuka ke Presiden Jokowi

Baca juga: BBM Langka di Nunukan, 4 Hari Sampah tak Terangkut

Baca juga: BBM Langka, Pemprov Kaltara Bentuk Tim Pengawas BBM

Baca juga: BBM Langka, Harga Capai Rp 11 Ribu per Liter di Babulu

Baca juga: BBM Langka, Warga Antre Seharian

"Jangan sampai masyarakat Kaltara perbatasan, tidak mendapatkan fasilitas dan layanan, karena mereka juga bagian dari keluarga kita, tentunya negara harus hadir," tambah Norhayati.

Dirinya mengungkapkan, bila ketersediaan BBM serta BBM satu harga, harus terus dilaksanakan, karena merupakan program utama Presiden Jokowi.

"Ini merupakan program utama Pak Jokowi, untuk ketersediaan dan BBM satu harga, sehingga dinas terkait bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat perbatasan," tambahnya.

Baginya, pelayanan BBM di perbatasan harus diperhatikan dengan serius oleh dinas terkait, mengingat saat ini sudah memasuki libur Natal dan Tahun Baru.

"Karena pelayanan BBM yang baik tentu akan membantu masyarakat di perbatasan, saat merayakan natal dan tahun baru," terangnya.

Baca juga: BBM Langka, Polisi Awasi SPBU

Baca juga: BBM Langka Akibat Tidak Responsifnya Pemda

Baca juga: BBM Langka, Puluhan Kapal di Tarakan Tidak Berlayar

Diketahui, hingga saat ini warga Krayan masih kesulitan mendapatkan BBM, adapun harga bensin sempat menyentuh angka Rp 35.000 per liter.

Berhenti Beroperasi

Berita sebelumnya. Sulitnya memperoleh BBM yang terjadi sebulan terakhir dirasakan oleh warga perbatasan RI-Malaysia di Kecamatan Krayan ini lantaran armada angkut berhenti beroperasi.

Pesawat Air Tractor yang selama ini digunakan , dengan daya angkut sebanyak 4 ton dari Kota Tarakan menuju Krayan, berhenti beroperasi.

Pasalnya, lisensi izin terbang pilot Air Tractor sedang dalam proses diperpanjang.

Sehingga layanan angkutan BBM hanya menggunakan pesawat Smart, dengan daya angkut hanya 1,2 ton saja.

Sementara itu, dari 5 kecamatan di Krayan hanya ada satu APMS di Krayan Induk dan satu SPBU di Krayan Selatan.

Dia mengaku, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Pertamina di Tarakan soal lisensi pilot beberapa waktu lalu.

Namun, ia belum bisa pastikan kapan Air Tractor kembali beroperasi.

"Pertamina belum bisa jamin kapan itu selesai. Tapi informasi terakhir, mereka ada upaya datangkan pesawat lagi yang daya angkut BBM-0nya lebih besar dari pesawat Smart yang digunakan saat ini. Kami masih tunggu itu," tuturnya.

Sekadar diketahui, 5 kecamatan di Krayan yakni Krayan Induk, Krayan Barat, Krayan Tengah, Krayan Selatan, dan Krayan Timur.

Jumlah warga untuk 5 kecamatan tersebut sekira 19 ribu jiwa.

"95 persen mayoritas bekerja sebagai petani. Bahkan, tidak semua kecamatan di sana dialiri listrik, hanya ada dua kecamatan saja yakni Long Bawan dan Long Layu. Sehingga mereka gunakan BBM untuk genzet, transportasi ke sawah, untuk ketinting, menebas rumput, dan senso," ungkapnya.

Akses Jalan

Terpisah, menurut Anggota Komisi III DPRD Nunukan, Fraksi Demokrat, Gad Khaleb, satu-satunya cara untuk memecah masalah Krayan saat ini yakni membuka akses jalan.

Pasalnya, 60 persen persoalan Krayan terkait akses jalan.

"Tidak ada pilihan lain, kalau sudah ada akses jalan ke sana, itu sudah mengurai 60 persen persoalan di Krayan, itu solusinya," tutur anggota DPRD Dapil Krayan itu.

Tidak hanya itu, pria yang akrab disapa Gad, mengatakan, saat ini volume suplai BBM harus ditambah.

Lantaran, 3 liter saja untuk satu orang tidak akan mencukupi kebutuhan warga di sana yang 95 persen mayoritas bekerja sebagai petani.

Bahkan, tidak semua kecamatan di sana dialiri listrik, hanya ada dua kecamatan saja yakni Long Bawan dan Long Layu.

"Mereka butuh untuk transportasi ke sawah, untuk ketinting, menebas rumput, senso, bahkan untuk genzet. Di sana masih pakai genset di kampung-kampung," ujarnya.

Gad menambahkan, 90 persen kebutuhan Krayan masih bergantung dengan Malaysia.

Namun, sampai sekarang Malaysia masih lakukan lockdown, sehingga suplai barang termasuk BBM tidak ada.

"Sebelum Covid-19, masalah ini tidak timbul, meskipun BBM dari Tarakan tidak masuk, dari Malaysia bisa masuk. Orang masih beli ke sana, hanya 3 menit saja waktu yang dibutuhkan ke sana, jalan darat lagi. Begitupun kebutuhan sembako seperti gula, dan sebagainya. Jadi selama pembangunan akses jalan tidak ada, masalah akan terus terjadi," ungkap Gad.

( TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi, Miftah Aulia, dan Felis )

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved