Berita Bontang Terkini
Orang Miskin di Bontang Tahun 2020 Jumlahnya Merangkak Naik, Cek Datanya dari BPS
Tren angka kemiskinan di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, tahun 2020 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya
Penulis: Ismail Usman | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Tren angka kemiskinan di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, tahun 2020 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Setidaknya dari catatan Badan Pusat Statistik Bontang, angka kemiskinan tahun 2020 ini 4,38 persen.
Angka ini sedikit lebih tinggi dari tahun 2019 lalu yang hanya 4,22 persen. Artinya ada peningkatan sekitar 0,16 persen.
Baca juga: Polemik Tapal Batas Kutim-Bontang, Agiel: Harus Ada Sinergitas Pemprov Kaltim dengan Pihak Terkait
Kepala BPS Bontang, Widiyantono menuturkan kenaikan ini diperkirakan lantaran kondisi ekomoni yang terpuruk akibat Pandemi covid-19.
"Iya memang ada peningkatan dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini kan ada banyak faktor. Termasuk pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran," tuturnya saat ditemui Tribunkaltim.co, Kamis (18/3/2021).
Sebelumnya dalam priode empat tahun terakhir, angka tingkat kemisikinan terus mengalami penurunan.
Data yang dihimpun selama 5 tahun terakhir, angka tingkat kemiskinan terendah berada di tahun 2019.
Dari tahun 2015 tingkat kemisikinan di Bontang mencapai 5,06 persen.
Baca juga: Jadi Orang Miskin Baru, Sedikitnya 9.475 Karyawan di Kaltim Terkena PHK dan Dirumahkan
Angka ini pun terus mengalami penurunan di setiap tahun nya hingga 2019, hingga kemudian kembali naik ditahun 2020.
"Terendah itu di tahun 2019 mas. Yah walaupun naik lagi di tahun 2020," bebernya.
Dikatakan Widiyantono, angka kemiskinan ini di bawah tingkat kemiskinan skala Provinisi Kalimantan timur pada tahun 2020, yakni 6,10 persen.
Baca juga: Lengkap Ramalan Soeharto Soal Nasib RI Abad-21, Banyak Pengangguran Tak Kerja, Pengamat Membenarkan
"Iya mas, tingkat kemiskinan di Bontang masih dibawah kaltim dan nasional. Kalau nasional itu 9,78 persen," bebernya.
Selain itu, jumlah penduduk yang miskin di Bontang pada tahun 2020 juga mengalami peningkatan.
Dari yang sebelumnya tahun 2019 7,47 persen. Naik menjadi 7,91 persen.
"Pasti naik juga mas jumlahnya," pungkasnya.
Bontang jadi Kota Terkaya
Kota Bontang menjadi daerah paling kaya atau makmur di Kalimantan Timur versi dari Badan Pusat Statistika (BPS).
Hal itu ditandai total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dicatat BPS, per kapita sebanyak Rp 312 juta per tahun.
Jika dirata-ratakan perbulanya, warga Kota Bontang bisa memperoleh Rp 26 juta.
PDRB atas dasar harga Berlaku itu nilai tambah barang dan jasa dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahunnya.
Baca juga: Disdikbud Bontang Usulkan 188 Formasi Tenaga Pengajar dan Guru Ngaji dalam Rekrutmen PPPK 2021
Sederhananya, total nilai tambah barang dan jasa satu daerah dibagi dengan jumlah penduduk.
"Tertinggi karena pembagian jumlah penduduknya lebih sedikit," ujar Widiyantono Kepala BPS Bontang, Selasa (16/3/2021).
Sehingga Kota Bontang, Kalimantan Timur menempatkan posisi pertama sebagai daerah paling kaya atau paling tajir di Kalimantan Timur.
Bahkan pada tingkat nasional, daerah julukan kota gas dan kondensat ini berada diurutan ketiga di Indonesia.
Baca juga: Spesialis Congkel Rumah Digelandang ke Mapolres Bontang usai Maling Ponsel di Dua TKP
Baca juga: Komisi 3 DPRD Kaltim Prihatin Kondisi Jalan Poros Bontang, Kutim dan Berau, Minta Pemerintah Serius
Tak heran, mengingat Bontang menjadi tempat berdirinya beragam perusahaan dan pabrik raksasa seperti Pupuk Kaltim (PKT) dan PT Badak NGL.
Masih data BPS Bontang, posisi kedua diisi oleh Kutai Timur dengan nominal PDRB per kapita Rp 296 juta. Selanjutnya, Kutai Kartanegara sebanyak Rp 185 juta.
Adapun distribusi persentase PDRB Bontang atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2020, paling besar disumbang oleh sektor industri pengolahan (manufacturing) sebesar 79,6 persen dan konstruksi 6,59 persen.
Baca juga: Penunjang Ibu Kota Negara, Desa di Kecamatan Sepaku Interkoneksi Antar Destinasi Wisata
Baca juga: Deretan Proyek Besar Penajam Paser Utara, Penunjang Ibu Kota Negara RI di Kalimantan Timur
Jumlah sektor industri mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 80,73 persen.
Sementara sektor Konstruksi meningkatkan dari sebelumnya 6,34 persen.
"Produksi sektor industri dari tahun ke tahun turun karena memang bahan bakunya sudah mulai berkurang contohnya PT Badak," ujar Widi kembali.
Pengangguran di Bontang Naik Lagi
Berita sebelumnya. Tren angka pengangguran di Bontang meningkat sepanjang tahun 2020 dibanding tahun 2019.
Setidaknya dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang, persentase angka pengangguran tahun 2020 meningkat 9,46 persen.
Jika dibandingkan di tahun 2019 lalu, angkanya lebih kecil yakni 9,02 persen.
Baca juga: Ketua IDI Sarankan Pemkot Bontang tak Perlu Memperpanjang PPKM
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Bontang Minta Berikan Hak Setara bagi Perusahaan Muat Batubara di Pelabuhan Loktuan
Hal itupun diakui Usman, Kabid Produktivitas dan Penempatan Kerja, Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bontang.
Ia menuturkan, salah satu penyebab tren angka pengangguran meningkat lantaran pandemi Covid-19 yang berimbas pada semua sektor.
"Tahun lalu itukan saat parah-parah pandemi Covid-19 yang disusul kebijakan pembatasan sosial masyarakat," ujarnya, Jumat (12/03/2021).
Baca juga: Iseng Nongkrong di Selambai Lok Tuan Bontang, Sejumlah Pemuda Nyaris Menangkap Buaya Berukuran Besar
Baca juga: Polres Bontang Terapkan Tilang Elektronik, Pasang CCTV Pengenal Wajah di Tiga Lokasi
Akibatnya, banyak perusahaan melakukan pembatasan produksi mereka yang berimbas pada pengurangan karyawan.
"Perusahaan kendor aktivitas produksinya karena banyak pembatasan, mau tidak mau melakukan pengurangan," ungkap Usman.
Tak hanya itu, faktor meningkatnya jumlah penduduk juga berpengaruh terhadap presentase pengangguran.
Baca juga: Pemkot Bontang Bolehkan Pembelajaran Tatap Muka di Juli, Asalkan Tren Kasus Covid-19 Menurun
Baca juga: Asal Patuhi Prokes Covid-19, Pemkot Bontang Bolehkan Perayaan Isra Miraj di Masjid
"Itu fakta banyak yang masuk ke Bontang," bebernya.
Pihaknya pun saat ini tak bisa berbuat banyak. Bahkan, kegiatan pelatihanan bagi tenaga kerja saat ini belum dapat dilakukan kembali.
"Ya saat ini kita hanya bisa menunggu sembari mencari solusi," tutupnya.
Penulis Ismail Usman | Editor: Budi Susilo