Berita Balikpapan Terkini

Harga Sapi Kurban Idul Adha di Balikpapan Melonjak karena Karantina

Pemerintah memberikan kebijakan syarat wajib karantina selama 14 hari pada sapi kurban Idul Adha, akibat merebaknya penyakit Mulut dan Kuku

Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/ARDIANA
Pedagang Sapi di Kawasan Jalan Marsma Iswahyudi, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Minggu (3/7/2022). Hewan kurban sapi di Balikpapan harganya mulai meroket tinggi lantaran terbentur syarat wajib karantina. 

TRIBUNKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Pemerintah memberikan kebijakan syarat wajib karantina selama 14 hari pada sapi kurban Idul Adha, akibat merebaknya penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Hal ini berdampak pada pemasokan dan kelonjakan harga sapi kurban di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Minggu (3/7/2022).

Salah satu pedagang sapi kurban di kawasan jalan Marsma Iswahyudi, Yuswandi mengatakan hingga saat ini, pemasokan sapi kurban yang terus ia pantau dari Majenne, Sulawesi Barat menunjukkan belum adanya sapi yang terjangkit PMK.

"Jadi untuk mendapatkan sapi ini, kami mitra dengan peternak. Semuanya berjalan lancar aja. Alhamdulillah sampai hari ini, saya kontak dokter hewan yg di Majenne. Alhamdulillah sapi-sapi yang dikirim ke Balikpapan belum ada yg positif PMK," ucapnya.

Baca juga: Harga Daging Sapi di Sangatta Kutai Timur Capai Rp 140 Ribu per Kg

Baca juga: Akibat Wabah PMK, Pasokan Daging Sapi di PPU Dikhawatirkan Terganggu saat Idul Adha

Baca juga: Imbas Wabah PMK, Harga Daging Sapi Segar di Balikpapan Melejit hingga Rp 150 Ribu per Kilogram

Namun ia mengeluhkan kebijakan karantina untuk sapi kurban selama 14 hari yang berdampak pada harga sapi kurban karena pembiayaan karantin yang tidak sedikit.

"Cuman yang bikin berat ini, masalah karantina 14 hari karena PMK. Makanya harga sapi sekarang lebih mahal," ucapnya.

Yuswandi juga mengatakan, sebenarnya harga bibit sapi juga naik sebelum diberlakukannya karantina.

Namun peraturan karantina tersebut menambah banyak biaya. Harga Sapi yang awalnya 18 juta naik diatas 20 juta rupiah.

Hal ini disebabkan oleh biaya karantina hingga transportasi pengiriman yang juga ikut naik.

Memang dasarnya dari bibitnya ada kenaikan. Kenaikannya antara 500ribu sampai sejuta. Harga jualnya, dulu itu 18 sampai 20juta. Saat ini 20-an ke atas karena biaya tadi.

"Selain itu juga karena harga bibitnya yang naik. Semuanya juga naik kayak sewa kapal untuk diantar kesini, biaya pakannya. Pokoknya semuanya naik," keluhnya.

Baca juga: Kebutuhan Daging Sapi Segar pada Lebaran Idul Fitri Kemarin di Penajam Paser Utara Mencapai 36 Ton

Ia berharap pemerintah memberikan kebijakan yang lebih baik tentang pemberlakuan karantina tersebut.

"Harapan kami sebagai pedagang, khususnya dari pihak karantina, baik yg ada di tempat asal atau setibanya disini, kalau bisa ada kebijakan tentang pengurangan waktu karantina.

Kemarin 14 hari karantina. Dan itu berat bagi kami. Kan selama ini, juga belum ada penyakit sapi yang terjangkit. Saya selalu hubungi teman2 disana.

Jadi kalau bisa ada kebijakan. Dalam artian, kami ini kurang pemasokan dan kena biaya tambahan. Karena biaya karantina juga sekitar 500 ribu perhari.

"Belum kita beli pakan dan gaji pegawai, dan lain-lain," harapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved