Berita Kaltim Terkini
Gegara Penyakit LSD Ditemukan, Kaltim Stop Sementara Pasokan Sapi dari Pulau Jawa
Provinsi Kalimantan Timur menyetop sementara pasokan hewan ternak sapi asal Pulau Jawa, karena adanya temuan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD)
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA- Provinsi Kalimantan Timur menyetop sementara pasokan hewan ternak sapi asal Pulau Jawa, karena adanya temuan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang terjadi pada hewan ternak.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah melalui siaran pers menegaskan LSD merupakan penyakit hewan dari Afrika yang menyerang sapi-sapi di Riau pada sebulan terakhir ini.
Sehingga untuk penanganan darurat, maka Kementerian Pertanian melakukan vaksinasi.
Menurut Nasrullah, pada tahap pertama, vaksinasi difokuskan di desa tertular dan kemudian akan dilakukan pada zona kontrol (pengendalian) dengan radius 10 km dari desa kasus.
Baca juga: Pemprov Kaltim Siapkan Rp 2,7 Miliar untuk Pengendalian PMK
Baca juga: Akhir Februari 2023, PMK Mulai Serang Sapi Potong di Kutim
"100 ribu dosis vaksin dan logistik vaksinasinya sudah siap," tegasnya.
Lebih lanjut Nasrullah menjelaskan, upaya pengendalian LSD di kabupaten Indragiri Hulu, Pelalawan, Indragiri Hilir, Dumai, Siak, Bengkalis, dan Kampar ini mendapatkan dukungan dari Australia-Indonesia Health Security Partnership (AIHSP).
Serta Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO).
Wabah lumpy skin disease atau LSD juga muncul di Pulau Jawa pada awal tahun 2023 meski kasus awal di Provinsi Riau diketahui bisa dikendalikan.
Deteksi dini pengendalian penyakit kulit pada sapi ini sangat dibutuhkan agar bisa segera ditangani dengan tepat dan mencegah penularan.
Berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS) pada 18 November 2022, ditemukan 11.474 kasus LSD di enam provinsi di Indonesia.
LSD sendiri semula dianggap sebagai penyakit Afrika karena hanya ditemukan di benua tersebut sejak 1929.
Namun, LSD mulai terkonfirmasi di luar Afrika seperti di Mesir pada 1989.
Hingga 2019, penyakit ternak tersebut meluas hingga ke Benua Asia.
Menyikapi ini, Pemprov Kaltim menyetop sementara pengiriman sapi dari Pulau Jawa.
"Kami sementara tidak izinkan sapi dari Jawa masuk Ke Kaltim, karena ada penyakit lain yang sebenarnya jauh lebih berbahaya dari PMK yaitu penyakit LSD," tegas Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim Fahmi Himawan.
Penyakit LSD dijelaskannya menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar.
LSD juga disebutnya lebih berbahaya dari Penyakit Kuku dan Mulut (PMK).
Menurut Fahmi, PMK hanya menimbulkan kerugian secara ekonomi, tetapi daging tetap bisa dikonsumsi lantaran tidak zonosis (menular ke manusia).
Berbeda dengan LSD, selain bisa menyebabkan kematian pada ternak, dagingnya juga tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
"Secara visual saja memang sampai ke daging seperti bentol-bentol, sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman untuk memakan daging," ujar Fahmi.
"LSD ini sudah masuk di Sumatera dan Jawa termasuk Jatim, karena itu sementara ini tidak izinkan sapi dari Jawa masuk ke Kaltim," sambungnya.
Baca juga: Dinas Pertanian Penajam Paser Utara Masih Antisipasi Penyebaran PMK
Fahmi menyampaikan bahwa pihaknya telah memiliki surat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) untuk mengontrol daging produk hasil ternak agar Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH).
Sementara ini, Benua Etam mendatangkan sapi dari luar Kaltim seperti NTB untuk sapi bibit, kemudian sapi potong dari NTT dan Sulawesi.
Pasca wabah PMK, ternak dari Jawa khususnya sapi memang belum didatangkan lagi.
Dengan adanya PMK sendiri, sebenarnya memang menjadi kehati-hatian untuk mendapatkan sumber dari mana ternak sapi berasal dan akan masuk ke Kaltim.
"Populasi besar ada di NTT, NTB, Bali dan sebagainya, paling banyak masuk sapi potong yang dari NTT. Selain itu NTT ini jalurnya masih zona hijau dan sangat ketat," terangnya. (*)
Suara Veteran Kaltim Menjelang HUT ke 80 RI, Generasi Muda Harus Punya Jiwa Pejuang |
![]() |
---|
Belum Ada Relaksasi Pajak Kendaraan di Kaltim, Bapenda Fokus Tagih Tunggakan |
![]() |
---|
BEM Unmul Tuntut Rektor Tarik Permintaan Maaf ke Wagub Kaltim Seno Aji hingga Protes Biaya Kuliah |
![]() |
---|
Sempat Jadi Sorotan, Gubernur Rudy Mas'ud Akhirnya Hadiri Rapat Paripurna DPRD Kaltim |
![]() |
---|
6 Wisata Alam Terfavorit di Kalimantan Timur Tahun 2024, Ini Destinasi dengan Pengunjung Terbanyak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.