Berita Kutim Terkini

Akhir Februari 2023, PMK Mulai Serang Sapi Potong di Kutim

Mulai akhir bulan Februari 2023 lalu, penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang dan mulai merebah ke sapi potong di wilayah Kabupaten Kutai Timur

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
Kepala DPTPH Dyah Ratnaningrum saat diwawancarai awak media di Kantor Bupati Kutim, Kawasan Bukit Pelangi, Sangatta, Senin (20/3/2023).TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS 

TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA- Mulai akhir bulan Februari 2023 lalu, penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang dan mulai merebah ke sapi potong di wilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

Pasalnya, pada saat lalu lintas ternak di Kutim diimplementasikan secara ketat karena bekerjasama dengan Satgas PMK, maka PMK tidak masuk ke wilayah Kutim.

Tetapi dampaknya terhadap para pedagang jadi menjerit lantaran tidak dapat sapi potong serta jumlah daging di pasaran sangat tipis sehingga harga daging melonjak.

Maka dari itu pihak Dinas Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim agak melonggarkan lalu lintas ternak khusus untuk sapi potong.

Baca juga: Distanak Kukar Terima 10 Ribu Dosis Vaksin PMK, Prioritas untuk Hewan Ternak Sapi

Baca juga: Paser Ditetapkan Sebagai Daerah Terbaik Dalam Penaganan Kasus PMK, Capaian Vaksinasi 37 Persen

"Dan ini kami banyak masuk sapi potong ke Kutai Timur dan kami mau tidak mau harus merekomendasikan karena kalau tidak sapi kita habis, dan ini berefek adanya kasus PMK," ungkap Kepala DPTPH Kutim, Dyah Ratnaningrum saat radalok triwulan pertama, di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim, Sangatta, Senin (20/3/2023).

Kata dia, pihaknya menemukan kasus PMK awalnya di Kecamatan Teluk Pandan sebanyak 2 ekor sapi potong.

Di mana kasus tersebut langsung ditindaklanjuti oleh dokter hewan.

Namun, pihaknya menemukan lagi kasus serupa di Kecamatan Sangatta Selatan bahkan hingga menyebabkan kematian pada sapi potong.

Hal itu dikarenakan laporan PMK yang diterimanya memang kondisnya sudah cukup parah.

"Sehingga ada kematian 1 ekor sapi, kemudian ada 8 yang harus dipotong paksa, sehingga kita harus segera melakukan eliminasi terhadap itu," bebernya.

Oleh sebab itu, ia memerlukan obat-obatan untuk melakukan eliminasi PMK terhadap sapi potong di Kutim.

Lantaran obat-obatan yang dimiliki oleh DPTPH Kutim terbatas, ia mencoba menganggarkan di anggaran pergeseran berupa perjalanan dinas terkait pembelian obat-obatan.

Baca juga: Dinas PKH Kaltim Sebut Laporan Kasus PMK Nol dan Vaksinasi Capai 80 Persen

"Selain itu kami mengimbau kepada para pedagang yang mengambil sapi potong dari luar agar benar-benar diseleksi jangan sampai kecolongan lagi, karena jika terjadi PMK yang rugi pedagang sendiri," tuturnya.

Menyikapi hal itu, ia bersama DPTPH Kaltim akan melakukan peninjauan dan pemberian edukasi kepada pedagang sapi potong dalam waktu dekat ini. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved