Berita Kukar Terkini
3 Tips Membeli Hewan Kurban Berkualitas ala Distanak Kukar
Perayaan Hari Raya Iduladha menjadi momentum bagi para umat muslim untuk melakukan pemotongan hewan kurban
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Perayaan Hari Raya Iduladha menjadi momentum bagi para umat muslim untuk melakukan pemotongan hewan kurban.
Kurban merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan kepada umat Islam yang memiliki kemampuan untuk berkurban.
Namun, ibadah kurban bukan hanya sekadar menyembelih dan membagikan daging kurban pada kerabat, tetangga atau fakir miskin saja.
Sebagai seorang muslim, harus mengetahui terlebih dahulu hewan yang baik untuk dikurbankan. Memilih hewan kurban tidak boleh sembarangan dalam Islam.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara pun membagikan tips memilih sapi kurban yang berkualitas.
Baca juga: Jangan Sampai Berdosa, Ini Waktu yang Dilarang Menyembelih Hewan Kurban Menurut Buya Yahya
Sapi yang sehat dapat dilihat dari alat indranya, mata terlihat cerah dan bersih. Kemudian cermin hidung yang basah dan bersih.
Secara fisik, bulu hewan juga dalam keadaan bersih dan tidak kusam. Sapi juga tidak kurus bergerak lincah serta memiliki nafsu makan yang baik.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distanak Kukar, Aji Gazali Rahman menyebut, tiga kriteria umum sapi berkualitas.
"Pertama, sudah memenuhi persyaratan berusia dua tahun ke atas. Terus dilihat dari eksterior perfomance tubuhnya itu sehat, bulunya tidak kusut. Kalau kusut dapat dipastikan cacingan," urainya, Sabtu (3/6/2023).
Baca juga: 13 Adab Saat Menyembelih Hewan Kurban, Salah Satunya Menghadapkan Hewan ke Arah Kiblat
Sapi juga seringkali ditemukan dalam keadaan dengan telinga yang sobek. Biasanya, sobekan itu disengaja oleh peternak sebagai tanda kepemilikan.
Sapi tersebut pun tidak masuk dalam kategori cacat permanen dan secara umum tidak menjadi permasalahan.
"Kalau telinga disobek itu sebagai tanda, cuma pembeli ini kan mau yang bagus kualitasnya dan sebenarnya itu bukan cacat permanen," sebut Aji Gazali Rahman.

Begitu juga dengan sapi yang sengaja di cap dengan menggunakan besi panas. Biasanya, bekas besi panas yang ditempelkan akan membuat kulit sapi cacat.
Namun, hal itu juga tidak menjadi masalah, lantaran hanya sebagai tanda kepemilikan hewan.
Baca juga: Harga Sapi Kurban di Penajam Paser Utara, Mulai Naik hingga Rp 3 Juta
Tapi pada umumnya kami tidak mau membeli yang sobek-sobekan itu, maunya yang utuh mulus.
"Beda kalau di cap bakar, kalau di cap bakar itu memang untuk menandai," pungkasnya. (*)
Kasus Asusila di Ponpes Tenggarong, DPRD Kukar Pertimbangkan Penutupan dan Siapkan RDP |
![]() |
---|
6 Santri jadi Korban Pencabulan Guru Pesantren di Kukar, Polisi Beber Modus dan Kronologinya |
![]() |
---|
Wabup Kukar Rendi Solihin Beri Atensi Kasus Dugaan Pelecehan Seksual di Tenggarong Seberang |
![]() |
---|
Inspektorat Kukar Awasi Dana Desa Lewat Metode Sampling |
![]() |
---|
Hari Pramuka ke-64 di Kukar, Edi Damansyah Ajak Generasi Muda Perkuat Ketahanan Bangsa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.