Berita Nasional Terkini

Panji Gumilang Ternyata Pernah Dipenjara dan Pecat 116 Guru, Ini Kasusnya

Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren/ Ponpes Al Zaytun ternyata pernah jadi terdakwa dan dipenjara 10 bulan.

Tribun Jabar/ Nazmi Abdurrahman
Pimpinan Pondok Pesantren Mahad Al-Zaytun, Panji Gumilang, saat tiba di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/6/2023). Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren/ Ponpes Al Zaytun ternyata pernah jadi terdakwa dan dipenjara 10 bulan. 

Koordinator aksi, Jamal Wibisono, mengatakan, ada lima tuntutan yang ingin mereka sampaikan dalam aksi tersebut.

Panji Gumilang, ungkap alasan menyanyikan lagu salam Yahudi (Shalom Aleichem) di Masjid
Panji Gumilang, ungkap alasan menyanyikan lagu salam Yahudi (Shalom Aleichem) di Masjid (YouTube/METRO TV)

Tuntutan pertama, kata dia, massa mendesak agar pihak MUI dan Kemenag bisa mengusut tuntas adanya dugaan ajaran sesat di Ponpes Al-Zaytun.

"Soal kontroversi yang terjadi, kita ingin MUI dan Kemenag untuk segera menindaklanjuti," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Tuntutan kedua, lanjut dia, soal adanya dugaan tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan oleh pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang. Korbannya diketahui adalah Kartinih.

Massa mendesak pihak kepolisian segera mengungkapkan kebenaran soal dugaan tindak pidana tersebut kepada publik.

Tuntutan ketiga, kata Jamal, soal penguasaan lahan.

Baca juga: Alasan Panji Gumilang Lagu Yahudi Shalom Aleichem Dinyanyikan Ponpes Al Zaytun

Pihaknya menduga Ponpes Al-Zaytun telah merampas tanah rakyat dan menguasai ribuan hektare yang tidak jelas izin peruntukannya.

Tuntutan keempat, massa mendesak agar pembuatan dermaga khusus oleh Ponpes Al-Zaytun di Kecamatan Kandanghaur dihentikan.

Apalagi, keberadaan dermaga tersebut sangat eksklusif dan tidak boleh ada orang yang boleh tahu kegiatan di dalamnya.

Massa khawatir lokasi tersebut dijadikan tempat untuk menyelundupkan barang-barang berbahaya, seperti narkoba dan senjata api.

Tuntutan kelima, massa menilai, Ponpes Al-Zaytun tidak memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar.

"Apalagi ponpes ini tertutup tidak bisa diakses secara umum," ujar dia.

5. Pendukung Pesantren Al-Zaytun Lantunkan Lagu Yahudi Hingga Dangdut

Sambut pengunjuk rasa, massa pendukung Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Zaytun nyanyikan lagu Yahudi hingga goyang dangdut.

Para massa tandingan itu menyanyikan lagu Yahudi berbahasa Ibrani dengan komando dari seseorang yang juga ada di lokasi unjuk rasa di depan Ponpes Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat Kamis (15/6/2023).

Dikutip dari Tribun Cirebon, salah satu lagu yang dinyanyikan massa pendukung Ponpes Al-Zaytun adalah lagu Shalom Aleichem.

Lagu itu dinyanyikan oleh massa aksi tandingan yang disiapkan Ponpes Al-Zaytun.

Bahasa ibrani diketahui juga merupakan bahasa yang kerap kali digunakan oleh orang Yahudi.

"Sekarang giliran kita nyanyikan lagu berbahasa Ibrani," ujar koordinator massa dari pihak Ponpes Al-Zaytun dari pengeras suara.

Dari pantauan massa tandingan yang disiapkan Ponpes Al-Zaytun langsung bernyanyi bersama-sama.

Selain lagu berbahasa ibrani, massa aksi dari Ponpes Al-Zaytun juga menyanyikan lagu-lagu nasional dan lagu dangdut untuk hiburan menunggu massa aksi dari Forum Indramayu Menggugat (FIM).

Sementara menanggapi kontroversi Al-Zaytun, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku menunggu arahan Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Karena urusan agama kemudian urusan fiskal, hubungan luar negeri, yustisi, pertahanan dan keamanan itu wilayah pemerintah pusat," ujarnya di Bandung. (*)

Pertahankan Shaf 'Nyeleneh' pada Shalat Idul Adha 2023

Pondok Pesantren Al-Zaytun kembali menjadi sorotan setelah khutbah Panji Gumilang pada salat Idul Adha 1444 H viral, Kamis (29/6/2023).

Selain isi khutbah Panji Gumilang, salat Idul Adha di Ponpes Al-Zaytun kembali menuai kontroversi dengan shaf yang dianggap nyeleneh karena adanya jarak antar jemaah.

Shaf pria dan wanita dibuat sejajar dengan kursi di samping jemaah masing-masing pada momen salat Idul Adha tahun ini.

Dari unggahan di kanal Youtube Ponpes Al-Zaytun, terlihat ada jarak dalam shaf para jemaah di Masjid Rahmatan Lil Alamain Kompleks Ponpes Al-Zaytun.

Barisan wanita dan pria sejajar di depan mimbar.

Pelaksanaan salat Idul Adha 1444 H/2023 di Ponpes Al-Zaytun Indramayu, yang dipimpin langsung Panji Gumilang sebagai imam sekaligus khotib, Kamis (29/6/2023). (youtube.com/@AlZaytunOfficial)
Pelaksanaan salat Idul Adha 1444 H/2023 di Ponpes Al-Zaytun Indramayu, yang dipimpin langsung Panji Gumilang sebagai imam sekaligus khotib, Kamis (29/6/2023). (youtube.com/@AlZaytunOfficial) (youtube.com/@AlZaytunOfficial)

Ada pula jarak antar para jemaah berkisar 1 meter.

Seusai salat, para jemaah kemudian duduk di kursi masing-masing yang sudah tersedia.

Meski menuai kritik, Al-Zaytun tetap mempertahankan pelaksanaan salat Idul Adha 2023 dengan shaf berjarak.

Baca juga: Havenu Shalom Aleichem Artinya? Salam Yahudi yang Sering Diucapkan Panji Gumilang, UAS Geram

Kondisi itu sama seperti pelaksanaan Salat Idul Fitri lalu yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Banyak pihak mengecam tata cara beribadah tersebut karena dinilai tidak sesuai dengan akidah Islam.

Dalam tayangan video itu ribuan santri dan pengurus pondok pesantren Al-Zaytun tampak melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Rahmatan Lil Alamin.

Adapun yang bertindak sebagai Imam dan khotib adalah Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang.

Di sisi lain, seluruh jemaah tampak khusyuk mendengarkan lantunan ayat suci Al quran surat As-Shaff ayat 6 sampai 8 yang dibaca Panji Gumilang dalam salat tersebut.

Pada rakaat kedua, Panji Gumilang melantunkan Al-Ikhlas.

Pada momen salat idul Adha itu, Panji Gumilang juga sempat menyampaikan khutbah.

Dalam narasinya, ia menyebut adanya orang yang suka menuduh, mencaci dan menjelek-jelekkan orang lain.

Baca juga: Sosok Panji Gumilang di Masa Lalu Terkuak, Hidup di Rumah Sederhana, Keluarga: Pejuang Pendidikan

Ia juga turut menyindir pihak-pihak yang mau bersuara hanya jika dibayar dengan uang.

Menurutnya, menjadi seorang pemimpin atau sosok yang bisa mewakili khalayak harus tampil dengan iman sejati dan pendidikan yang layak.

Sementara itu, Ponpes Al-Zaytun Indramayu menyembelih sebanyak 30 ekor sapi pada Hari Raya Idul Adha 2023 ini.

Selain sapi, 205 ekor domba dan lebih dari 30 ekor kambing juga disembelih.

Hal tersebut disampaikan Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Panji Gumilang saat khutbah Salat Idul Adha 1444 H di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Kamis (29/6/2023).

Panji Gumilang mengatakan, ciri-ciri dari Hari Raya Idul Adha adalah umat manusia memberikan pengorbanannya.

"Simbol pelaksanaan kurban di kampus kita tercatat hari ini, sapi 30 kepala," ujar dia.

Panji Gumilang menyebut, total bobot dari 30 ekor sapi itu setara dengan 18.920 kilogram daging.

Baca juga: 3 Masalah Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang Diungkap Mahfud MD: Hukum Pidana akan Ditangani Polri

Kemudian ada pula lebih dari 30 ekor kambing dengan bobot total 1.123 kilogram daging.

Segera sebanyak 205 ekor domba dengan jumlah bobot setara 5.799 kilogram.

Seluruh hasil kurban itu, kata Panji Gumilang nantinya akan didistribusikan kepada sebanyak 5.434 orang penerima.

Selain daging, para penerima juga akan dibagikan beras masing-masing 5 kilogram.

Panji Gumilang menyebut, hewan yang dikurbankan hari ini hanya sebuah pengorbanan kecil yang bisa dinilai dengan kilogram dan jumlah kepala hewan.

Di sisi lain, menurut Panji Gumilang, pengorbanan yang jauh lebih besar itu adalah usaha untuk memahami ajaran agama.

"Agar kita mampu hidup dengan mengenali, memahami apa ajaran kita yang hakiki," ucap dia. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved