Berita Paser Terkini

DLH Paser Nilai Dibutukhkan Pejuang Tangguh untuk Selamatkan Lingkungan

Penanaman mangrove yang dilakukan oleh Komunitas Peduli Mangrove Kabupaten Paser, mendapat apresiasi dan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser Achmad Safari saat melakukan penanaman bibit pohon mangrove, yang digelar oleh Komunitas Peduli Mangrove Kabupaten Paser, di Desa Modang, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Rabu (26/7/2023). TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM 

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Penanaman mangrove yang dilakukan oleh Komunitas Peduli Mangrove Kabupaten Paser, mendapat apresiasi dan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser

Penanaman 300 pohon mangrove yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Mangrove Internasional, dipusatkan di Desa Modang, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Rabu (26/7/2023). 

Kepala DLH Paser Achmad Safari mengatakan, penyelamatan lingkungan saat ini sangat dibutuhkan pejuang-pejuang yang tangguh. 

"Banyak diantara kita yang berjatuhan dijalan, hanya sedikit sekali yang bisa survive dan bisa berjuang hingga menghasilkan karya nyata bagi penyelamatan lingkungan di wilayah masing-masing," kata Safari. 

Baca juga: Nasib Jalan Berlubang di Tanah Grogot Paser, Pemkab Guyur Dana Rp 1 Miliar Lebih

Berbicara mengenai tema lingkungan hidup yaitu solusi tanpa sampah plastik, yang saat ini dirangkai dengan Hari Mangrove Sedunia, erat kaitannya dengan kondisi lingkungan di semua sektor. Baik di perkotaan, pedesaan, daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. 

"Indonesia saat ini masuk di ranking 5 dunia yang tidak bisa dibanggakan, urutan kelima negara penghasil sampah plastik terbanyak di dunia," singgungnya. 

Bahkan dalam sebuah studi, sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia bisa ekspansi atau menyebar hingga ke Benua Afrika. 

Hal itu membuktikan, sangat berbahayanya sampah plastik yang kita produksi. 

"Daerah pesisir yang berada di dataran rendah, merupakan daerah yang paling rawan terdampak dari sampah plastik. Sampah yang berasal dari pegunungan, daerah tinggi, daerah perkotaan yang terakumulasi hingga ke daerah pesisir dan kembali lagi terdampaknya ke wilayah-wilayah desa di pesisir," ungkapnya. 

Baca juga: Penajam Paser Utara Diharapkan jadi Kawasan Strategis Nasional, Seiring Pindahnya IKN ke Sepaku

Safari menilai, tambak tidak terlepas dari keberadaan sampah plastik, yang berimbas pada habitat-habitat yang ada di sekitarnya. 

"Seperti daerah tambak, yang mengakibatkan hutan mangrove mati, begitupun hewan di sekitarnya  akan mati atau pergi dari lokasi itu dan tidak akan didapatkan lagi di daerah yang banyak sampah plastik," ulasnya. 

Pihaknya menawarkan beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi persoalan itu, yaitu dengan Edukasi, Kaji dan Aksi (EKA). 

Ketiga tahapan tersebut dinilai perlu dilakukan, yaitu edukasi dalam hal menyosialisasikan dan memberi kesadaran kepada semua komunitas, elemen masyarakat utamanya anak muda agar lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan

"Tanggungjawab lingkungan itu bukan hanya tanggung jawab dari yayasan maupun komunitas, tetapi tanggung jawab kita pribadi dan rumah tangga. Itu yang lebih efektif, untuk bisa mereduksi degradasi lingkungan yang disebabkan oleh aktifkan manusia," imbuh Safari. 

Baca juga: Dishub Provinsi Kalimantan Timur Bakal Ambil Alih Pengelolaan Terminal di Penajam Paser Utara

Sebagaimana yang dilakukan oleh Komunitas Peduli Mangrove Kabupaten Paser, yang menyadarkan semua pihak untuk perduli terhadap kelestarian lingkungan

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved