Kasus Dugaan Emas Palsu
Pengakuan Lengkap Terduga Pelaku Penipuan Emas di Balikpapan Usai Ditangkap dan Sebab Toko Laris
Babak baru kasus penipuan emas di Balikpapan, terduga pelaku ditangkap di Kalteng, membantah melarikan diri dan berupaya ganti rugi
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Doan Pardede
9. Ada Penyusup di Grup WhatsApp
PENIPUAN EMAS BALIKPAPAN - Grup Whatsapp yang beranggotakan korban dugaan penipuan emas di Balikpapan. Dari jumlah 128 anggota, diketahui tidak seluruhnya korban, namun juga ada penyusup dari pihak terduga pelaku. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Guna mempermudah koordinasi, korban penipuan emas diduga palsu di Balikpapan membuat grup WhatsApp.
Grup WhatsApp yang kini berisikan 128 anggota tersebut diduga kesusupan oleh akun anonim yang bukan korban penipuan oleh salah satu toko emas di Balikpapan.
Diketahui, mereka satu suara lantaran dirugikan oleh pasangan suami istri pemilik toko berinisial GS di Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara, Balikpapan.
Sehingga ternyata grup yang dinamai Korban G*** S** itu tidak sepenuhnya berisikan anggota yang korban dari penipuan toko emas tersebut.
Seorang admin grup berinisial RO mengatakan bahwa dugaan adanya penyusup itu sudah terendus sejak awal-awal grup terbentuk.
Pria yang menjuluki dirinya sendiri tuan muda tersebut menyatakan sedikitnya ada 8 kontak yang diduga penyusup.
Menurutnya, 8 kontak tersebut diduga kuat merupakan pihak dari terduga pelaku pasutri yang tengah diburu oleh para korban.
"Penyusupnya kawan terduga pelaku sama terduga pelakunya sendiri. Mereka punya beberapa akun kontak untuk memantau situasi," tutur RO kepada TribunKaltim.co, Jumat (28/7/2023).
Dirincikan RO, dugaan adanya penyusup itu lantaran hanya 8 dari ratusan kontak lain yang kurang kooperatif.
Alih-alih membantu proses penyelidikan, kata RO, 8 kontak tersebut tak jarang melempar isu-isu yang bikin heboh.
"Jadi mereka ini nggak pernah sekalipun menunjukkan bukti nota, isi chat, atau apapun lah kalau mereka pernah bertransaksi sama toko GS," ungkapnya.
Kemudian mereka membikin isu kalau pasutri pemilik toko GS ini kabur ke Surabaya tanpa bisa memperlihatkan buktinya.
Lalu juga membocorkan rencana anggota grup dan melakukan pengalihan isu lewat penyebaran hoaks.
"Makanya grup itu sekarang kami buat silent. Cuma admin yang bisa kirim pesan, supaya nggak bikin isu-isu heboh lagi," tandasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.