Berita Kukar Terkini

Imam Pranawa Utama Desainer Puluhan Motif Khas Kutai, Karyanya Pernah Dipakai Menteri Sandiaga Uno

Imam Pranawa Utama Desainer Puluhan Motif Khas Kutai, Karyanya Pernah Dipakai Menteri Sandiaga Uno

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI
Imam Pranawa Utama, 58 tahun mengenakan atasan batik berwana biru dan bawahan jens hitam, siang itu. Ia, menjelaskan satu persatu kain batik yang tersusun rapi di lemari rumah. 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Imam Pranawa Utama Desainer Puluhan Motif Khas Kutai, Karyanya Pernah Dipakai Menteri Sandiaga Uno

Imam Pranawa Utama, 58 tahun, mengenakan atasan batik berwana biru dan bawahan jens hitam, siang itu. Ia, menjelaskan satu persatu kain batik yang tersusun rapi di lemari rumah.

Termasuk puluhan pakaian dan aksesoris bercorak batik yang tak luput dijelaskan. Semua barang itu adalah karya seni Imam Pranawa Utama. Hasil pengalamannya menjadi desainer selama tiga dekade.

Baca juga: Sosok Imam Pranawa, Desainer Kukar, Dahulu PNS Kini Fashion Show Keliling Indonesia

Belum lama ini, TribunKaltim.co bertamu di kediaman, Imam, di Jalan Loa Ipuh, Tenggarong, Kutai Kartanegara. Ia membuka cerita saat berusia 10 tahun dan masih duduk di kelas empat sekolah dasar.

Kala itu ia gemar sekali menggambar. Bukan tanpa alasan, kata Imam. Sejak kecil dia memiliki cita-cita menjadi arsitektur dan interior.

“Cita-cita saya menjadi perancang interior waktu itu” ungkapnya, Jumat (22/12/2023).

Namun karena sesuatu hal. Bukan jurusan arsitek dipilih ketika melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Dia memili masuk Akademi Penilik Kesehatan (APK) Yogyakarta.

Singkatnya pada pertengahan 1986, ia dinyatakan lulus sebagai sarjana muda. Setahun setelahnya ia diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berkat program ikatan dinas kampusnya. Mewajibkan setiap alumni segera bekerja menjadi abdi negara.

20231223_desainer lokal kutai
Imam Pranawa Utama, 58 tahun mengenakan atasan batik berwana biru dan bawahan jens hitam, siang itu. Ia, menjelaskan satu persatu kain batik yang tersusun rapi di lemari rumah.

Penempatan kerja Imam telah ditentukan yakni Dinas Kesehatan (Dinkes), Kutai Kartanegara. Otomatis membuatnya menjadi perantauan.

Tiba di Kukar dan bekerja beberapa bulan sebagai pegawai negeri sipil menurut Imam, gaji PNS golongan lll A untuk lulusan sarjana terbilang cukup kecil.

Waktu itu, ia menerima gaji Rp 47 ribu sebagai pegawai. Uang itu dianggap kurang untuk membiayai hidup sebagai perantau. Ia lalu mencari cara menambah pendapatan.

Tidak lama waktu berselang, ia melihat sebuah informasi di surat kabar harian Kaltim, kala itu. Media “Manuntung” namanya. Memiliki rubrik mode khusus desain pakaian. Setiap desain buatan yang dikirim kepada redaksi dan layak dimuat pada koran akan dibayar sebesar Rp 5.000.

Imam tidak menyia-nyiakan kesempatan. Bermodalkan kepercayaan dan pengalaman menggambar. Segera ia desain contoh pakaian untuk dikirim kepada surat kabar.

 

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved