Sejarah
Sejarah 24 Januari: Hari Kelahiran Jenderal Besar Sudirman Dan Meninggal Di Bulan yang Sama
Sudirman diakui sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia dan merupakan figur penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Penulis: Nisa Zakiyah | Editor: Rafan Arif Dwinanto
Ketika Jepang menguasai Indonesia pada 1942, sekolah tempat Sudirman mengajar ditutup dan dialihfungsikan menjadi pos militer. Selama pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Dunia II, Sudirman bekerja sebagai pegawai sipil di kantor pos.
Pada masa inilah ia mulai terlibat dalam gerakan perlawanan terhadap pendudukan Jepang.
Saat itu, Sudirman yang dipandang sebagai tokoh masyarakat diminta untuk memimpin sebuah tim di Cilacap dalam menghadapi serangan Jepang. Selain itu, Sudirman juga melakukan negosiasi dengan Jepang supaya membuka kembali sekolahnya, dimana upaya itu berhasil.
Sudirman kemudian bertemu dengan Soekarno, pemimpin nasionalis Indonesia, dan terlibat aktif dalam pergerakan kemerdekaan. Keduanya bekerja sama dalam mengorganisir rakyat Indonesia untuk menentang pendudukan Jepang.
- Perang Kemerdekaan:
Selama Perang Kemerdekaan Indonesia melawan Belanda (1945-1949), Sudirman memainkan peran penting dalam memimpin pasukan Indonesia. Meskipun dengan sumber daya yang terbatas, pasukan yang dipimpinnya berhasil melibatkan diri dalam berbagai pertempuran melawan pasukan Belanda.
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada tahun 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, Sudirman berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia.
Sudirman kemudian ditugaskan oleh Soekarno sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang merupakan embrio dari Tentara Nasional Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel.
Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia.
Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.
Suatu hari, ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu.
Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa.
Dan di tanggal 12 Desember di tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.
Baca juga: Dishub Balikpapan Tambah 200 Rambu Lalu Lintas, Jalan Tjutjup Suparna dan Sudirman Prioritas
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai.
Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tinggal satu yang berfungsi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.