Berita Balikpapan Terkini
UMKM Hafuza Corasut di Balikpapan Ubah Hobi Rajut jadi Peluang Usaha
UMKM Hafuza Corasut nyatanya sempat vakum sekitar 4 tahun. Hal ini disampaikan langsung oleh Pemilik usaha tersebut, Susilawati.
Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - UMKM Hafuza Corasut nyatanya sempat vakum sekitar 4 tahun. Hal ini disampaikan langsung oleh Pemilik usaha tersebut, Susilawati.
Ia membeberkan, awalnya UMKM Hafuza Corasut menghadirkan produk bunga akrilik. Namun, karena terhalang pandemi, usaha ini vakum.
Saat itu, Susilawati mengaku memulai aktivitas merajutnya demi mengisi waktu luang. Tata cara merajut pun ia lakukan secara autodidak hanya dengan melihat tutorial YouTube.
Sehingga, sejak saat itu, ia mulai memiliki hobi untuk merajut dan menghasilkan berbagai produk.
Baca juga: Diskop UKMP Samarinda Buka Kelas Bahasa Inggris Tingkatkan Daya Saing Pelaku UMKM
Baik dalam bentuk tas, gantungan kunci, topi, homedecor hingga rajutan berbentuk ragam bunga.
"Itupun dari hobi, karena suka majang rajut bunga buatan sendiri di ruang tamu. ikut komunitas dan pameran, dan akhirnya terjual banyak," jelasnya, Rabu (31/1/2024).
Siapa sangka, kegiatan yang menjadi hobi ini menjadi peluang baru bagi usahanya.
Sejak 2023, Susilawati mulai memasarkan produk rajutannya melalui sosial media. Seperti WhatsApp di 085247747708, hingga tiktok dan Instagram @hafuzacorasut.
Baca juga: Beri Pinjaman Tanpa Bunga, Rendi Solihin Ajak UMKM Manfaatkan Kredit Kukar Idaman
Tak ayal, produk bunga rajut dan gantungan kunci menjadi produk primadona UMKM Hafuza Corasut.
"Best seller bunga mawar saat valentine juga gantungan kunci larena konsumennya anak-anak. Bahkan, customer juga bisa pesan mau rajutannya bentuk seperti apa" tambahnya.
Selain strategi penjualan malalui media sosial, Susilawati juga kerap membangun komunikasi yang baik dengan pelanggannya untuk menarik minat mereka. Sehingga, tak jarang pula, UMKM ini banjir pesanan.
"Untuk souvernir banyak, pesan sebulan dua bulan sebelum acara. Karena sehari bisa 2 hari pengerjaan untuk tas, dan 10 gantungan kunci dalam sehari," lanjut dia.
Meski begitu, lanjut Susilawati, ia masih terkendala tenaga kerja untuk membuat produk rajutannya.
Baca juga: Jadi Penggerak Roda Perekonomian, Andi Harun Tekankan Pelaku UMKM di Samarinda Harus Naik Kelas
Selain itu, packaging atau kemasan produknya juga kerap menggunakan paper bag yang dibuat sendiri.
Biasanya pakai kotak seserahan atau menggunakan paper bag yang dibuat sendiri. Biar bisa dicocokin ukurannya.
"Karena lebih murah juga untuk beli bahannya. Tapi belum ada branding. Masih polosan," pungkasnya.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
| Muncikari Muda Asal Karawang Didakwa Kasus TPPO di Balikpapan |
|
|---|
| Otorita IKN Tingkatkan Literasi Pencegahan HIV/AIDS di Nusantara |
|
|---|
| Transaksi QRIS di Balikpapan Tumbuh 150 Persen, Bukti Optimisme Ekonomi Masyarakat Menguat |
|
|---|
| Pemkot Balikpapan Siapkan Rekrutmen Guru Kontrak, Tambah 500 Formasi Tahun Depan |
|
|---|
| Satgas Polda Kaltim Sidak Harga Beras, Temukan Kenaikan di Kutai Timur Akibat Biaya Transportasi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.