Pilpres 2024

Terus Dorong Hak Angket, Refly Harun Diminta Akui Kekalahan Pilpres, Sebut Pengkritiknya Orang Bodoh

Terus dorong hak angket, Refly Harun diminta akui kekalahan Pilpres 2024, sebut pengkritiknya orang bodoh

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNNEWS/FERDINAND WASKITA
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. Terus dorong hak angket, Refly Harun diminta akui kekalahan Pilpres 2024, sebut pengkritiknya orang bodoh 

TRIBUNKALTIM.CO - Refly Harun kerap dikritik lantaran terus menyuarakan kecurangan Pilpres 2024.

Diketahui, Pakar Hukum Tata Negara ini kerap mengikuti aksi demo terkait kecurangan Pilpres 2024.

Kritik tersebut diungkapkan Refly Harun saat berorasi di depan DPR RI, Jumat (8/3/2024).

Sekadar informasi, di Pilpres 2024 Refly Harun masuk ke gerbong Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) sebagai juru bicara Timnas AMIN.

"Kadang-kadang saya dikritik oleh kubu sebelah sana.

'Demo, demo, mbok ya, ngaku kalau kalah'," ujar Refly kepada massa aksi pendukung hak angket Pemilu.

Baca juga: 50 Tokoh Turun Gunung, Desak 5 Ketum Parpol Gulirkan Hak Angket, Cek Daftar Nama dan Isi Suratnya

Namun, Refly tak menghiraukan kritikan tersebut.

Ia menganggapnya pihak yang mengatakan hal tersebut adalah orang-orang bodoh.

"Kenapa saya katakan bodoh? Hasil pemilu saja belum diumumkan.

Bagaimana kita tahu yang menang dan kalah," tutur Refly.

Refly pun meminta massa aksi untuk tak menyurutkan semangatnya dalam menuntut digulirkannya hak angket Pemilu di DPR RI.

Sebab, ia meyakini terlalu banyak kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2024.

"Terlalu mudah kawan-kawan sekalian kalau kita ditunjukkan untuk memperlihatkan kecurangan yang terjadi di seluruh TPS ini. Mudah sekali.

Tetapi, kita hadir di sini bukan untuk menghitung satu demi satu kecurangan yang ada," paparnya.

Diketahui, Refly memang cukup keras mengkritik pelaksanaan Pemilu 2024 yang disebutnya penuh kecurangan bersifat terstruktur, sistematis dan masif (TSM).

Bahkan, ia juga meminta agar Presiden Jokowi segera dimakzulkan.

"Kita tidak bisa dipimpin oleh pemimpin yang tidak ada etika. Kita tidak bisa dipimpin pemimpin yang curang.

Kita tidak bisa dipimpin pemimpin yang hanya memikirkan keluarganya," ujar Refly.

Baca juga: Imbas Dukung Anies di Pilpres 2024, Kursi Nasdem, PKB, dan PKS di DPRD DKI Meningkat Drastis

Dorong Parlemen Jalanan dan Makzulkan Jokowi

Refly Harun mendorong parlemen jalanan untuk terus melawan kecurangan Pilpres 2024.

Bahkan, Pakar Hukum Tata Negara ini juga berteriak mengajak memakzulkan Jokowi dari kursi Presiden RI.

"Kita harus teruskan kegiatan parlemen jalanan ini.

Karena ini adalah perjuangan konstitusional.

Tapi kalau gara-gara ini kita ditangkap, para pengaman tidak mengerti Undang-Undang Dasar," kata Refly.

Dalam kesempatan itu, Refly juga menjelaskan bahwa tuntutan pemakzulan yang disuarakan mereka terhadap Presiden Joko Widodo adalah hal yang sah secara konstitusional.

"Saya sudah katakan kemarin, kita yang makzulkan Jokowi adalah aspirasi konstitusional.

Aspirasi yang bisa dipertanggung jawabkan. Karena itu, sekali lagi saya minta, teriakan makzulkan Jokowi," ujar Refly.

Menurut Refly, sebenarnya Jokowi sudah harus dimakzulkan sejak dua tahun terakhir lantaran dianggapnya sudah banyak melanggar konstitusi.

Puncaknya, ketika Jokowi secara gamblang terlibat cawe-cawe dalam pelaksanaan Pemilu 2024 untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.

"Tuntutan kita adalah, sudah sejak lama, sudah setahun dan dua tahun berlaku ini, seharusnya presiden kita dimakzulkan.

Sudah terlalu banyak melanggar konstitusi. Mulai dari dugaan ijazah palsu, sampai kemudian cawe-cawe dalam pemenangan paslon tertentu," kata Refly.

Baca juga: Mahfud Bongkar Server Sirekap Pindah Sampai 10 Kali, Bandingkan dengan Kejanggalan Versi Roy Suryo

Ancam Duduki DPR

Saat berorasi di depan DPR pada Selasa (5/3/2024), Refly bahkan mengancam akan mengajak massa aksi untuk masuk dan menduduki Gedung DPR.

Hal itu jika hak angket Pemilu tak digulirkan para wakil rakyat di Senayan.

"Kita berharap, bapak-bapak dan ibu-ibu di belakang (Anggota DPR), mulai menginisiasi hak angket.

Karena itulah kemudian, kita turun, kita dorong, kita support hak angket.

Kalau mereka tidak hadirkan angket, biar kita duduk di DPR, kita buat revolusi lagi, kita buat reformasi lagi," ujar Refly dari atas mobil komando.

Tak Percaya MK

Masih di depan KPU RI, Refly juga sempat terang-terangan tak percaya dengan Mahkamah Konstitusi (MK) ketika harus membawa dugaan kecurangan Pemilu 2024 ke lembaga tersebut.

Namun, dia menjelaskan bahwa secara aturan yang berlaku memang tak banyak cara yang bisa digunakan untuk membawa perkara dugaan kecurangan pemilu, salah satunya melalui MK.

"Tapi persoalannya, kita tidak memiliki pilihan-pilihan yang banyak.

Pilihan yang bisa dilakukan adalah, salah empatnya yang seperti yang saya katakan tadi adalah ke Mahkamah Konstitusi," kata Refly.

Baca juga: Segera Dipanggil Bareskrim, Nasib Roy Suryo Tersangkut Kasus Hukum Buntut Tuduh Gibran Pakai 3 Mic

Minta Pilpres Diulang Tanpa Prabowo-Gibran

Refly juga meminta ajang Pilpres 2024 untuk diulang dan hanya boleh diikuti oleh pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Ketiga adalah mau ga pemilu ini diulang. Diulang siapa lawan siapa? 01 (AMin) versus 03 (Ganjar-Mahfud), 02 bagaimana?," kata Refly.

Massa aksi pun menjawab bahwa pasangan 02 yakni Prabowo-Gibran untuk dibuang ke laut.

Selanjutnya, Refly mengultimatum DPR untuk segera membentuk hak angket Pemilu.

Bila tidak, ia mengancam akan menggerakkan massa untuk menduduki Gedung DPR.

"Kalau mereka tidak hadirkan angket, biar kita duduk di DPR, kita buat revolusi lagi, kita buat reformasi lagi," ujar Refly.

Baca juga: Bukan Prabowo, Terjawab Kenapa Feri Amsari Berani Tunjuk Hidung Jokowi Aktor Kecurangan Pilpres 2024

Tantang IT KPU Diaudit Forensik

Saat berorasi di depan KPU RI pada Rabu (21/2/2024), Refly menantang agar IT KPU dilakukan audit secara forensik.

Sebab, ia mendapatkan informasi bahwa data dalam Sirekap sudah diisi sebelum berlangsungnya pemungutan suara.

"Yang kedua adalah kita berusaha dan kemudian sudah menyampaikan aspirasi agar KPU membuka diri terhadap kemungkinan adanya kecurangan-kecurangan dalam sistem IT-nya.

Dan sistem IT yang bekerja dengan algoritma tertentu yang memenangkan pasangan-pasangan calon tertentu menang," kata Refly.

"Karena itu algoritma itu harus dibuka. Kita harus melakukan pengecekan audit forensik terhadap sistem IT KPU. Itu yang kedua," lanjutnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Rutin Aksi Tolak Pemilu Curang, Refly Harun Akui Kerap Dikritik: Mereka Orang Bodoh

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved