Berita Nasional Terkini
Pemerintah akan Gunakan Teknologi AI untuk Salurkan BBM Subsidi, Luhut Beberkan Cara Kerjanya
Penyaluran BBM subsidi diperketat, Luhut Binsar Pandjaitan ungkap pemerintah akan gunakan Artificial Intelligence (AI), bagaimana cara kerjanya?
Jika pelat nomor tidak masuk sebagai penerima BBM subsidi, maka nozzle pada selang pengisian tidak akan terbuka untuk menyalurkan BBM.
"Jadi orang yang tidak berhak (mendapatkan BBM subsidi) dengan big data yang kita punya, dia nozzle-nya itu yang bikin isi bensin itu otomatis akan mati sendiri karena melihat nomor plat dari mobil itu," jelasnya.
Dengan demikian, hanya kendaraan-kendaraan yang terdaftar sebagai penerima BBM subsidi saja ya bisa menggunakan BBM subsidi.
"Jadi yang kita subsidi adalah orang-orang yang berhak. Jadi sebenarnya target dengan teknologi sekarang itu bisa, dulu 5 tahun yang lalu enggak bisa," tuturnya.
Pembelian BBM subsidi dibatasi mulai 1 Oktober 2024
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi direncanakan berlaku pada 1 Oktober 2024.
Hal itu diungkapkannya saat menjawab pertanyaan media mengenai waktu pasti penerapan pembatasan pembelian BBM subsidi.
"Ya memang ada rencana begitu (diterapkan 1 Oktober 2024). Karena begitu aturannya keluar, permennya keluar, itu kan ada waktu untuk sosialisasi," ujar Bahlil di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Baca juga: BBM Subsidi Dibatasi Mulai 17 Agustus 2024, Luhut dan Menteri ESDM Beda Pendapat
"Nah waktu sosialisasi ini yang saat ini sedang dibahas," imbuh dia. Menurut Bahlil, ketentuan pembatasan BBM subsidi akan diatur dalam bentuk peraturan menteri (Permen).
Bahlil bilang, kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi perlu segera dilakukan karena konsumsinya masih banyak yang tidak tepat sasaran.
Ia mengakui banyak kendaraan mewah yang menggunakan BBM subsidi.
"Iya lah (orang kaya tak boleh konsumsi), kan BBM subsidi untuk yang berhak menerima. Yang berhak menerima subsidi itu kan masyarakat ekonomi menengah ke bawah," ucapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.