Berita Mahulu Terkini

Wakapolres Mahulu Menilai Kasus Kekerasan Asusila di Mahakam Ulu Bak Gunung Es

Kekerasan asusila di Mahakam Ulu (Mahulu) masih menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian khusus di Mahakam Ulu 

Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/KRISTIANI TANDI RANI
Wakapolres Mahulu, Kompol Mochamad Rezsa, menyoroti tantangan dalam penanganan kasus kekerasan asusila di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dia mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga adat, untuk bersama-sama meningkatkan upaya perlindungan terhadap korban dan penegakan hukum di Mahulu. 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Kekerasan asusila di Mahakam Ulu (Mahulu) masih menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian khusus. 

Wakapolres Mahulu, Kompol Mochamad Rezsa, menyoroti tantangan dalam penanganan kasus kekerasan asusila di wilayah yang kaya akan tradisi adat ini. 

Menurutnya, banyak kasus kekerasan asusila yang tidak terungkap, hanya tampak di permukaan, seperti fenomena gunung es.

"Di Mahakam Ulu ini kita melihat bahwa kulturnya masih sangat kental, sangat identik dengan adat," katanya saat ditanyai mengenai perlindungan terhadap korban kekerasan asusila di Mahulu, Selasa (1/10/2024). 

Baca juga: Rotasi di Polres Bontang, Kabag SDM dan Wakapolres Berganti

Ia menjelaskan bahwa meskipun hukum positif tetap berlaku, kearifan lokal dan adat istiadat tidak bisa diabaikan dalam proses penegakan hukum di daerah tersebut. 

Adat dan tradisi memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam menangani kasus-kasus hukum.

"Jadi kita pun tidak bisa mengenyampingkan kearifan lokal ataupun adat istiadat, tradisi, maupun hukum adat yang ada di sini," tambahnya.

Selain itu, pendekatan terhadap pemahaman hukum positif juga menjadi tantangan tersendiri di Mahakam Ulu

Ia menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi agar masyarakat semakin memahami hukum nasional yang berlaku.

"Berkaitan dengan pemahaman hukum positif, kita memerlukan pendekatan sosialisasi dan edukasi. Ini semua perlu kita laksanakan bersama," ujarnya.

Kompol Rezsa juga sepakat dengan pandangan Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak di Mahulu, yang menyebut kasus kekerasan asusila di Mahulu seperti fenomena gunung es. 

Banyak kasus yang tersembunyi di bawah permukaan, tidak terungkap ke publik.

"Ini seperti gunung es, hanya pucuknya saja yang terlihat, sedangkan di bawah permukaan pasti akan banyak kasus yang belum terungkap," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kondisi geografis dan sosial di Mahulu turut mempengaruhi sulitnya mengungkap kasus-kasus kekerasan asusila di daerah ini. 

Kultur masyarakat yang tertutup sering kali menghambat pelaporan kasus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved