Berita Nasional Terkini
Keluarga Korban Ledakan di Garut tak Terima Disebut Pemulung, 10 Tahun Kerja untuk TNI
Keluarga korban ledakan amunisi TNI membantah bahwa para korban merupakan pemulung.
TRIBUNKALTIM.CO - Keluarga korban ledakan amunisi TNI membantah bahwa para korban merupakan pemulung.
Diketahui, sembilan warga sipil tewas akibat pemusnahan amunisi TNI di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Desa Segara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat.
Korban tewas setelah detonator yang hendak digunakan untuk menghancurkan amunisi kedaluwarsa tersebut meledak.
Tak hanya warga sipil, empat prajurit TNI juga turut gugur dalam peristiwa nahas tersebut.
Baca juga: Tak Terima Korban Ledakan Amunisi di Garut Disebut Pemulung, Keluarga: Puluhan Tahun Kerja untuk TNI
Baca juga: Versi TNI, 8 Fakta Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut, 13 Orang Tewas termasuk 9 Warga Sipil
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi mengatakan, keberadaan warga sipil di sekitar lokasi peledakan amunisi sudah biasa terjadi.
Mereka biasanya akan mengumpulkan serpihak logam, tembaga, atau sisa material yang telah musnah.
"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," kata Kristomei, Senin (12/5/2025).
Pernyataan serupa diungkapkan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman.
Baca juga: Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Tinjau Lokasi Banjir di Markas Yonif 611/Awang Long
Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional ini mengungkapkan, warga kerap datang ke lokasi latihan militer untuk mencari selongsong, untuk kemudian dijual ke masyarakat.
"Iya, memang saya mendengar, dan saya sering juga di daerah latihan itu, warga itu pasti memanfaatkan kalau kita latihan nembak, itu kan selongsong-selongsong itu kan kuningan, itu kan bisa dijual oleh mereka," ujar Dudung dalam live Kompas TV, Selasa (13/5/2025).
Namun, Dudung menilai, persoalan ini harus seger ditertibkan.
Masyarakat tak boleh lagi dilibatkan dalam proses pemusnahan amunisi, yang selama ini menurutnya, dilibatkan dalam proses penggalian lubang untuk meledakkan.
Baca juga: Perintah Panglima TNI Amankan Kejaksaan Ditentang Koalisi Masyarakat Sipil, Bukan Tanpa Alasan
Namun, pernyataan Dudung dan Kristomei dibantah keluarga korban.
Agus (55), kakak kandung Rustiwan yang menjadi korban dalam insiden itu, mengatakan, adiknya bukanlah pemulung atau pencari sisa logam.
Sudah 10 tahun terakhir Rustiwan membantu TNI dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa.
| Candaan Politisi PDIP yang Membuat Bahlil Geleng-geleng Kepala, Singgung Posisi Wapres |
|
|---|
| Masih Dikaji Jajaran Menkeu Purbaya, Popok Hingga Tisu Basah Bakal Masuk Barang Kena Cukai |
|
|---|
| Purbaya Minta Diajak Negosiasi Utang Whoosh ke China, Skema Pembayaran Pakai APBN Belum Final |
|
|---|
| Update Harga Emas Antam Hari Ini 11 November 2025 di Logam Mulia Balikpapan |
|
|---|
| Rekam Jejak Arif Satria, Dilantik Prabowo jadi Kepala BRIN, Lepas Jabatan Rektor IPB |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250513_ledakan-amunisi-Garut_13-orang-tewas_9-warga-sipil.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.