Berita Nasional Terkini

Keluarga Korban Ledakan di Garut tak Terima Disebut Pemulung, 10 Tahun Kerja untuk TNI

Keluarga korban ledakan amunisi TNI membantah bahwa para korban merupakan pemulung.

HO/TribunJabar.id
LEDAKAN AMUNISI GARUT - Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). Kanan: sejumlah mobil ambulans disiapkan pada saat keiadian. Keluarga korban ledakan amunisi TNI membantah bahwa para korban merupakan pemulung. (HO/TribunJabar.id) 

Tak hanya di Garut, Rustiwan juga membantu proses pemusnahan di Yogyakarta maupun daerah lainnya.

Baca juga: 32 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Ada Wakil Gubernur Lemhannas hingga Kapuspen Kristomei Sianturi

"Saya sebagai keluarga tak terima kalau adik saya disebut pemulung besi saat kejadian ledakan. Adik saya sudah 10 tahun kerja ke TNI bantu pemusnahan amunisi," ungkap Agus saat ditemui di Kamar Mayat RSUD Pameumpeuk, Garut, pada Selasa (13/5/2025).

Agus menyampaikan kebenaran tersebut saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang datang menjenguk keluarga korban di rumah sakit.

Dedi pun menegaskan bahwa kejadian ini merupakan kecelakaan kerja, bukan insiden yang melibatkan warga yang sedang memulung rongsokan besi bekas amunisi.

"Ini berarti kecelakaan kerja, bukan seperti yang diinformasikan bahwa korban adalah warga yang sedang membawa rongsokan bekas amunisi. Mereka bekerja ternyata membantu TNI," kata Dedi.

Baca juga: Ini Tanggal Pencairan Gaji 13 PNS, Pensiunan, PPPK, TNI dan Polri

Perketat Pengawasan

TNI menyatakan akan memperketat pengawasan dalam kegiatan pemusnahan amunisi menyusul insiden ledakan maut di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang pada Senin (12/5/2025).

Komitmen itu disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (14/5/2025).

"TNI akan memperketat pengawasan kegiatan pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," kata Kapuspen dalam keterangannya.

Baca juga: Gugat UU TNI ke MK, YLBHI sebut Militerisme Terlihat di Era Jokowi, Terang Benderang di Masa Prabowo

Ia menegaskan bahwa TNI akan mengusut tuntas penyebab peristiwa tersebut secara transparan.

Di sisi lain, TNI disebut akan mengevaluasi seluruh prosedur pengamanan dalam aktivitas pemusnahan bahan peledak yang tidak layak pakai.

“Proses investigasi tengah dilakukan oleh tim dari Puspalad bersama pihak terkait guna memastikan penyebab pasti insiden," ungkapnya.

Diketahui, ledakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB di lokasi pemusnahan amunisi milik Gupusmu III Puspalad, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Baca juga: Ini Tanggal Pencairan Gaji 13 PNS, Pensiunan, PPPK, TNI dan Polri

Tempat tersebut merupakan area yang secara rutin digunakan untuk memusnahkan amunisi kedaluwarsa, dan berada di bawah pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Menurut Kristomei, seluruh prosedur keamanan telah menjadi standar dalam pelaksanaan kegiatan.

Namun, insiden tragis ini memaksa TNI untuk meninjau kembali efektivitas penerapan protokol di lapangan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved