Program Makan Bergizi Gratis
BGN Kena Semprot DPR, Ajukan Tambahan Anggaran MBG Rp 28 Triliun Tanpa Restu
Komisi IX DPR menegur BGN karena ajukan tambahan anggaran Rp28,4 triliun tanpa izin. Dibat juga soal keracunan MBG dan kelangkaan ahli gizi.
Kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat dan Sleman terjadi berulang kali, melibatkan ratusan siswa dengan gejala seperti pusing, diare, dan muntah.
Faktor utama yang diduga menjadi penyebab adalah kualitas air dan kebersihan makanan yang kurang terjaga.
Baca juga: Jamin Makanan Higienis, Balai Kekarantinaan Balikpapan Usul Sistem Digital untuk Pantau SPPG MBG
Sulit Cari Ahli Gizi
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa BGN mulai kesulitan mencari ahli gizi untuk direktur, padahal sebelumnnya ahli gizi merupakan profesi yang sulit mencari pekerjaan.
"Tadinya ahli gizi agak sulit mencari pekerjaan, sekarang menjadi salah satu profesi yang langka. Sehingga tadi Komisi IX memberikan saran agar BGN mencari jalan keluar atas kelangkaan tersebut," kata Dadan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/11).
Dadan menuturkan, ahli gizi penting direkrut untuk bekerja di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sebab, ahli gizi berperan dalam memanfaatkan potensi sumber daya lokal yang akan diolah menjadi menu MBG.
Namun, saat ini, keberadaan ahli gizi mulai langka sehingga BGN sulit untuk merekrut mereka.
"Ya begini, prinsip dasar dari program Makan Bergizi Gratis memanfaatkan potensi sumber daya lokal dan kesukaan masyarakat lokal. Sebab itu, di setiap SPPG kita tempatkan ahli gizi yang sekarang mulai langka," ujar Dadan.
Sebagai solusinya, BGN akan membidik profesi terkait lainnya untuk menggantikan ahli gizi di dapur- dapur MBG.
Saat ini, BGN mencari orang-orang lulusan program studi kesehatan masyarakat hingga teknologi pangan untuk bekerja di dapur MBG.
"Dan mungkin kita sudah akan mengarah kepada profesi lain, atau keilmuan lain yang masih terkait, contohnya (lulusan) kesehatan masyarakat dan juga teknologi pangan atau pengolahan pangan," kata Dadan.
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251113_DPR-Tegur-BGN.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.