Gunung Bugis Kampung Narkoba

Asa Gunung Bugis Bebas Narkoba

Gunung Bugis di Kota Balikpapan jadi sorotan setelah dilabeli sebagai Kampung Narkoba, bagaimana caranya agar daerah tersebut terbebas dari narkoba?

Penulis: Sumarsono | Editor: Christoper Desmawangga
DOK PRIBADI
Sumarsono, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim/TribunKaltim.co. 

Mereka tidak ingin stigma “kampung narkoba” itu lahir dari perbuatan "satu dua orang yang salah," namun seluruh kampung yang menanggung akibatnya.

Meski fakta yang diungkap Kasat Resnarkoba Polresta Balikpapan menyatakan bahwa sekitar 90 persen kasus narkoba Balikpapan berasal dari Gunung Bugis.

Data ini menunjukkan Gunung Bugis adalah episentrum, namun pengedar kian licin menggunakan modus 'jejak' dan memanfaatkan dukungan masyarakat lokal.

Baca juga: 7 Fakta Onadio Leonardo Ditangkap Terkait Narkoba: Istri Ikut Diamankan, Kronologi dan Barang Bukti

Bisa jadi fakta itu benar.

Namun, kita tidak bisa serta merta menyalahkan masyarakat.

Seharusnya, ketika terungkap adanya peredaran narkoba di sebuah kawasan, aparat hukum bertindak tegas.

Menurut pengamat hukum, jika fenomena ini terus berlanjut, itu mencerminkan lemahnya komitmen dan pengawasan penegakan hukum di tingkat akar rumput.

Baca juga: Onadio Leonardo Viral Ditangkap karena Kasus Narkoba, Dulu Sempat Akui Kecanduan Obat Terlarang

Mengutip pernyataan Pakar Hukum Dr. Piatur Pangaribuan, SH, MHum, stigma ini tidak akan hilang jika aparat penegak hukum tidak menunjukkan keseriusan revolusioner.

Operasi dan razia rutin terbukti tidak signifikan. Jika narkoba masih bisa beredar—bahkan dikaitkan dengan pelajar, mahasiswa, hingga lingkungan penjara—berarti ada yang salah dalam sistem pengawasan dan integritas aparat itu sendiri.

Fokus pada penangkapan pelaku atau bandar semata hanya memberikan efek sementara.

Selama jaringan pemasok narkoba dari luar daerah, dan modus 'jejak' belum diputus tuntas, pengganti akan selalu muncul.

Baca juga: Rekam Jejak Onadio Leonardo, Eks Vokalis Killing Me Inside yang Tersandung Kasus Narkoba

Ini bukan hanya masalah hukum, tapi komitmen moral dan kemampuan membalikkan citra.

Aparat hukum selayaknya membalikkan citra buruk ini.

Caranya bukan hanya dengan deklarasi simbolik, tetapi dengan indikator berbasis data riil. 

Aparat harus berani menindak siapa pun yang terlibat, termasuk oknum penegak hukum jika terbukti ada kelemahan atau kelalaian.

Baca juga: Pengamat: Stigma Gunung Bugis "Kampung Narkoba" Terbentuk karena Sering Terungkap Kasus Narkoba

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved