Bocah Tenggelam di Balikpapan Utara

'Mama Tolong Aku', Ibu Korban Rasakan Firasat Sebelum Putranya Tenggelam di Kubangan Km 8 Balikpapan

Suasana duka masih menyelimuti kediaman keluarga Nia Karunia Putri (28), ibu dari Muhammad Rifai Alamsyah (9), salah satu bocah korban tenggelam

|
TribunKaltim
ENAM ANAK TENGGELAM - Halaman 01 koran Tribun Kaltim edisi hari ini, Rabu (19/11/2025). Membahas di antaranya insiden enam anak tenggelam di kubangan KM 8 Balikpapan Utara, Kalimantan Timur. (TribunKaltim) 

Penyidikan Terbuka

Polda Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan imbauan keras kepada masyarakat dan pihak pengembang agar meningkatkan kewaspadaan terhadap area berbahaya, menyusul tewasnya enam anak dalam insiden tenggelam di kubangan air wilayah Grand City, Kilometer 8 Balikpapan Utara.

Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yuliyanto, menegaskan bahwa tragedi ini harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak agar kejadian serupa tidak terulang.

“Untuk masyarakat, mari lebih waspada dan awasi anak-anak maupun keluarga kita dari tempat-tempat yang berbahaya. Untuk pengembang, mohon lebih memperhatikan lokasi-lokasi yang berpotensi menimbulkan bahaya. Harus ada rambu peringatan yang jelas dan mudah dipahami,” tegasnya.

Yuliyanto memastikan, kepolisian akan melakukan langkah-langkah koordinatif sekaligus pendalaman mengenai ada tidaknya kelalaian dalam kejadian tersebut.

Ketika dikonfirmasi apakah insiden ini berpotensi mengarah pada tindak pidana, Kabid Humas menyatakan bahwa penyidikan tetap terbuka.

“Bisa saja ada pidana jika unsur-unsurnya terpenuhi. Itu nanti akan ditentukan dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, termasuk pihak yang bertanggung jawab atas lokasi tersebut,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kepolisian akan memeriksa seluruh aspek, mulai dari pengawasan lokasi, keamanan area, hingga tanggung jawab pihak pengembang dan pengelola lahan.

Sementara Polresta Balikpapan terus melakukan penyelidikan terkait peristiwa tewasnya enam anak yang ditemukan di kawasan perairan Balikpapan.

Kasat Reskrim Polresta Balikpapan AKP Zeska Julian Taruna mengatakan, hari ini pihaknya melaksanakan kegiatan TPTKP (Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara) bersama Tim Identifikasi (IDEN) untuk menentukan titik lokasi dan koordinat tempat para korban ditemukan.

"Saat ini kami melaksanakan kegiatan TPTKP bersama IDEN untuk menentukan titik lokasi atau titik koordinat kejadian yang melibatkan meninggalnya enam orang anak-anak," ujar AKP Zeska, Selasa (18/11/2025). 

AKP Zeska menjelaskan proses pengukuran titik koordinat dilakukan dengan melibatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Kami meminta bantuan BPN terlebih dahulu untuk menentukan titik koordinat penemuan mayatnya," katanya.

Usai pengukuran, penyidik akan menentukan langkah lanjutan.

"Setelah hasil dari ini, tindakan selanjutnya kami mengumpulkan alat bukti, Pengumpulan Bahan Keterangan Pulbaket) terlebih dahulu termasuk saksi-saksi," lanjutnya.

Meski proses TPTKP masih berlangsung, polisi memastikan sudah mulai melakukan pemeriksaan saksi.

"Saksi sudah ada beberapa. Kita juga perlu saksi dari BPBD yang menolongnya. Keterangan ini nanti akan kita cocokkan dengan koordinat yang sedang diukur," jelas Kasat Reskrim.

Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa lima orang saksi, terdiri dari pihak keluarga korban serta saksi penemu pertama.

"Sudah lima. Dari pihak korban dan saksi penemu pertama," tambahnya.

Terkait lokasi awal penemuan enam anak tersebut, Zeska mengatakan pihaknya masih mencocokkan data di lapangan.

"Ini kan ada enam korban, apakah tempatnya sama atau berbeda nanti kami kabarkan," ujarnya.

Selain pemeriksaan saksi, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian.

"Saat ini yang kita amankan itu mainan anak-anak, kemudian baju. Termasuk baju korban," ungkap AKP Zeska.

Pihak Polresta Balikpapan memastikan penyelidikan akan dilakukan secara maksimal untuk memastikan kronologi dan penyebab pasti tragedi yang menewaskan enam anak tersebut.

Wawali Instruksikan Pasang Pagar

Wakil Walikota Balikpapan Bagus Susetyo angkat bicara terkait insiden tragis enam anak yang meninggal di kubangan air tersebut.

Memastikan bahwa lokasi kejadian bukan bagian dari pengembangan Sinarmas, melainkan lahan kavling milik warga perorangan.

"Kami menyampaikan duka mendalam, mengimbau untuk orang tua untuk lebih mengawasi anak-anaknya, sehingga menjadi perhatian bersama," kata Bagus. 

Dari infromasi yang ada kubangan tersebut bukan kolam yang direncanakan. Area itu merupakan tanah kavling yang kontur permukaannya lebih rendah dari jalan sekitar, sehingga air hujan menggenang selama bertahun-tahun dan berubah menjadi kolam besar.

“Tidak ada sudetan menuju aliran sungai. Akhirnya air terjebak dan bertahun-tahun menjadi kubangan. Bahkan warga sering memancing di situ,” ujarnya.

Ia menyebut telah berkoordinasi dengan BPBD Balikpapan untuk memberi peringatan kepada masyarakat dan meminta penanggung jawab lahan memasang pagar sementara sebagai langkah pengamanan.

"Kami juga mengimbau keluarga untuk lebih mengawasi anak-anak saat bermain, terlebih lokasi kubangan berada cukup jauh dari permukiman warga, " kata Bagus.

Bagus mengatakan Pemkot telah meminta BPBD untuk berkoordinasi dengan pemilik lahan agar memasang pagar sementara demi mencegah masyarakat mendekati area berbahaya tersebut.

"Kami sudah minta dinas terkait untuk memasang pemberitahuan, lokasi itu juga bukan milik Sinar Mas. Namun karena berdekatan dengan kawasan pengembangan perusahaan, petugas keamanan Sinar Mas kerap memantau area sekitar, " katanya.

“Informasi dari BPBD, penjagaan dilakukan oleh security Sinar Mas. Mungkin saat kejadian mereka sedang istirahat atau pergantian shift,” lanjut Bagus.

Bagus meminta pengembang perumahan besar di Balikpapan memasang pembatas atau pagar duri di titik-titik rawan, termasuk bozem dan bendali, agar tidak membahayakan warga.

Menurutnya, larangan bermain dan berenang sudah terpasang di lokasi, namun pengawasan masih belum optimal.

Sementara itu, karena lahan tersebut milik perorangan, Pemkot memiliki keterbatasan dalam memberikan teguran langsung.

“Saya tidak ingin menyalahkan siapa pun. Ini musibah. Tapi harus menjadi pelajaran agar tidak terulang. Kami mengimbau camat, lurah, hingga RT untuk memantau area rawan genangan maupun potensi longsor,” ungkapnya.

Meminta Klarifikasi

Ketua DPRD Balikpapan, H. Alwi Al Qadri, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden enam anak yang meninggal di sebuah kubangan yang berada di tidak jauh dari kawasan Grand City Km 8, Balikpapan Utara

Alwi menegaskan bahwa perumahan terkait harus dimintai klarifikasi mengenai kondisi lapangan. “Kami sangat prihatin. Kami akan memanggil pihak Grand City untuk menanyakan secara langsung bagaimana kondisi di lapangan,” ujar Alwi.

Ia bersama Ketua Komisi III dan anggota Komisi III DPRD Balikpapan sudah meninjau lokasi kejadian. Dari hasil tinjauan, ditemukan adanya kesalahan mendasar dalam pengelolaan kawasan.

“Perumahan tidak memagari area tersebut. Akses masuk ke kawasan yang berseberangan dengan permukiman warga dibiarkan terbuka. Di dalamnya ada kolam-kolam yang sangat berbahaya bagi anak-anak,” tegasnya.

Menurut laporan warga, sebelum ada kegiatan pematangan lahan, area tersebut merupakan dataran rendah tanpa kolam. Namun setelah dilakukan pengupasan tanah, justru muncul kubangan berukuran besar.

“Kalau pematangan lahan, seharusnya diratakan semuanya. Kenapa malah menyisakan kolam yang berbahaya, terutama untuk anak-anak?” kritik Alwi.

Alwi menambahkan bahwa DPRD sebelumnya sudah mengingatkan seluruh pengembang untuk memasang pagar di setiap bozem atau tampungan air. Namun imbauan tersebut tidak dijalankan.

“Perumahan-perumahan itu sudah kami ingatkan. Tapi kejadian tadi malam membuktikan bahwa pengawasan lemah. Sampai enam anak meninggal sekaligus—ini duka yang sangat luar biasa bagi Kota Balikpapan,” ujarnya.

Alwi menegaskan bahwa pihak Grand City harus ikut bertanggung jawab, termasuk memberikan tali asih kepada keluarga korban. Sementara proses hukum diserahkan kepada kepolisian.

Ia juga mengungkap bahwa lokasi kejadian berada pada area land clearing yang diakses melalui pintu masuk Grand City.

“Semalam saya berada di lokasi. Masuknya melalui Grand City, dan lahannya merupakan area land clearing. Logikanya, siapa lagi yang melakukan pematangan lahan di kawasan itu? Tidak ada perumahan lain selain Grand City,” tegasnya.

DPRD Balikpapan akan memanggil camat, lurah, Dinas Perkim, dan Dinas PU untuk meminta keterangan terkait perubahan kontur lahan serta pengawasan di kawasan tersebut.

5 Jenazah Dimakamkan Satu Liang Lahat

Suasana duka menyelimuti Tempat Pemakaman Umum Kilometer 8, Balikpapan Utara, Selasa (18/11/2025) siang. 

Sekitar pukul 12.00 Wita, enam jenazah anak-anak korban tenggelam di kubangan Jalan PDAM dimakamkan dengan iringan pelayat yang tak henti berdatangan sejak pagi.

Dari pantauan Tribun Kaltim, lima jenazah dimakamkan dalam satu liang lahat berjejer. Masing-masing tetap memiliki sekat pemisah.

Sementara satu jenazah lainnya dimakamkan di liang berbeda, tak jauh dari makam kerabat keluarganya.

Ketua RT 68 Kelurahan Graha Indah, Arianto, mengatakan pemakaman lima korban dalam satu liang lahat terpaksa dilakukan karena keterbatasan ruang di TPU KM 8.

“Kondisi makam kita sudah kategori penuh. Awalnya empat jenazah, tetapi tempat lain tidak ada. Jadi otomatis ditempatkan di situ. Namun masing-masing tetap ada sekatnya,” ujarnya.

Sejak pukul 09.00 Wita, empat rumah duka di RT 37 dan RT 68 telah dipadati keluarga, tetangga, dan warga yang ingin memberikan penghormatan terakhir.

Tangis pecah berulang kali, terutama dari keluarga tiga kakak-beradik yang turut menjadi korban: Alfa Kaltiana Hadi (12), Ica Nawang (11), dan Arafa Lirman Azka Faiez (8).

Tragedi itu juga merenggut nyawa sepupu mereka, Anaya Zaira Azarah (5).

Dua korban lainnya adalah Muhammad Rifai (9) dan Kartika Ardayanti (9), warga RT 37.

Disalatkan Bergantian

Sebelum dimakamkan, seluruh jenazah disalatkan di Masjid Ad-Durun Nafis, tak jauh dari rumah para korban. Prosesi salat jenazah dilakukan bergantian, dimulai pukul 09.30 Wita dengan jenazah Muhammad Rifai, korban terakhir yang ditemukan.

“Posisinya paling bawah saat kejadian, jadi pencariannya lama,” ujar salah satu anggota keluarga.

Arus pelayat terus mengalir hingga siang hari, menandakan besarnya rasa kehilangan atas musibah yang merenggut enam nyawa sekaligus. Seluruh jenazah dimakamkan pada hari yang sama.

Bukan Lahan Grand City

DPRD Balikpapan memanggil manajemen Sinar Mas Land selaku pengembang kawasan Grand City
Balikpapan untuk mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) di Kantor DPRD Balikpapan, Selasa (18/11/2025).

Pemanggilan ini dilakukan menyusul insiden enam anak yang ditemukan tenggelam di sebuah kubangan di Jalan PDAM, RT 37, Kilometer 8, Kelurahan Graha Indah, Balikpapan Utara, Senin (17/11/2025) malam.

Insiden tersebut memicu perhatian luas masyarakat, terlebih karena lokasi kejadian ramai dikaitkan
sebagai bagian dari area pengembangan proyek Grand City Balikpapan.

Land Bank & Permit Department Head Grand City, Piratno, menegaskan bahwa titik kejadian berada di luar kawasan pengembangan Grand City Balikpapan.

Namun, pihaknya tetap diminta oleh para legislator untuk melakukan pemagaran di area sekitar kubangan guna mencegah kejadian serupa.

Menurut Piratno, pihak Grand City sebenarnya telah memasang plang atau rambu larangan masuk di
beberapa titik yang dinilai berisiko.

Berdasarkan pantauan Tribun Kaltim, area kubangan tersebut memang tidak memiliki pagar pembatas.

Permukaan tanah tampak terbuka dengan warna cokelat kemerahan, dikelilingi pepohonan lebat.

Papan larangan yang terpasang di sekitar lokasi justru bertuliskan larangan masuk karena tanah tersebut sedang dalam proses sengketa, bukan peringatan bahaya kubangan.

“Kami diberi waktu 2x24 jam untuk melakukan pemagaran sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Piratno menyampaikan bahwa kejadian ini menjadi perhatian serius bagi pihaknya dan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Ia juga menyampaikan bela sungkawa dan permohonan maaf kepada keluarga seluruh korban.

“Kami juga akan memberikan santunan bagi seluruh keluarga korban,” pungkasnya.

6 Bocah, 90 Menit Pencarian, Satu Tragedi

Senin, 17 November 2025 – Sore Hari

-Sekitar pukul 16.00 Wita

Enam anak warga RT 68 bermain di area kubangan air di lahan perumahan RT 37, Jalan PDAM, Graha Indah, Balikpapan Utara.

-Pukul 17.30 Wita

Warga melaporkan ke Basarnas bahwa enam anak tenggelam di kubangan berkedalaman sekitar 4–5 meter.

-Sebelum tim tiba di lokasi 

Warga menemukan dua anak dan langsung mengevakuasinya. Namun keduanya sudah dalam kondisi meninggal dunia.

-Kedatangan tim Basarnas dan relawan

Tim segera melakukan penyisiran dan penyelaman di lokasi kubangan.

Proses pencarian dimulai dengan teknik selam di dasar kubangan yang berlumpur.

-Penemuan empat korban lainnya

15 menit setelah penyelaman pertama, satu korban berhasil ditemukan.

Tiga korban berikutnya ditemukan secara bertahap hingga seluruh enam anak berhasil dievakuasi.

-Seluruh korban dinyatakan meninggal dunia

Setelah dievakuasi, para korban langsung dibawa ke RS Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) untuk pemeriksaan dan visum.

DAFTAR KORBAN MENINGGAL

Alfa Kaltiana Hadi (12)

Ica Nawang (11)

Arafa Lirman Azka Faiez (8)

Anaya Zaira Azarah (5)

Muhammad Rifai (9)

Kartika Ardayanti (9)

(TribunKaltim.co/ark/edo/dha/ars)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved