Bocah Tenggelam di Balikpapan Utara
Tangis Laili Ceritakan Kehilangan 3 Anak di Kubangan Maut Balikpapan, 'Banyak Komentar Menyalahkan'
Tangis Laili ceritakan kehilangan 3 anak sekaligus di kubangan maut Balikpapan, 'banyak komentar menyalahkan', Kamis (20/11/2025).
Penulis: Ardiana | Editor: Rita Noor Shobah
Di sanalah tawa lima cucunya dulu memenuhi udara setiap hari, sebelum semuanya berubah pada Senin (17/11/2025) petang.
Kelima cucunya, Alfa Kaltiana Hadi (12), Ica Nawang (11), Arafa Lirman Azka Faiez (8), Anaya Zaira Azarah (5), dan Kartika Ardayanti (9), menjadi korban tenggelam di kubangan KM 8 Balikpapan Utara.
Tragedi itu juga merenggut nyawa Muhammad Rifai (9), anak dari tetangganya.
Saat ditemui Tribunkaltim.co di rumahnya, Wa Ala mengenang bahwa sore itu sebenarnya berjalan seperti biasa.
Anak-anak kembali bermain di sekitar rumah sepulang sekolah, seperti rutinitas mereka setiap hari.
Bahkan, salah satu cucu yang paling dekat dengannya, Anaya, sempat meminta makan sebelum kembali bergabung dengan teman-temannya.
Momen sederhana itu kini menjadi kenangan terakhir yang tersisa.
“Mereka sering kumpul, main di sini. Rumah tetangga sepi, rumah saya yang paling ujung itu paling ramai. Cucu saya itu, Anaya, bilang ‘Nek aku mau makan’. Saya kasih nasi, sayur, ikan. Saya ambilin, dia makan sendiri. Abis makan, dia mainan lagi sama teman-temannya,” ujar Wa Ala sembari mengenang, Kamis (20/11/2025).
Menjelang sore, sekitar pukul 17.00 Wita, saat Anaya hendak kembali bermain, Wa Ala sempat mengingatkan agar mereka tidak pergi jauh.
Namun, peringatan itu tak diindahkan. Keenam anak terlihat asik melangkah pergi tanpa menjawab.
“Sempat saya tanya mau kemana? Mau mainan Nek kata mereka. Saya bilang, jangan main jauh-jauh ya. Tapi nda ada jawaban. Saya pikir, sudah asik main,” lanjutnya.
Beberapa jam kemudian, suara tawa anak-anak yang biasanya menyemarakkan rumah itu mendadak berganti menjadi jeritan panik dari para orang tua.
Saat kabar duka menyebar, Wa Ala tersadar bahwa suara tawa itu tak akan pernah terdengar lagi.
“Jadi saya itu kehilangan lima cucu sekaligus,” tutupnya dengan suara lirih.
Ikuti Proses Hukum
Laili mengungkapkan bahwa lokasi kejadian bukan satu-satunya kubangan di wilayah tersebut.
Kubangan-kubangan serupa muncul setahun terakhir setelah kegiatan pematangan lahan.
Sebelumnya, kawasan itu hanyalah kebun berbukit dengan aliran air kecil.
“Sebenarnya juga bukan cuma di situ aja kubangannya. Banyak. Cuma enggak kelihatan dari jalanan. Dulu itu kebun dan berbukit, ada aliran air kecil aja, gak ada kubangan. Setelah pematangan lahan, baru terbentuk kubangan,” ungkapnya.
Meski kehilangan tiga anak dan satu keponakan, Laili memastikan seluruh proses hukum akan ia serahkan sepenuhnya kepada aparat berwenang.
Namun, ia berharap pemilik lahan memasang pagar pada area atas kubangan yang dekat dengan permukiman warga sebagai langkah pencegahan.
“Masalah ini biar urusan hukum. Kalau kayak tuntutan secara pribadi itu enggak ada. Saya ikuti proses hukumnya saja,” pungkasnya. (TribunKaltim.co/Ardiana Kinan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251118_cekungan_kubangan_lokasi-6-anak-tewas-tenggelam-di-Balikpapan-Utara_3.jpg)