Pertemuan AS dan Korut

Bertemu Hari Ini, Jalan Panjang Pertemuan Trump dan Kim Jong Un, Dua Rival yang Banyak Kesamaan

Berawal dari keinginan Kim Jong Un untuk bertemu dengan Trump dan berdialog mengenai upaya perdamaian di Semenanjung Korea.

Editor: Amalia Husnul A
New Strait Times-AFP PHOTO / SAUL LOEB AND ROSLAN RAHMAN
Presiden AS, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Hari ini, Selasa (12/6/2018) Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara akan menggelar pertemuan di Singapura.

Pertemuan yang juga kerap disebut Singapore Summit ini akan menjadi bersejarah.

Perjalanan panjang mewarnai komunikasi keduanya hingga akhirnya sepakat bertemu.

Berawal dari keinginan Kim Jong Un untuk bertemu dengan Trump dan berdialog mengenai upaya perdamaian di Semenanjung Korea yang disampaikan pada 1 Januari 2018.

Baca: Obati Jerawat dengan Lidah Buaya, Ini 4 Cara yang Gampang Dicoba

Baca: Dinar Candy Ngaku Dapat Ancaman dari Fans Marko Simic, Usai Unggah Bukti Pelecehan

Baca: Ini 6 Usaha Dadakan yang Kerap Muncul Jelang Lebaran, Bukan Hanya Jasa Penukaran Uang

Pada 26 Februari 2018, pihak AS menyatakan bersedia berunding dengan Korut pada waktu yang tepat.

Selanjutnya, pada 9 Maret 2018, Trump menyatakan bersedia bertemu Kim Jong Un.

Pada 10 Mei 2018, Trump umumkan pertemuan dengan Kim pada 12 Juni di Singapura. Berikut infografik perjalanan panjang pertemuan Donald Trump-Kim Jong Un:

Jalan panjang menuju pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un.
Jalan panjang menuju pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un. ((Kompas.com))

Kedua pemimpin negara ini memang tampak sebagai rival. Namun, sesungguhnya banyak kesamaan antara keduanya.

Trump, presiden tertua AS saat dilantik awal tahun lalu, akan genap berusia 72 tahun pada Kamis mendatang.

Sementara, Kim Jong Un yang diyakini baru berusia pertengahan 30-an termasuk di antara para kepala negara termuda tetap sudah berkuasa selama enam tahun.

Kim Jong Un, setelah kakak tirinya tersingkir dari percaturan calon penerus kepemimpinan, dipersiapkan selama beberapa tahun untuk menduduki puncak piramida kekuasaan di Korea Utara.

Baca: Kazan, Salah Satu Kota Penyelenggara Piala Dunia yang Mayoritas Penduduknya Muslim, Ini 5 Faktanya

Baca: Belgia Vs Kosta Rika, Romelo Lukaku Sumbang 2 Gol, Belgian Red Devils Menang 4 - 1

Baca: Sudah Bayar Zakat? Ini 8 Golongan yang Berhak Menerima Zakat Fitrah di Bulan Ramadan

Dan, karena Korea Utara adalah negara dengan sistem satu partai, maka Kim Jong Un tidak perlu mengkhawatirkan soal pemilu atau pendapat rakyat soal dirinya.

Sebaliknya, Trump mencapai Gedung Putih setelah berkarier sebagai pengusaha properti dan bintang reality show di televisi.

Semua hal itu kemudian disusul dengan kampanye presiden yang mengusung tema-tema populisme yang menjungkalkan sistem politik AS.

Berbeda dengan Trump yang bergelar presiden, Kim meski berkuasa tidak memiliki gelar jabatan yang sama. Sebab, gelar presiden seumur hidup sudah menjadi hak sang kakek, Kim Il Sung, meski dia sudah meninggal dunia pada 1994.

Uniknya, dalam beberapa hal Trump dan Kim Jong Un memiliki beberapa kesamaan. Apa saja?

Baca: Ada Penumpang Bikin Gurauan Bom di Pesawat, Akibatnya Penerbangan Delay 10 Menit

Baca: Rindu pada Anaknya, Maia Estianty Pilih Berlebaran bersama El Rumi di Inggris

Baca: Kick Off Mulai Kamis, Berikut Jadwal Lengkap Siaran Langsung (Live) Piala Dunia 2018 Rusia

Urusan keluarga

Kedua pemimpin lahir dan dibesarkan dalam kemewahan, terlibat dalam urusan keluarga, dan menunjuk keluarga terdekat duduk dalam posisi penting.

Menjadi keturunan Kim Il Sung menjadi dasar legitimasi Kim Jong Un memimpin Korea Utara. Pyongyang bahkan membuat propaganda yang menampilkan kesamaan antara Kim Jong Un dan sang kakek dari sisi penampilan, kebiasaan, hingga bentuk tulisan tangan.

Saudarinya, Kim Yo Jong kini menjadi salah satu pembantu dekat Kim Jong Un. Dia pernah menjadi utusan sang kakak saat menghadiri Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan.

Kim Yo Jong juga menemani sang kakak saat berunding dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan mendampingi saat Kim Jong Un berkunjung ke China.

Kini, Kim Yo Jong juga berada di Singapura. Dia terbang dengan pesawat berbeda demi menjaga kelangsungan garis darah keluarga Kim jika bencana terjadi.

Baca: Ini Jagoan Uya Kuya di Piala Dunia 2018

Baca: Balap Formula-1 Kacau, Model Beken Kanada Kibarkan Bendera Finis Terlalu Cepat

Baca: Grace Natalie Tahu Siapa Orang di Balik Hulk, Hanya Produksi Konten-konten Sampah!

Sementara itu, ayah Presiden Trump, Frederick Christ Trump, adalah seorang pengusaha properti yang memulai usahanya dari bawah.

Setelah Trump sendiri meneruskan bisnis properti itu dan menjadi presiden AS, dia menunjuk sang putri Ivanka sebagai asisten dan menantunya, Jared Kushner sebagai penasihat.

Sedangkan sang putra, Donald Trump Jr menjadi salah satu anggota penting tim kampanyenya.

Loyalitas adalah harga mati

Kesamaan lain adalah baik Trump dan Kim Jong Un sama-sama menuntut loyalitas tanpa batas dari orang-orang di sekitarnya. Selama menjadi presiden, Trump sudah memecat beberapa orang di lingkaran terdekatnya, karena satu dan lain hal.

Baca: Bupati Berau Muharram Dilaporkan Panwascam Ke Polres

Baca: Ditunggu para Penggemar Marvel, Ini Kabar Terbaru Film Avengers 4

Baca: Aktor Ini Terus Berlatih demi Film Gundala Garapan Joko Anwar

Beberapa "korban" Trump adalah direktur komunikasi Gedung Putih Hope Hicks, penasihat ekonomi Gary Cohn, penasihat keamanan HR McMaster, Menlu Rex Tillerson, dan Menteri Urusan Veteran David Shulkin.

Sementara Kim Jong Un belum lama ini menunjuk pejabat baru di Biro Politik Umum, sebuah unit militer yang amat berkuasa. Direktur baru lembaga itu digambarkan sebagai sosok yang "amat dipercaya" sang pemimpin.

Kim juga  menunjukkan otoritasnya baik di Partai Pekerja dan militer dengan cara menyingkirkan mereka yang dianggap rival potensial.

Salah satu korban paling senior adalah sang paman sekaligus mentor Jang Song Thaek, yang dieksekusi pada 2013, karena dianggap berkhianat.

Sosok lain yang tersingkir adalah suadara tiri Kim Jong Nam yang tewas di bandara internasional Kuala Lumpur akibat serangan zat racun.

Baca: Inilah Data Sanksi yang Diberikan Komdis PSSI Terhadap Borneo FC

Baca: Soal Pemberian Parsel, Ini Kata Wabup Berau Agus Tantomo

Baca: Mulai Kedodoran Kejar Alisson Becker, Liverpool Siap Incar Kiper Lain

Meski belum terbukti, banyak pengamat yakin pembunuhan Kim Jong Nam merupakan perintah Pyongyang. Penggemar retorika Kedua pemimpin ini sama-sama gemar melontarkan retorika dan ancaman.

Tahun lalu Kim menyebut Trump sebagai "orang pikun gila". Pernyataan itu langsung dibalas Trump yang menyebut Kim sebagai "little rocket man".

Namun, dalam peran diplomatik barunya yang membuatnya untuk pertama kali pergi ke luar negeri setelah enam tahun, Kim berubah drastis.

Dia menjadi sosok yang amat sopan, terhormat, bahkan menyenangkan saat bertemu dengan pemimpin China dan Korea Selatan.

"Dengan melihat hal ini, saya kira mereka akan siap untuk saling mendengarkan. Saya kira mereka bisa berdialog dengan baik," kata John Delury, guru besar Universitas Yonsei. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kim Jong Un dan Donald Trump, Dua Rival yang Punya Kesamaan", https://internasional.kompas.com/read/2018/06/11/22205101/kim-jong-un-dan-donald-trump-dua-rival-yang-punya-kesamaan?page=all
Penulis : Ervan Hardoko
Editor : Ervan Hardoko

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "INFOGRAFIK: Jalan Panjang Pertemuan Donald Trump-Kim Jong Un", https://internasional.kompas.com/read/2018/06/12/06300031/infografik--jalan-panjang-pertemuan-donald-trump-kim-jong-un
Penulis : Akbar Bhayu Tamtomo
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved