Ibu Kota Baru Tak Aman? Potensi Tsunami di Teluk Balikpapan, Peneliti Dapat Bukti di Selat Makassar
Lokasi ibu kota baru tak aman? Potensi tsunami di Teluk Balikpapan, Peneliti Inggris dapat bukti di Selat Makassar.
TRIBUNKALTIM.CO - Lokasi ibu kota baru tak aman? Potensi tsunami di Teluk Balikpapan, Peneliti Inggris dapat bukti di Selat Makassar.
Relatif aman dari gempa dan tsunami jadi alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur atau Kaltim.
Lokasi persisnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Adapun lokasi Pusat Pemerintahan berada tak jauh dari Teluk Balikpapan yang berhadapan langsung dengan Selat Makassar.
Terkait hal itu, para ilmuwan Inggris mengidentifikasi adanya potensi risiko tsunami di wilayah Ibu Kota Negara Indonesia yang baru tersebut.
• Kabar Gembira, Bukan Akhir Tahun, Jokowi Ungkap Virus Corona Mulai Ringan di Bulan Ini, Ada Catatan
• Di Kalimantan, Satpol PP Sudah Main Fisik Mirip Polisi India, Pukuli Pelanggar PSBB Pakai Rotan
• Ditegur Jokowi, Luhut Beri Alasan Beda Aturan dengan Terawan dan Anies, Presiden: Dulukan Kesehatan
Perkiraan ini keluar setelah terdapat bukti adanya sisa-sisa tanah longsor bawah laut di Selat Makassar antara pulau Kalimantan dan Sulawesi..
BACA JUGA:
• Pengamat Ini Sebut Pembangunan Ibu Kota Negara Baru di Kaltim Harus Cerminkan Budaya Lokal
• Saran Faisal Basri Proyek Ibu Kota Negara Dihentikan Dulu, Tak Ada Guna SDM Terjangkit Virus Corona
• Daya Beli Properti Menurun, REI Balikpapan Beber Batu Bara Anjlok, Ibu Kota Negara jadi Angin Segar
Meskipun itu merupakan bukti sisa tanah longsor kuno, namun dikhawatirkan jika peristiwa demikian terulang kembali, maka kemungkinan akan terjadi tsunami besar yang mampu menggenangkan Teluk Balikpapan yang dekat dengan wilayah IKN baru.
Kendati demikian, pihaknya tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap perkiraan tersebut.

• Tiba-tiba Muncul Komentari Video Ariel NOAH, Najwa Shihab Buat Kaget, Tawarkan Diri Ajari 1 Hal Ini
"Kami masih harus melakukan banyak Penelitian untuk dapat menilai situasi ini.
Namun pemerintah Indonesia sendiri tetap perlu menjadikan hasil Penelitian tersebut sebagai sebuah pertimbangan untuk berjaga-jaga," kata Dr Uisdean Nicholson dari Heriot-Watt University, Inggris kepada BBC News seperti yang dilansir TribunKaltim.co, Kamis (23/4/2020).
Tim Peneliti Inggris dan Indonesia juga telah melakukan pengambilan data seismik untuk menyelidiki sedimen dan struktur tersebut di dasar laut Selat Makassar.
Dari survei itu, diketahui terdapat 19 zona yang dapat mengalami longsor bawah laut dan beberapa di antaranya berisi ratusan kubik material yang bisa menghasilkan gelombang besar di permukaan laut.
"Tanah longsor atau mass transport deposits (MTD) tersebut, dapat diteliti dengan mudah melalui data seismik," jelas Dr Rachel Brackenridge, selaku penulis kajian Penelitian itu.
Seluruh MTD yang diteliti tersebut, berada di sisi barat dengan kedalaman 3.000 meter di bawah permukaan laut.
Tanah longsor yang dapat mengeluarkan jutaan sedimen meter kubik setiap tahun itu, melintasi Selat Makassar dan sebagian besar berada di sebelah selatan Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
BACA JUGA:
• Pandemi Corona, Dinkes Kutim Berharap Tidak Ada Transmisi Lokal di Kutai Timur
• Soal Sembako Gratis, Wabup PPU Minta RT Hingga Lurah dan Kades Tidak Minta Pungutan ke Warga
• Gubernur Kaltara Irianto Lambrie Bantu Warga yang Dikarantina di BKPSDM Bulungan
Sedimen-sedimen itu telah terbawa arus ke tempat yang lebih dangkal, menumpuk di tempat tersebut selama ratusan tahun dan kemudian akan bereaksi menjadi longsor apabila terdapat gempa bumi.
Perkiraan para Peneliti, longsor akan terjadi setiap 2,6 juta tahun.
Tim Peneliti ini telah berencana untuk mengunjungi daerah pesisir Kalimantan untuk mencari bukti fisik dari tsunami purba dan memetakan jenis gelombang apa saja yang bisa mengenai garis pantai.
Indonesia pernah mengalami dua peristiwa tsunami yang disebabkan oleh tanah longsor, salah satunya adalah yang terjadi pada tahun 2018.
Saat itu, sisi gunung berapi Anak Krakatau yang runtuh dan terpisah oleh karena gempa di lereng Teluk Palu, Sulawesi, menyebabkan gelombang besar yang menghantam garis pantai dan sejumlah daerah pesisir di wilayah tersebut.
BACA JUGA:
• Pengetatan Sosial Diterapkan, Kualitas Udara di Balikpapan Nomor 1 Terbaik dari 39 Kota di Indonesia
• Pasien Pertama Positif Corona di Berau Kondisi Membaik, Tiga Masih Mengalami Keluhan
Kendati demikian, kewaspadaan Indonesia sendiri terhadap ancaman tsunami sudah tumbuh dan jauh lebih baik sejak gempa megathrust yang mengakibatkan tsunami di Aceh pada tahun 2004.
"Penelitian ini bertujuan memperkaya pengetahuan masyarakat tentang geologi dan geofisika Indonesia serta menambah pemahaman kita tentang bahaya sedimentasi dan tanah longsor di Selat Makassar.
Harapannya, masa depan Penelitian ilmu bumi dapat menggunakan pendekatan multi-ilmiah dan bisa berkolaborasi dengan pihak internasional," kata Ben Sapiie dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
(*)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Penelitian Inggris Memperkirakan Adanya Potensi Tsunami Besar di Teluk Balikpapan, https://kaltim.tribunnews.com/2020/04/23/Penelitian-inggris-memperkirakan-adanya-potensi-tsunami-besar-di-teluk-balikpapan.