Terima Berkas Perkara Kasus Dugaan Pungli Oknum ASN, Kejari Berau Segera Limpahkan ke PN Tipikor

Berkas perkara kasus dugaan pungutan liar atau Pungli yang diduga dilakukan oleh oknum ASN berinisial EEH

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL NURKARIM
Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Berau, Mosezs Sahat Reguna mengatakan terakhir dikembalikan berkas perkara pada Senin lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Berkas perkara kasus dugaan pungutan liar atau Pungli yang diduga dilakukan oleh oknum ASN berinisial EEH (55) dan penyelenggara negara berinisial TRM (47) akhirnya telah dinyatakan lengkap (P 21) oleh Jaksa Penuntut Umum.

Kasi Pidsus Kejari Berau, Mosesz Rahat Reguna mengatakan proses pelimpahan tersangka dan barang bukti (tahap II) berjalan lancar pada Senin (19/10/2020)

Sebelum dilimpahkan ke Rutan Tanjung Redeb, kedua tersangka diperiksa lebih dulu oleh jaksa, mulai pukul 13.00 wita hingga 15.00 wita.

Terkait pelimpahan berkas perkara ke pengadilan negeri Tipikor Samarinda, lanjut Mosesz pihaknya mengupayakan akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

Baca Juga: Biaya Vaksinasi Corona Ditanggung APBN, Tahap Awal Diperuntukan Buat 9,1 Juta Orang

Baca Juga: Tidak Berlibur ke Luar Rumah Kala Akhir Oktober, Mendagri Tito Karnavian: Kita Menahan Diri

Untuk pelaksanaan sidangnya sendiri Kasi Pidsus Kejari Berau itu mengaku belum mengetahui.

Karena berkenaan dengan pandemi sehingga perlu berkoordinasi dengan PN Tipikor Samarinda.

Pasti dalam waktu sesingkat-singkatnya berkas akan kami limpahkan ke pengadilan. Untuk selanjutnya menyusun berkas dakwaannya.

Kalau mengenai pelaksanaan sidangnya. "Kami perlu berkoordinasi dengan pihak pengadilan dulu. Apakah secara daring atau seperti apa nanti,” tegasnya.

Diketahui, penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut dilakukan sejak 27 Maret 2020 hingga 9 Oktober 2020 itu mengungkap sejumlah fakta baru.

Baca Juga: Kabar Vaksin Corona akan Diberikan Secara Gratis? Bio Farma Angkat Bicara

Baca Juga: BREAKING NEWS Tambang Emas Sekatak Kaltara Telan Korban, 5 Penambang Dilaporkan Tertimbun

Berdasarkan kronologis penangkapan, tersangka TRM diamankan lebih dulu pada 31 Maret dan berselang sehari, tersangka EEH ikut diamankan pada 1 April.

Keduanya sama-sama diamankan di Kecamatan Segah beserta sejumlah barang.

Diduga, TRM menerima uang sebesar Rp 600 juta yang dikirim ke rekening pribadi tersangka dari 3 kelompok tani.

Masing-masing adalah Kelompok Efrianto sebesar Rp 300 juta, Kelompok Karang Taruna (Lukman) sebesar Rp 200 juta dan Kelompok Tepian Sei Agung sebesar Rp 100 juta.

Sedangkan EEH diduga menerima uang sebesar Rp 412,5 juta yang dikirim kerekening pribadinya.

Dirinya juga kembali menerima uang sebesar Rp 100 juta dari kelompok Karang Taruna dan Kelompok Dewan Adar Kesultanan Gunung Tabur sebesar Rp 10 juta.

Keduanya diterima tersangka secara tunai langsung.

Sedangkan barang bukti lainnya adalah 4 lembar bukti setoran tunai dengan 3 lembar milik EEH dan satu milik TRM, 1 lembar buku tabungan, 1 bundel rekening koran dan 3 buah handphone.

Baca Juga: Wapres Maruf Amin Beber Sejak Zaman Nabi Ada Pandemi, Ada Pola Pentingnya Cuci Tangan

Baca Juga: Bukan Teori Semata, Kemendikbud Meminta Mahasiswa Sosialisasikan Protokol 3M Tangkal Corona

Juga berkas dokumen surat keputusan pengangkatan penyelenggara negara, satu surat keputusan pengangkatan PNS.

Copy Leges Dokumen SKPTN (Surat Keterangan Penguasaan Tanah Negara) dari masing-masing pemilik anggota kelompok masyarakat.

Dan copy Leges dokumen SKPT (Surat Keterangan Pelepasan dan Pembebasan Penguasaan Atas Tanah).

Baca Juga: Pembatasan Aktivitas Jam Malam Lantaran Pandemi covid-19, Begini Tanggapan PHRI Samarinda

Baca Juga: Bangun Ibu Kota Negara, Penajam Paser Utara Strategis, Jadi Bahan Penelitian Universitas Pertahanan

Baca Juga: Kapal Ferry yang Tenggelam di Kutai Timur Ditarik Pemilik Kapal, Satu ABK Masih dalam Pencarian

"Dari masing-masing Ketua Kelompok Masyarakat Kepada PT. Marina Bara Lestari,” jelasnya

Atas perbuatannya, kedua tersangka terancam Pasal 12 huruf e dan Pasal 11 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 KUHPidana.

(TribunKaltim.co/Ikbal Nurkarim)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved