Berita Balikpapan Terkini
SKK Migas Kalsul Alami Kendala Operasional
Kepala SKK Migas Perwakilan Kalsul Syaifudin menyebut saat ini secara operasi, masih ada satu kendala yang pihaknya monitor di lapangan
Penulis: Heriani AM | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) perwakilan Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul), tahun 2020 meski mencatat kinerja lebih rendah dari tahun 2019 tetap melampaui target yang ditetapkan.
Kepala SKK Migas Perwakilan Kalsul Syaifudin menyebut saat ini secara operasi, masih ada satu kendala yang pihaknya monitor di lapangan, Rabu (6/1/2021).
"Yakni Mubadala Petroleum bermasalah sejak 7 Desember 2020 karena terjadi kebocoran pipa dengan LPO 115 mmscfd. Saat ini masih dilakukan perbaikan," ujar Syaifuddin.
Baca juga: Gubernur Kaltim Ditanya Jatah Vaksin, Isran Noor: Aku Ini Masih Muda, Umur 36 Tahun jadi Tidak Perlu
Baca juga: Pemberlakuan Rapid Test Antigen, Tengok Reaksi Penumpang di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan
Baca juga: Walikota Balikpapan Rizal Effendi Beber Alasan Rapid Antigen Belum Berlaku di Jalur Laut
Diperkirakan, perusahaan migas asal Abu Dhabi tersebut akan kembali normal minggu ke-2 Januari 2021. Syaifuddin menyebut pihaknya terus memonitor dan siap memberikan dukungan penuh.
"Di perwakilan Kalsul sendiri, terdapat 52 titik pengawasan. Dimana titik pengawasan lifting kami terdiri dari satu pengawas utama dan 9 pengawas lifting," jelasnya.
Untuk diketahui, capaian produksi siap jual (lifting) minyak dan kondensat tetap diangka 100 persen dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2020 yang sebesar 78.947 bph. Tepatnya 105 persen dari data Januari-Oktober 2020 yang dirilis SKK Migas Kalsul.
Baca juga: SKK Migas Akui 2020 Jadi Tahun Sulit Bagi Industri Migas, Tapi Target Lifting Tetap Terlampaui
Baca juga: Optimis Kinerja Hulu Migas Membaik, Ini Target SKK Migas di 2021, Fatar Yani: No Decline Produksi
Baca juga: Pemkab Paser Tekankan SKK Migas Kalsul Terus Lakukan Pengawasan pada Pihak Kontraktor
Adapun kontribusi wilayah kerja di wilayah Kalsul berkontribusi sebesar 12 persen dari lifting minyak nasional yang sebesar 704.522 bph. Target lifting minyak dalam APBNP 2020 secara nasional sebesar 705 ribu bph.
Sedangkan untuk lifting gas di Wilayah Kalsul sebesar 1.702 juta standar kaki kubik (mmscfd), lebih rendah dari periode Januari-Oktober 2019 yang mencapai 1.864 mmscfd.
Namun bila dibandingkan dengan target APBNP yang sebesar 1.597 mmscfd, maka capaiannya di atas 100 persen.
Baca juga: Upaya SKK Migas Kalsul Capai Target 1 Juta Barel Perhari Pada Tahun 2030
Baca juga: SKK Migas Kalimantan Sulawesi Sumbang 12 Persen Produksi Migas Nasional 2020
Baca juga: Inspiring Talk SKK Migas, Pandemi Covid-19 Jadi Momentum Industri Kecil untuk Bangkit Lebih Besar
"Untuk lifting gas Kalsul atas target APBN 2020 sebesar 106,5 persen," tambah Syaifuddin.
Ia menambahkan target lifting gas dalam APBNP 2020 sebesar 5.556 mmscfd.
Sedangkan realisasi nasional hingga Oktober 2020 sebesar 5.464 mmscfd.
Kontribusi wilayah kerja Kalsul sebesar 31 persen dari realisasi lifting gas nasional.
(Tribunkaltim.co/Heriani)