Berita Kubar Terkini

Layak Jadi Percontohan, BumKa Gleo Asa di Kubar Sukses Alirkan Air Bersih ke Rumah Warga

Namun kini masyarakat Kampung Gleo Asa sudah menikmati air bersih berkualitas yang secara otomatis sudah mengalir ke seluru rumah warga

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Kepala Kampung (Kepala Desa) Gleo Asa, Kabupaten Kutai Barat menunjukan meteran air bersih yang mulai dirasakan seluruh warga.TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL 

TRIBUNKALTIM.CO,SENDAWAR -  Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu sebagai keperluan sehari-hari.

Pada umumnya, air bersih dapat diperoleh dari aliran air alam atau yang disediakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bagi daerah tertentu.

Berbeda dengan penduduk kampung Geleo Asa, Kecamatan Barong Tongkok,  Kabupaten Kutai Barat.

Baca juga: Truk Terparkir di Tepi Jalan Ring Road Samarinda, ketika Dicek Sopirnya Ditemukan tak Bernyawa

Baca juga: Dinas Perdagangan Instruksikan Pedagang Tempati Lapaknya di Dalam Pasar Pandan Sari Balikpapan

Sebelumnya mereka harus susah payah memperoleh air bersih dengan cara membeli atau bahkan menimba air sumur untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun kini masyarakat Kampung Gleo Asa sudah menikmati air bersih berkualitas yang secara otomatis sudah mengalir ke seluru rumah warga melalui saluran pipa yang terpasang.

Menariknya lagi, air bersih tersebut diperoleh dari sumber mata air pegunungan yang kemudian dikelolah secara mandiri oleh penduduk Kampung Gleo Asa melalui Badan Usaha Milik Kampung (BumKa).

Baca juga: Areal Konsesi Milik PT MHU di Loa Kulu Kukar Diduga Digali Perusahaan Lain

Baca juga: Gunung Bugis tak Lagi Jadi Sarang Transaksi Narkoba, Polisi Endus Pergeseran Area di Balikpapan

Kepala Kampung atau Kepala Desa (Petinggi Kampung) Gleo Asa, Omosogianto mengatakan BumKa yang memanajemen pelayanan air bersih tersebut dibangun menggunakan anggaran dana desa (DD). 

"BumKa ini sendiri awalnya dubangun menggunakan Dana Desa, itu sebelum saya kemudian dilanjutkan dan tekah dirasakan oleh seluruh masyarakat disini" ungkapnya, saat ditemui di rumahnya di Kampung Gleo Asa, Senin (8/4/2021).

Lebih lanjut Omosogianto menjelaskan, program air bersih ini telah dibangun sejak tahun 2016 dan beroperasi pada tahun 2017 sampai saat ini sudah memgakir ke seluruh rumah warga.

 "Air bersih tersebut bersumber dari  mata air pengunungan yang berjarak 2 kilo dari perkampungan, yang airnya ditampung diatas gunung lalu dialirkan ke rumah warga kampung.

Baca juga: UMKM di Kaltim Menunjukkan Arah Transformasi Digital yang Meningkat, Pasarkan Produk secara Online

Untuk pengeloaan diserahkan BumKa kampung Geleo Asa, seperti pemeliharaan dan operasionalnya. Jikalau ada kerusakan BumKa lah yang memperbaiki mulai dari pipa yang pecah terkena kayu maka Bumkalah yang ganti,”jelasnya.

Dipaparkannya, bahwa masyarakat Geleo Asa yang kampungnya berjumlah 230 Kepala Keluarga (KK) dengan penduduk sebanyak 720 jiwa tidak memakai air bersih dari PDAM.

Ketersediaan air bersih tersebut cukup murah bagi masyarakat hanya Rp 1000 /meter kubik (Pergentong/1000 liter).  Dengan rincian perbulannya dihabiskan sekitar 500-600 liter kubik atau 5-6 gentong perbulan tergantung dari pemakaian masyarakat itu sendiri.

“Untuk biayanya ditentukan sesuai hasil kesepakatan suara masyarakat kampung, melalui musyawarah akhirnya menjadi seribu rupiah per gentongnya hingga sekarang,” paparnya.

Menurut Omosogianto selain air bersih BumKa juga mengelola koperasi pinjaman uang untuk masyarakat kampung Geleo Asa yang membutuhkan dana darurat untuk keluarga yang sakit. Koperasi Pinjam ini pun juga sudah berjalan dan berkembang.

Selain itu juga, Kampung Gleo asa berencana melakukan pemangkasan jalan tani dipegunungan yang selama ini menjadi akses utama pergerakan roda pertanian masyarakat kampung Gleo Asa.

"Jadi itu sistmnya nanti gotong royong karena kan itu jalan tani akses satunnya petani di sini, itu di atas buktit jadi kita pangkas sedikit kita ratakan supaya aksesnya bisa dilalui saat musim hujan. Kalau gak begitu petani disini selalu ngekuh gak bisa pergi meladang kalau musim hujan karena jalan tadi gak bisa dilewati, licin, " pungkasnya. 

Penulis:Zainul Marsyafi/Editor: Samir Paturusi

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved