Horizzon
Raung Sirene Demokrasi dari Bulaksumur
Kita mencatat, usai akademisi UGM membuat Petisi Bulaksumur, Universitas Islam Indonesia (UII) kemudian melakukan langkah yang sama.
Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Syaiful Syafar
Bukankah orang yang haus kekuasaan sengaja memerkosa demokrasi?
Bukankah orang yang tamak dan rakus diuntungkan dengan hukum yang bisa dibeli, dan mereka yang oportunis lebih suka menempel dengan penguasa yang korup?
Hampir bersamaan dengan proses elektoral yang telah kita sepakati bersama dan prosesnya tengah berjalan, bangsa ini juga punya pekerjaan besar untuk mencari kesimbangannya.
Baca juga: Fatwa Politik dari Kopi Daeng
Bersamaan dengan pesta demokrasi yang seremoninya berlangsung 14 Februari nanti, kita disadarkan oleh hal-hal elementer yang perlu kita benahi bersama.
Kita tentu berdoa, semoga bangsa ini mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.
Kita tidak berharap butuh 'berita besar' untuk meluruskan arah demokrasi yang bengkok.
Kita tak butuh 'berita besar' untuk mengembalikan hukum kembali menjadi panglima dan kita tak perlu 'membuat berita besar' untuk menghilangkan kekuasaan yang rakus.
Kita berharap, cita-cita besar yang tengah disuarakan oleh kalangan kampus ini bisa diraih melalui jalan damai yang demokratis.
Untuk memastikan itu, kita cukup untuk merasa berada di frekuensi yang sama.
Ingat, selain kaum oportunis yang mencari peruntungan dengan menempel ke penguasa, koruptor yang rakus serta penguasa yang gemar mengebiri hukum, masih ada dua golongan yang tidak sependapat dengan suara kampus.
Mereka adalah anak-anak bangsa yang sudah putus asa dengan masa depan bangsa ini plus satu lagi, yaitu mereka yang memilih tersandera kedunguan. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/ibnu-taufik-juwariyanto-pemimpin-redaksi-tribun-kaltim.jpg)
                
												      	
				
			
											
											
											
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.